ViMot
A/N: Saya lupa menulis tentang kagune kemot di meet the ghouls 2 😂
Tapi sudah saya tambahkan di sana. Sepertinya akhir akhir ini saya kurang fokus, saya minta maaf akan itu 🙏
Anyway, happy reading!
Hari itu merupakan hari Minggu. Hari dimana manusia mengeluh akan hari esok. Hari dimana manusia bersenang senang melepas penat dan bersiap untuk hari esok.
Berbanding terbalik dengan pemuda mungil satu ini, seorang Ghoul Loner yang tidak memiliki pack. Sebenarnya Kento ini malas sekolah, tetapi demi menunjang dalam penyamarannya menjadi manusia, pemuda itu terpaksa sekolah.
Kento terduduk manis di apartemennya. Bukan apartemen mahal, hanya sebuah apartemen murah yang masuk ke budgetnya sebagai part timer di toko koran. Ponselnya yang bisa di bilang barang baru- ia dapatkan dari korban sebelumnya, ia mainkan dengan lihainya. Dengan Kento sebagai anak IT dan mahir dalam hacking, Kento sudah menghapus bersih segala jejak di ponsel itu.
Hingga sebuah pesan masuk ke ponselnya. Kento terdiam, rasanya ia tidak pernah memberikan nomor telponnya ke siapapun
Kento merenggut, memang normal ya orang salah sambung malah bertanya nama siapa yang ia salah sambungi?
TF?! Bertemu lagi? Oke, orang ini benar benar mengerikan. Stalker? satu satunya stalker yang mengikutinya hanya CCG. Apa jangan jangan orang ini CCG?
"Shoot!" Kento menepuk jidatnya dengan panik, ia sudah memberikan nama aslinya. Yasudah lah, jika memang orang ini ajalnya, setidaknya Kento sudah menjalani hidup dengan sebisanya.
*
Kento berjalan dengan lesu menuju apartemennya sepulang sekolah. Dalam pikirannya nanti malam apa ia harus berburu atau mengerjakan pr, karena memang persediannya sudah mau habis. Ia menegak kopinya perlahan.
Hingga tubuh kecilnya menabrak sesuatu yang besar di depannya, hingga tubuh kecilnya terjatuh.
"Ah maaf! Aku sungguh tidak sengaja, Kau tidak apa apa?" Sesuatu itu mengulurkan tangannya, yang di sambut oleh tangan Kento. Ia meratapi kopinya yang hampir habis berceceran di aspal. Untungnya tidak mengenai bajunya.
"Ya, aku tidak apa apa," Kento menepuk nepuk celananya untuk membersihkan kotoran di sana. Pemuda mungil itu mendongak, matanya langsung terkunci pada kedua manik biru muda yang indah di hadapannya. Yang menabraknya itu menggunakan baju semi kasual, kemeja putih tanpa dasi di balut oleh blazer hitam di gulung hingga siku dan jeans berwarna biru dongker, di tangan kirinya ia memegang sebuah suitcase berwarna silver. Rasanya ia familiar dengan suitcase itu.
Kento membulatkan matanya ketika bau familiar menyapu hidungnya. Pemuda tinggi itu jelas jelas bukan ghoul, tapi ia tau apa isi suitcase itu. Quinque. Pemuda ini seorang CCG.
"Kamu tidak apa apa?" Pemuda itu melambai-lambaikan tangannya di hadapan Kento, membuat pemuda itu langsung tersadar.
"Ah, aku tidak apa apa," Kento tersenyum kaku, tapi sepertinya pemuda itu tidak mengetahuinya. Mungkin.
"Emm... Aku minta maaf atas kopimu, bagaimana kalau aku traktir di kedai langgananku? Tidak jauh kok dari sini," pemuda itu tersenyum minta maaf sebelum kembali mengulurkan tangannya.
"Oh ya, namaku Viktor. Viktor Axelsen,"
"A-Apa?" Kento menatap pemuda itu dengan terkejut, masa iya apa yang stranger itu katakan semalam benar benar terjadi?!
"Viktor, namaku Viktor Axelsen. Ada yang salah?" Viktor menatap Kento dengan bingung, karena pemuda mungil itu masih gelagapan di hadapannya.
"Kamu! Kamu yang menghubungiku semalam!"
"Semalam?" Viktor malah memiringkan kepalanya sedikit, mencoba mengingat apa yang terjadi semalam.
"Masa kamu tidak ingat?" Kento melipat kedua tangannya, ia mencoba sebisa mungkin untuk tidak takut dengan pemuda raksasa(baginya) di hadapannya. Viktor menggeleng dengan innocent.
"Kento. Namaku Kento Momota," Viktor langsung ber'oh' ria dengan semangat.
"Oh! Kalau begitu sekalian aku traktir permintaan maafku karena sudah mengganggumu semalam," Viktor tersenyum sumringah, sementara Kento hanya bisa menggelengkan kepalanya. Masa iya CCG membiarkan detektif junior macam Viktor memegang quinque tanpa pengawasan? Maksudnya, lihat dia, bersikap seperti anak anjing yang baru saja di adopsi.
"Terserahlah," Kento menatap pemuda itu dengan malas, sebelum tangannya di tarik menuju kedai makanan itu. Kento hanya pasrah, ia harus tetap memasang topeng untuk menyamar sebagai manusia. Apa lagi yang menariknya ini CCG.
Keduanya sampai dengan cepat di tempat itu. Jujur, kedai makanan hari itu cukup ramai, dan Kento tau tempat itu. Ia pernah dengar tempat ini bukan kedai biasa, kedai ini juga berfungsi sebagai tempat berlindung para ghoul yang sedang bersembunyi dari CCG atau membutuhkan bantuan. Ia juga pernah dengar owner dari tempat ini salah satu lulusan dari universitasnya.
"Selamat datang!" Suara ceria menyapa mereka ketika masuk. Ketika Kento melihat itu siapa, ia langsung kenal dengan wajah itu. Penjaga kedai hari itu merupakan adik dari seniornya yang terkenal dengan 'dewa bulutangkis' di kampusnya. Di sampingnya berdiri pemuda jangkung yang hampir menyamai Viktor, hanya berbeda pemuda itu berwajah baby face dan memiliki mata sipit.
"Mau pesan apa?" Pemuda jangkung itu mendekati mereka dengan nota di tangannya.
"Saya pesan satu cappuccino dan satu porsi chicken drumstick, Kamu?" Viktor menatap Kento yang sedang membaca baca menu.
"Satu espresso," Ujar Kento akhirnya.
"Kamu tidak makan?" Kento menggeleng.
"Tadi sudah makan di kampus," Kento tersenyum kaku, tapi sepertinya Viktor puas dengan jawabannya.
"Yasudah, itu saja," Viktor tersenyum kepada sang Waiter, yang mengangguk dan membaca ulang pesanan mereka sebelum meninggalkan keduanya.
"So, Momota, bolehkah aku bertanya sesuatu?" Dagu Viktor bertumpu pada kedua punggung tangannya, menatap Kento dengan tajam.
"Boleh....?" Jawaban Kento terdengar seperti pertanyaan, tapi Viktor mengabaikannya.
"Oke, jadi kamu kuliah jurusan apa?" Kento menelan ludahnya, ini bukan pertanyaan tricky kan? Ayolah Kento, bersikap seperti manusia.
"IT, Tapi ngambilnya game development,"
"Wah benarkan? Berarti kamu bisa ngebuat game dong?" Viktor bertanya dengan antusias, tapi Kento menggeleng.
"Belum, belum sampai di situ. Mungkin aku bisa membuat game sendiri ketika lulus," Kento mulai merelakskan tubuhnya, ia merasa pemuda satu itu bukan ancaman bagi dirinya untuk sekarang.
"Kalau kamu, kuliah atau kerja?" Kali ini Kento yang balik bertanya, berharap mendapat informasi dari pemuda itu.
"Ah, aku sudah lulus akademi dua tahun lalu. Akademi Ghoul Investigator," ujar Viktor dengan bangganya.
"Berarti sekarang kamu CCG?" Viktor mengangguk dengan semangat, sebelum pesanan mereka datang.
"Selamat menikmati," ujar sang Waiter ketika makanan dan minuman mereka sudah terhidang. Kali ini bukan pemuda jangkung itu yang menghidangkannya, tetapi seorang pemuda berwajah manis tersenyum hangat pada mereka.
"Terimakasih," Viktor membalas senyumannya, sebelum menyantap makanannya sambil melanjutkan obrolan ringan dengan Kento.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shuttle F-ing Cock one shot! (BxB) [Very slow update]
Fiksi PenggemarBxB Sekumpulan one shot- mungkin lebih tentang penyiksa bulu angsa demi olahraga. Rata rata mengandung unsur AU Bagi nama atlet ataupun orang yang namanya saya mention disini, tidak ada sangkut pautnya dengan yang di dunia nyata. Buku ini hanya sek...