FajRi
Setelah Fajar terlelap, Rian menyelinap masuk ke dalam kamar mandi. Ia mengambil sebuah benda berbentuk oval dari lemari obat, dan mengamatinya. Ia masih tidak percaya hasil dari benda itu- sebuah test pack yang ia beli memunculkan hasil dua garis vertikal. Positif.
Rian memang sengaja tidak memberi tau kepada Fajar bahwa dirinya bisa hamil. Ia termasuk kasus bayi unik dengan perbandingan 1:10.000.000 kelahiran di dunia. Persentase ia untuk hamil pun terbilang rendah. Hanya 3%. Hanya segelintir orang yang tau akan kondisinya. Orang tuanya, dan juga Taufik; karena ia membaca laporan kesehatan Rian tentunya. Haruskah ia memberi tau Fajar? Bagaimana jika nanti Fajar malah menolaknya?
Tetapi semua pikiran negatif Rian sirna ketika ia ingat bagaimana Fajar berjuang mati-matian untuk menyakinkan orangtuanya agar bisa meminangnya. Rian yakin Fajar mau nerima apa adanya. Rian juga tau Fajar berhak tau akan kehamilannya, karena ini anaknya juga.
"Aku kasih tau besok pagi deh," batin Rian dan kembali menyimpan test pack tersebut di tempat yang aman. Ia berpikir ini harus menjadi kejutan untuk Fajar.
Ia keluar dari kamar mandi dan kembali masuk ke kamar. Fajar sedikit terbangun ketika beban Rian kembali menaiki kasur, dan membuka sebelah matanya untuk mengecek siapa yang masuk.
"Dari mana Ian?" Fajar membuka kedua tangannya lebar, dan tubuh Rian langsung memenuhi ruang diantaranya.
"Kamar mandi mas," jawab Rian dan mendapat gumaman halus dari Fajar yang kembali terlelap. Malam itu Rian tertidur di dalam dekapan hangat Fajar.
*
Ternyata rencana Rian gagal total. Pagi ini mereka terlalu sibuk untuk sekedar bercakap. Pagi mereka terlalu hectic untuk bahkan sekedar meminum kopi. Hasil forensik kemarin sudah datang, begitu pula hasil dari tim CSI. Profile tersangka juga berderet panjang. Setidaknya ada 10 orang di ruangan itu ketika 'upacara' pemanggilan setan berlangsung. Mungkin lebih.
Tim CSI menemukan 10 jejak dengan ukuran dan sol sepatu yang berbeda. Dengan satu di antaranya cocok dengan teori Fajar bahwa setidaknya ada satu anggota tentara, baik pensiun maupun aktif. Hal tersebut karena salah satu dari sol sepatu tersebut merupakan sol dari sepatu standard yang dimiliki seorang tentara.
Jonatan dan Anthony juga bergabung dengan Fajar Rian untuk memecahkan kasus ini. Ihsan dan Bayu tidak bisa berabung, karena mereka sudah memegang kasus lain.
"10 person of interst, salah satunya adalah seorang tentara. Untuk saat ini kita baru menemukan 3 kor-" ucapan Fajar terpotong oleh Bayu yang baru masuk.
"9. 9 korban untuk kasus ini. Gue sama Ican barusan dapet laporan 6 korban lagi di temukan oleh salah satu CSI yang lagi off duty," Bayu diikuti oleh Ihsan dan seorang pemuda berperawakan mungil uwu.
Keempatnya menengok ke arah Bayu dan otomatis menatap wajah pemuda uwu itu. Rasanya di mata Fajar pemuda itu familiar, ia pernah liat dimana ya?
"Nama saya Takuto Inoue, saya perwakilan dari tim CSI yang akan bergabung dengan tim Fajar untuk membantu kasus ini," ujar Inoue diakhiri dengan sedikit membungkuk. Ah.... Tentu saja, Fitriani pernah cerita pada Fajar bahwa ada rekannya yang sangat berprestasi. Orangnya ramah, baik, telaten juga. Bisa di bilang Inoue ini idaman semua orang deh yang ada di crime lab.
"Selamat bergabung....?" Fajar bingung mau manggil pake nama depan apa belakang. Kalo pake nama depan nanti kurang sopan.
"Panggil aja Inoue," ujarnya dengan senyuman uwu.
"Ah, selamat bergabung, Inoue,"
"Nyk, kayaknya lu ada saingan paling uwu deh sekarang," Anthony menyikut tulang rusuk Jonatan begitu ia mendengar bisikan pemuda di sampingnya itu. Sikutan Anthony mendapat respon desisan sakit dari Jonatan, gitu gitu sikutnya Anthony tajem.
"Paan si,"
Inoue hanya tersenyum melihat ulah Anthony dan Jonatan, setidaknya suasana disini lebih hidup dibanding dengan crime lab yang hanya di penuhi oleh deru mesin lab dan langkah kaki. Setidaknya selama ia berkerja disini akan menyenangkan.
*
Hari itu kelima orang tersebut lembur. Inoue dari tadi sibuk dengan email-nya, Fajar dan Rian sibuk dengan teori teori serta profiler tersangka mereka. Sementara Jonatan dan Anthony pergi membeli makan serta kopi untuk mereka.
"Inoue, tim CSI nemu sidik jari gak?" Kali ini Fajar menyaut, masa crime scene begitu bersih tanpa sidik jari?
"Sebentar.... Oh ada! Tapi masalahnya belum teridentifikasi siapa yang punya sidik jarinya," ujar Inoue dan mem-foward beberapa email kepada Fajar.
Fajar dan Rian mencermati email yang Inoue kirim, dan terjadilah diskusi diantaranya.
Dari email yang Inoue kirim, mereka beberapa tersangka yang terekam kamera CCTV yang terpasang di dekat sekolah tersebut. 3 diantara puluhan orang yang lewat terlihat mencurigakan, dan salah satunya menggunakan sepatu tentara.
"Jay, pause videonya," Fajar langsung memenuhi perintah Rian. Video tersebut terhenti tepat ketika seseorang di antara ketiganya mendongak menatap CCTV, tepat beberapa detik sebelum rekaman CCTV itu habis. Tak lama Jonatan dan Anthony kembali, dengan 2 kotak pizza berukuran jumbo di tangannya.
"Makanan datang~ Sambil kerja ayo ngemil pizza!" Ujar Jonatan dan membuka satu box pizza di atas mejanya. Ia mengeluarkan pisau portabel dari laci mejanya, lalu memotong pizza yang masih lengket dengan satu sama lain.
"Jo, Nyk, sini bentar deh" panggil Fajar sambil melambaikan tangannya untuk memanggil keduanya.
"Aya naon?" Anthony mendekat, dan ia langsung mengerti apa yang Fajar mau.
"Mukanya familiar sih Jay, tapi pernah liat dimana ya?" Ujar Anthony, tak lama Jonatan bergabung dan mengamati wajah itu.
"Bukannya itu sih siapa itu namanya..... Si ituuu....... Aduh lupa gue," Jonatan menggaruk kepalanya yang tidak gatal, kenapa di saat seperti ini ia harus lupa nama orang?
"Siapa Jo? Lu jangan ngegantungin gitu dong, gak enak di gantungin Jo," Fajar kembali menyaut dan membiarkan Rian mengambil alih komputernya.
"Bentar Jay gue inget inget dulu. Oh! Namanya Gohh.... Goh siapa gitu,"
"Goh V Shem?"
"Nah itu!"
"Bukannya dia masih di penjara karena penyelundupan dan penipuan?" Kelima mahkluk itu menengok ke arah suara wanita yang menyaut dari arah lobby, dan disitu berdirilah seorang gadis anggun yang merupakan detektif wanita teranggun, Gloria.
Gloria ini salah satu detektif yang memiliki bidang yang sama dengan detektif yang terkenal akan ketengilannya. Ia bekerja di bagian narkotika dan pasar gelap. Sementara Fajar dan Rian bekerja di bidang pembunuhan dan penculikan.
"Lu blom denger beritanya ya? Ada beberapa tahanan yang berhasil kabur karena diduga di bantu sama orang dalem," Akhirnya Rian angkat bicara, namun matanya masih lekat menatap layar komputer.
"Ohhh dia salah satunya toh,"
"Ngomong-ngomong, lu ngapain jam segini di kantor Glo?" Tanya Fajar sembari meraih sepotong pizza. Ia belum makan dari siang, perutnya keroncongan sedari tadi.
"Ngambil barang yang ketinggalan, habis ini mau balik lagi," terdengar suara 'ohhhh' serentak dari meja Fajar. Sementara sedari tadi Inoue masih diam dengan laptopnya yang ia bawa.
"Anyway, balik lagi sama si Goh, ada yang tau dimana letak rumahnya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Shuttle F-ing Cock one shot! (BxB) [Very slow update]
FanfictionBxB Sekumpulan one shot- mungkin lebih tentang penyiksa bulu angsa demi olahraga. Rata rata mengandung unsur AU Bagi nama atlet ataupun orang yang namanya saya mention disini, tidak ada sangkut pautnya dengan yang di dunia nyata. Buku ini hanya sek...