Miracle 3 (MarVin Vamps AU NSFW)

3.4K 231 1
                                    

Read at your own risk!!!

MarVin

Marcus dan Kevin sudah kembali ke kamar mereka; setelah di usir oleh Fajar tentunya. Selama mereka otw ke kamar mereka, Kevin anteng banget nempel sama Marcus, bahkan Marcus sampai harus menggendong pemuda itu untuk memudahkannya bergerak.

Sedari tadi Kevin juga tidak henti hentinya ngendusel ke lehernya. Markus berhipotesis mungkin Kevin mulai lapar.

"Vin, lu laper?" Kevin mengangguk pelan dengan kepalanya masih setia berada di leher Marcus.

Marcus membuka pintu kamar mereka, berjalan masuk, dan menutupnya dengan kakinya. Salah satu kelebihan menjadi werewolf adalah kekuatan ekstra. Jadi Marcus cukup kuat menggendong Kevin hanya dengan satu tangan.

Marcus mendudukkan dirinya di pinggir kasur, dengan Kevin masih di gendongannya. Jadi sekarang posisi Kevin berada di pangkuan Marcus, dengan kakinya melingkar di pinggang pemuda yang lebih tua darinya itu.

"Vin?"

"Ya koh?"

"Kamu laper kan?" Kevin menjauhkan wajahnya dari leher Marcus. Ia mengangguk pelan dan membiarkan Marcus mempersiapkan diri untuknya. Satu lagi hal yang menguntungkan jika memiliki pasangan werewolf, dari awal produksi sel darah mereka lebih banyak dari manusia biasa. Jadi ia tidak perlu menahan diri saat menggigitnya pertama kali.

Manik pemuda kelahiran Banyuwangi itu tak bisa melepas pandangannya dari leher mulus Marcus. Ia membasahi bibirnya dengan lidah sambil menunggu Marcus melepas kaosnya; agar tidak kena darah katanya.

"Drink, baby," Marcus mendongakkan kepalanya, memberikan akses pada Kevin. Tanpa menunggu lama, Kevin menghujamkan taringnya ke leher Marcus.

Kevin mendesah pelan ketika darah pemuda yang lebih tua darinya itu membasahi kerongkongannya. Rasanya jauh lebih enak dari yang Kevin bayangkan. Manis, tapi tidak seperti minuman yang di jual di luar sana yang menggunakan pemanis buatan.

Sementara itu Marcus melingkarkan tangannya di pinggang Kevin; sekaligus agak turun sedikit, mencegah pemuda itu terjatuh. Sesuai dengan instingnya, pinggulnya bergerak menggesek miliknya dengan milik Marcus. Sementara tangan Marcus semakin berani dengan kelakuannya.

"Vin," panggil Marcus dengan nada rendah dan meremas bokong kenyal Kevin penuh nafsu. Kevin bergindik penuh nafsu hanya karena suara Marcus yang terdengar begitu dominan di telinganya.

"Ya koh?"

"Kamu sengaja mancing aku?" Marcus menyeringai, ia membalikkan posisi mereka, sekarang Marcus sudah berada di atas Kevin.

"Hah?" Nafas Kevin memburu, tanpa sadar dirinya sudah turn on. Sejak kapan?!

"Jadi mau lanjut apa enggak nih?" Tanya Marcus sambil membelai dede Kevin yang mulai bangun. Yang punya hanya bisa mendesis nikmat dan mengangguk.

"Good boy,"

YOU'VE BEEN WARN!!!

-----------------------R-18!!!------------------------

Marcus melumat bibir Kevin dengan lembut, ia masih bisa merasakan sisa darahnya yang masih berada di mulut Kevin. Beruntung Marcus punya super healing, jadinya Kevin tak perlu repot-repot menjilat bekas lukanya.

Tangan Marcus yang nganggur menyelinap masuk ke dalam kaos Kevin, mengelus dadanya, lalu berhenti di kedua puting Kevin yang sudah mulai tegang. Jemarinya mulai memainkan dua titik sensitif di dada Kevin. Mengelus, mencubit, menekan, dan memelintirnya secara bergantian.

"Ahhn- koh-" Marcus menjauhkan tubuhnya dari Kevin. Ia membuka kaos serta celana Kevin, lalu melemparnya asal. Kevin sudah merentangkan kedua kakinya lebar, memberikan Marcus pemandangan yang begitu indah.

"Sabar sayang," Marcus menjilat bibirnya lagi, lalu mengeluarkan lube dari lacinya.

"Sejak kapan koh-"

"Buat jaga jaga aja," Marcus mengolesi jemarinya dan juga lubang Kevin, dan mulai bekerja di bawah sana.

Kevin tak henti hentinya mendesah di setiap gerakan jemari Marcus. Ia juga menggerakkan pinggulnya sesuai dengan irama tangan Marcus yang asik keluar masuk dan meregangkannya.

Marcus merasa Kevin sudah siap, dan membalurkan lube ke benda kebanggaannya yang baru saja keluar dari kandangnya.

"K-Koh tunggu!" Kevin memberhentikan gerakan Marcus ketika kepala kepunyaannya sudah menyentuh lubang Kevin.

"Kenapa?"

"P-Pake kondom dulu," wajah Kevin yang sudah merah, bertambah merah. Marcus masih menatap Kevin dengan kebingungan.

"A-Aku beda sama vampir yang ada di pelatnas. Aku bisa h-hamil," sekarang Kevin menutupi wajahnya dengan telapak tangannya. Well, Kevin gak tau pasti sih, dia taunya dari dokter ketika ia masih remaja.

"Ohh... Uhhh... Tunggu sebentar," Marcus bangkit dan mengobok-obok isi lacinya. Rasanya ia pernah dapet prank gift berupa kondom. Dan perasaannya benar, ia menemukan sekotak kondom d*rex yang untungnya belum expired.

Marcus mengambil dua bungkus dan merobek bungkusannya, lalu memasangkan keduanya di bendanya. Pengamanan ganda, biar Kevin gak tekdung.

Marcus kembali ke posisinya dan melanjutkan aktivitas mereka. Pemuda yang lebih tua itu mulai mendorong bendanya masuk, Kevin sedikit mendesis karena ukuran Marcus yang terbilang cukup besar.

"Shit Vin, kamu sempit banget-" Marcus menggeram penuh nafsu dan menggenjot Kevin dengan perlahan. Tapi itu tidak bertahan dengan lama, Marcus mulai menggenjot lebih cepat ketika mendengar suara desahan dari Kevin.

Gerakannya semakin lama semakin cepat, hingga akhirnya keduanya mencapai orgasme bersamaan.

*

Sementara itu, di samping kamar mereka, Fajar dan Rian sedang asik cuddling dengan Rian bersandar di dada Fajar sambil memakan mcflurry yang di belikan oleh Fajar. Kalau Fajar lagi megang ponselnya di depan Rian dan dirinya, sambil streaming Boboiboy dari YouTube.

"Et dah itu berdua, baru aja jadian udah skidipapap aja," komentar Fajar ketika suara suara yang bisa di katakan cukup tak senonoh terdengar dari kamar sebelah.

"Biarin aja kali Mas, namanya juga kebanyakan hormon," Rian masih menyantap es krimnya dengan damai, seperti ia tidak terganggu sama sekali dengan suara dari kamar sebelah.

"Iya juga ya. Tumben kamu pinter Ian," Fajar mendapat sikutan keras dari Rian, tepat di perutnya.

"Terserah kamu Mas,"

Shuttle F-ing Cock one shot! (BxB) [Very slow update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang