Occult Epilog (FajRi Cops AU)

1.5K 230 32
                                    

FajRi

Sudah hampir sebulan Fajar terbaring di atas ranjang rumah sakit dalam keadaan koma. Berbagai macam mesin menempel di tubuhnya, untuk menunjang kehidupan pemuda itu.

Peluru yang mengenai Fajar merupakan peluru yang di design untuk pecah ketika menghantam sesuatu, sehingga tidak dapat terlacak. Pecahan peluru tersebut itu lah yang menyebabkan daerah kerusakannya lebih besar dari peluru biasa.

Tak sedikit pecahan peluru itu yang mengenai paru paru Fajar dan juga beberapa diantaranya menyerempet jantung pemuda itu.

Karena tingkat kerusakannya yang tinggi di tambah ia kehilangan banyak darah, bahkan para dokter sudah pesimis bahwa Fajar akan bangun dari koma.

Untungnya saat itu sang dokter menyampaikannya kepada Hendra, sementara Ahsan mengalihkan perhatian Rian untuk pulang dan berganti baju.

Hari ini, giliran Rian menjaga Fajar setelah selesai dari persidangan Goh dan juga kelompoknya. Mereka mendapatkan hukuman penjara seumur hidup karena 9 pembunuhan dan percobaan pembunuhan terhadap anggota kepolisian.

Rian melepas dasi miliknya dan membuka dua kancing teratas kemeja yang ia gunakan. Semenjak Fajar masuk rumah sakit, Rian sama sekali tidak merasakan mual ataupun ngidam, seolah tubuhnya paham akan kondisi sang suami yang sedang tidak mampu berurusan dengan hormon kehamilannya.

"Mas Fajar... Hari ini persidangan kasus kita berjalan lancar... Mereka mendapat hukuman penjara seumur hidup. Kata kapten Inoue juga di transfer ke departemen kita," Rian tersenyum sendu, tangannya menggenggam tangan kanan Fajar yang tidak terpasang selang infus.

Tak lama, pintu di belakang Rian terbuka, menampakkan Lee Yong Dae yang memegang mcflurry untuk Rian, bermaksud untuk meningkatkan moodnya sedikit. Memang, pria kelahiran Korea itu sudah menganggap Rian sebagai adik iparnya.

"Makasih kakk," Rian menyambut mcflurry dari Lee Yong Dae dengan antusias, namun tidak seantusias biasanya, seolah setengah dari jiwanya menghilang.

Lee Yong Dae hanya tersenyum dan mengelus rambut hitam Rian dengan lembut, sebelum kembali memasukkan kedua tangannya ke kantung celana jeans yang ia kenakan.

"Hey Fajar, cepatlah bangun. Rasanya sepi di sini tanpa humor receh dari lu," Rian mengangguk menanggapi perkataan Lee Yong Dae, sembari asik memakan mcflurry.

"Juga, lu harus bertanggung jawab sama anak lu hey! Bikinnya aja enak, masa gak mau tanggung jawab sih!" Pemuda Korea itu masih memaksakan senyum. Ia sudah mendengar perkataan dokter dari Hendra, hanya Rian lah yang tidak tau kondisi Fajar yang sebenarnya. Mereka sengaja tidak memberi tau karena khawatir dengan kehamilan Rian.

Lee Yong Dae berbincang sebentar dengan Rian, lalu izin undur diri karena ia masih ada pekerjaan. Sesampainya di mobil, pria itu menyalakan mesin dan memukul setirnya dengan kencang. Ketika air matanya perlahan mengalir tanpa ia bisa hentikan.

"Damn it!" Diam diam, Lee Yong Dae benar benar tidak puas akan keputusan hakim yang hanya memberi hukuman penjara seumur hidup.

*

Sementara itu, suasana di kantor tak jauh beda dengan rumah sakit. Mereka baru menyadari bahwa selama ini yang menghidupkan suasana adalah sikap konyol Fajar. Kau baru akan menyadari betapa pentingnya seseorang di hidupmu ketika orang tersebut hampir di renggut darimu.

Jonatan dan Anthony benar benar mencoba fokus mengerjakan laporan kasus mereka. Namun seolah pikiran mereka menolak untuk fokus. Seolah begitu berat untuk menyelesaikan tugas mereka tanpa kehadiran Fajar.

"Damn it," Jonatan menjatuhkan kepalanya ke atas meja, berusaha membuat otak cemerlangnya untuk bekerja. Saking kerasnya ia menjatuhkan kepalanya sampai membuat detektif dan beberapa polisi menengok ke arahnya, mungkin berpikir apakah kepalanya terluka atau tidak.

Shuttle F-ing Cock one shot! (BxB) [Very slow update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang