Control (DanFik Ghoul AU)

1.4K 173 18
                                    

DanFik

Fajar dan Rian kembali memasuki ke kedai makanan punya Lin Dan juga Taufik. Kedua senior mereka sudah menunggu di dalam dengan pakaian tempur masing masing. 

"Maaf membuat kalian menunggu," ujar Fajar pelan sebelum mendapat tepukkan hangat dari Taufik. 

"Tidak apa apa, lagipula kedai baru saja tutup. Aku dan Lin Dan juga baru selesai berganti baju," Taufik tersenyum hangat, sangat berbeda dengan Lin Dan yang terlihat cuek. 

"Yasudah, ayo kita segera berangkat. Keburu kemalaman nanti," ujar Taufik dengan semangat dan memimpin jalan. Sementara  Fajar, dan Rian mengikuti pemuda riang itu dari belakang layaknya anak ayam mengikuti induknya.

*

"Kontrol kagunemu!" Suara teriakan Lin Dan menggema di dalam gedung itu. Kini, Taufik, Lin Dan, Fajar, dan juga Rian berada di tempat 'latihan' yang sengaja di bangun oleh Lin Dan untuk melatih ghoul seperti Fajar dan juga Rian. Ghoul yang belum lihai menggunakan kagune mereka.

"E-Enggak... Aku gak bisa-" Fajar tersungkur di tempatnya, ia mencakar lantai di bawahnya ketika Koukaku yang sekarang menjadi miliknya bergerak dengan liar di luar kendali Fajar. Rian menatap dari pinggir dengan khawatir, sementara Taufik yang berdiri di sampingnya hanya diam. Taufik dan Rian memang sudah menyelesaikan latihan mereka lebih dulu, sementara ini Rian masih mempelajari serangan yang cocok dengan tipe kagunenya juga cara bertarungnya. 

Lin Dan mendecih kesal. Lagipula manusia macam apa yang tega menjadikan manusia lain sebagai bahan percobaan hah?! Maksudnya, lihat Fajar, jelas jelas ia manusia yang di ubah menjadi ghoul, apa itu namanya bukan kelinci percobaan?

Lin Dan menghujam salah satu Rinkakunya tepat di samping kepala Fajar mengenai lantai, membuat pemuda itu tersentak kaget.

"Lin Dan!" Taufik berseru dengan keras, dengan maksud menegur kekasihnya itu. Tapi ia malah tak di hiraukan oleh Lin Dan.

"Fajar, dengar aku. Kalau kau tidak bisa mengontrol kagunemu, bagaimana kau ingin melindungi orang yang kau sayang hah? Kau kira hanya kau dulunya manusia CCG akan memberi belas kasihan kepadamu?" Ujar Lin Dan dengan suara rendah yang berbahaya.

Taufik menghela napas lelah, ia harus turun tangan. Lin Dan memang suka emosian, bahkan ketika ia melatih Hendra, tak jarang mereka sparring hingga hampir mati. Untuk Fajar beda lagi kasusnya, ia bahkan belum bisa mengendalikan kagunenya.

"Lin... Cukup. Mending kita sparring aja," Taufik menyentuh pundak Lin Dan dengan perlahan. Lin Dan sebenarnya hendak protes, tapi Taufik memberikan tatapan mengancam.

"Fajar, kamu kepinggir dulu. Kamu perhatikan ya, nanti aku bantu kamu," Taufik menepuk pundak Fajar dengan halus, karena 'kejutan' dari Lin Dan tadi, kagune Fajar menghilang, menyadarkannya dari bisikan setan di kepalanya.

Fajar mengangguk pelan, dan mengambil langkah mundur sampai ia terduduk di samping Rian. Pemuda di sampingnya itu mengelus punggung Fajar pelan, dan memerhatikan Taufik dan Lin Dan yang hendak sparring. 

"Lin, kalau kamu kesal, tolong jangan di salurkan kepada muridmu. Ajak saja aku sparring," Taufik menatap Lin Dan sambil menyilangkan kedua tangannya. Keempat koukakunya sudah keluar, dengan gagah memperlihatkan sinarnya. 

"Tch, aku tau... hanya saja itu memang sudah menjadi sifatku," Lin Dan menggaruk lehernya yang tidak gatal, keenam rinkakunya sudah siap menyerang. Dari 16 kali mereka sparring, Taufik baru berhasil menang 3 kali, sedangkan Lin Dan menang 13 sisanya. Kali ini ia harus menang, agar setidaknya Fajar tau, pengguna koukaku juga bisa menang dari rinkaku, yang jika di atas kertas lebih unggul dari Koukaku.

"Mari kita mulai," dari semua sparring mereka, pasti Lin Dan lah yang menyerang pertama. Dan dari semua itu juga Taufik belajar, serangan Lin Dan selalu dari kiri, mengingat pemuda itu kidal. 

Dengan mudah Taufik menghindar, walau koukaku termasuk kategori kagune berat, dengan dirinya yang sudah terbiasa membuatnya bisa bergerak secepat Lin Dan. Salah satu koukaku Taufik memegang rinkaku Lin Dan, mengejutkan pemuda itu. Ia melempar kekasihnya ke tembok terdekat, sebelum ia membuat tameng karena Lin Dan dengan cepat menyerang balik dengan kagunenya

"Tch," Taufik mendecih kesal, kalau Lin Dan menyerangnya bertubi tubi begini, lama kelamaan pertahanannya hancur, membuatnya begitu mudah diserang, seperti sparring mereka sebelumnya. Taufik akhirnya mengambil risiko, ia menyerang Lin Dan dengan salah satu kagunenya, berharap mengenai pemuda itu. Dan kena. 

Lin Dan terlempar kembali menabrak tembok. Karena pukulan Taufik tadi cukup keras, terdapat bolongan di tembok tersebut, padahal ia sudah mendesign sedemikian rupa agar tidak cepat bolong. Oh well, berarti harus di perbaiki lagi.

Ketika Lin Dan hendak kembali menyerang, kagune Taufik langsung merespon dengan memerangkapnya.

Dengan Lin Dan terperangkap antara tembok dan juga kagune Taufik, untuk pertama kalinya mereka menyelesaikan sparring mereka kurang dari 30 menit. 

"Oke oke, kamu menang Taufik," Taufik tersenyum senang dan melepaskan Lin Dan dari perangkapnya. Dengan begini Head to Head mereka menjadi 4-13. 

"Kamu tidak apa apa? Maaf sudah melemparmu terlalu keras tadi," Taufik tampak khawatir, tapi Lin Dan hanya tersenyum dan mengecup pipi pemuda di sampingnya itu. 

"Tidak, aku tidak apa apa. Justru aku bangga padamu bisa memikirkan serangan seperti tadi," Lin Dan menepuk pantat Taufik dengan tangannya, mendapat tatapan protes dari pemuda itu. Keduanya akhirnya menghampiri Fajar dan Rian yang sudah mulai merasa menjadi nyamuk, dan Taufik tersenyum kepada Fajar. 

"Nah, kurang lebih begitulah salah satu cara menggunakan kagunemu, besok kita berlatih lagi, tanpa Lin Dan," 

"Kenapa?" jika ditanya Fajar memang takut dengan Lin Dan tadi, tapi jika tanpa Lin Dan, Fajar merasa tidak ada yang menekannya untuk cepat bisa mengontrol kagunenya

"Lin Dan harus berburu untuk sebulan kedepan," Lin Dan mengerang pelan, jika ditanya siapa yang paling sering menghabiskan stok daging mereka, jawabannya adalah Taufik. Pemuda itu gemar sekali memakan daging, sampai sampai 3 tubuh yang seharusnya tahan 2 bulan menyusut menjadi 1 bulan. 

"Astaga, sudah habis lagi?" Lin Dan menatap Taufik dengan kesal, rasanya tak sampai 5 minggu yang lalu ia berburu, masa sudah habis lagi. Sedangkan Taufik hanya bisa tertawa kikuk.

"Terserahlah, pokoknya aku dapat jatah tambahan malam ini," 

"Lin! Ada dua anak kecil disini!!!" Taufik berseru dengan wajah yang memerah, lebih merah dari buah tomat. Lin Dan hanya terkekeh pelan sebelum menyuruh Fajar dan Rian pulang. 

"Pulang lah, latihan hari ini selesai lebih cepat,  aku dan Taufik ada urusan mendadak," Lin Dan mendorong tubuh Taufik menjauh, dan melambaikan tangannya ke arah Fajar dan Rian. 

Fajar dan Rian hanya saling bertatapan. Ternyata senior mereka masih mahkluk hidup kelebihan hormon reproduksi.



Shuttle F-ing Cock one shot! (BxB) [Very slow update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang