Mine 2 (JoTing Ghoul AU)

862 119 1
                                    

JoTing

"Kau tau? Ini hanya sebuah peringatan, jangan dekati Anthony," Jonatan menatap gadis itu dengan tajam, sebelum ia kembali melangkah menuju kediaman Anthony dan mengembalikan manik manusianya.

Sudah beberapa hari Abigail tidak terlihat mendekati Anthony, Jonatan puas akan hal itu. Untuk sekarang.

Hari itu merupakan kencan keduanya yang kesekian tanpa gangguan dari Abigail. Keduanya sedang berjalan jalan di taman pada malam hari, menikmati indahnya cahaya kota juga gedung gedung pencakar langit yang berada di pinggir sungai. 

Anthony menyandarkan tubuhnya pada Jonatan yang kini tengah duduk di bangku taman bersamanya yang sedang menikmati udara malam kota yang dingin, ia merasa begitu aman di dekapan pemuda itu. 

"Jo,"

"Hm?" Jonatan sedikit menunduk, menatap wajah Anthony yang masih menikmati indahnya pemandangan mereka.

"Makasih ya untuk hari ini," Anthony ngendusel ke dada Jonatan, merapatkan tubuhnya ke tubuh hangat Jonatan, berusaha menghalau udara dingin yang menerpa. 

"Sama sama kak," Jonatan mengecup pucuk kepala Anthony dengan lembut lalu mengeratkan dekapannya. Keduanya menikmati suasana itu dalam damai, sesekali Jonatan memainkan surai hitam Anthony.

Sebelum sebuah serangan bikaku menyerang keduanya. Jonatan terkejut, namun dengan cepat membuat tameng untuk melindungi Anthony. Ia tidak peduli jika dirinya terluka, yang terpenting Anthony tidak apa apa.

Benturan antara bikaku juga tameng ukaku yang cukup kuat membuat Jonatan dan Anthony sedikit terpental hingga ke pinggir sungai, beruntung Jonatan dengan sigap menjadikan tubuhnya sebagai tameng Anthony dari serangan bikaku selanjutnya, yang kini mengenai perutnya. Tubuhnya tertancap di tanah, sementara Anthony terpental tak jauh darinya

"Jonatan!"

"Kalau aku tidak bisa mendapatkan Anthony dengan cara baik baik, ku ambil paksa tidak apa apa kan?" Abigail keluar dari tempat persembunyiannya dan  menyeringai sadis, melihat Jonatan yang kesakitan tak jauh darinya. Ia mencabut kagunenya dari tubuh Jonatan dengan kasar, membuat pemuda itu mendesis.

"Jo!" Anthony tidak bisa berbuat banyak selain memberontak ketika dirinya di seret menjauh dan tangannya diborgol pada jeruji besi yang berfungsi sebagai pembatas antara daratan dan sungai. Pemuda manis itu menatap sang gadis yang berada begitu dekat dengan dirinya penuh takut. Tubuhnya bersingkut merapat ke pembatas jalan, salah satu usahanya untuk menjauh dari gadis itu. 

"Kenapa kau takut sayang? bukannya Jonatan juga sama denganku?" kagune Abigail; mohon diingat masih berlumuran darah Jonatan, mengelus pipi Anthony dengan perlahan, membuat pemuda manis itu memejamkan matanya dengan erat juga gemetar. 

"Jangan. Sentuh. Kak Ony!" Jonatan menggeram rendah dan menyerang Abigail dengan cepat, namun gadis itu sempat menghindar. Serangan Jonatan menurun drastis pada kecepatannya, mengingat luka yang di sebabkan Abigail belum mulai beregenerasi. 

Jonatan berdiri dengan sedikit sempoyongan, tangan kirinya mencengkeram perutnya yang masih mengeluarkan darah. Ukaku merah miliknya ia bentangkan, Jonatan mengambil napas dalam, sebelum ia bergerak secepat yang ia bisa untuk menyerang gadis itu.

Suara kedua kagune saling berbenturan memenuhi udara. Jonatan tidak mau mengambil risiko dengan serangan jarak jauh, walau serangan jarak dekatnya tak sekuat biasanya, namun ia sudah cukup membuat Abigail yang notabenenya jarang bertarung kewalahan.

Serangan demi serangan Jonatan lancarkan ke Abigail, namun gadis itu lebih lincah darinya dengan keadaan yang begitu prima. Berbanding terbalik dengan dirinya yang sudah terluka parah.

"Tch! Cukup!" Salah satu serangan Abigail kena telak di dada kanan Jonatan, membuat pemuda itu terbanting ke jalan yang berada tak jauh dari Anthony.

Kagune Jonatan menghilang seketika. Dengan serangan telak seperti tadi, dirinya sudah tidak mampu untuk bertarung lagi. Namun Jonatan masih berusaha bangkit. Dengan luka menganga di perut juga dadanya, ia dengan susah payah mengangkat tubuhnya.

"O-Over... My d-dead body, bitch," Jonatan menatap Abigail dengan tajam, maniknya tak lagi merah menyala, tapi yang ada gadis itu malah tersenyum congkak. Ia sudah kesusahan mengangkat tubuhnya, namun ia harus terus berjuang demi Anthony.

"Masih berani huh? Baiklah kalau begitu," bikaku Abigail meliuk-liuk dengan perlahan sebelum mengeras di ujungnya. Bersiap untuk memenggal kepala Jonatan.

Sebelum sebuah serangan proyektil berwarna putih keemasan memukul Abigail mundur.

"Maaf aku terlambat Raven,"

Shuttle F-ing Cock one shot! (BxB) [Very slow update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang