The daddies
Ada sebuah alasan mengapa vampir bersayap hitam hanya sedikit jumlahnya. Dulu, dulu sekali ketika teknologi canggih seperti sekarang belum ada, salah satu hiburan bagi para vampir adalah menakuti mangsanya.
Ketika vampir yang memiliki kasta, royal pure blood dan kawan kawannya hanya bisa meminum darah dari soulmatesnya, vampir tak memiliki kasta; biasanya mereka sudah mix breed, dapat meminum darah siapa saja. Di lidah mereka semua rasa darah sama, manis dan lezat, namun tak selezat darah soulmate. Walau sebenarnya nafsu akan darah para mix breed tak sebesar vampir pure breed, namun tak sedikit yang berburu hanya demi kesenangan belaka, hal itulah yang menyebabkan munculnya musuh bebuyutan mereka. The Hunters.
Ada banyak jenis hunters di dunia, salah satunya vampire hunter. Mereka di puja puja layaknya seorang pahlawan. Mereka juga memiliki harta melimpah ruah, dari hasil 'berburu' mereka. Rata rata, target mereka adalah vampir dengan sayap hitam, yang sering kali meresahkan masyarakat. Hendra adalah salah satunya.
Keluarga Hendra sebenarnya masih dalam jajaran bangsawan, di dunia vampir maupun di dunia manusia. Ayah Hendra merupakan seorang manusia yang memiliki sebuah perusahaan besar yang bekerja dibawah naungan istana. Sementara ibunya seorang vampire pure royal blood yang memilih menikah dengan manusia dibandingkan menjadi penerus tahta.
Pada awalnya, kelahiran Hendra sangat di tentang oleh keluarga dari pihak ibunya, namun ketika melihat manik Hendra yang sangat mirip dengan ibunya juga kekuatan Hendra yang hampir menyaingi Vampir pure royal blood seusianya membuat pihak ibunya perlahan mulai menerima Hendra.
Walau begitu, masa kecil Hendra diisi oleh kegiatan manusia pada normalnya. Bermain dengan yang anak anak yang lain, sekolah, bersosialisai dengan para teman teman ayahnya. Pada umumnya, seorang vampir baru akan memulai meminum darah ketika mereka menginjak usia 30 tahun, dimana taring mereka telah termanifestasi sempurna. Walau usianya sudah mencapai 30 tahun, namun wujud fisik dari seorang vampir masih berwujud anak berusia 10 tahun.
Begitu pula dengan Hendra. Kala itu taringnya baru termanifestasi sempurna ketika ia berusia 36 tahun. Sang ibu mengecup kening Hendra dengan lembut, sebelum ia melebarkan sayap emasnya untuk melindungi sang buah hati.
"Hendra sayang, terbang yang jauh nak," Beberapa vampire hunter memasuki ruangan tersebut, mereka sepertinya berhasil menghabisi suaminya terlihat dari noda darah di pakaian yang mereka kenakan.
"T-Tapi nanti mama gimana?" Hendra kecil menatap ibunya dengan air mata sudah membasahi pipinya. Sang ibu tersenyum halus dan mengusap air mata anaknya itu.
"Kamu pergi duluan oke?" ujar sang ibu dan melepas Hendra di pinggir jendela.
"Terbang yang jauh nak! Mama akan selalu sayang sama Hendra," Sang ibu tersenyum terakhir kalinya sebelum Hendra melihat ibunya ditembak tepat di kepala oleh salah satu vampire hunter. Sesuai instingnya, Hendra terbang dengan sayap kecilnya, berusaha menghindari tembakan tembakan dari vampire hunter. Naas, salah satu sayap milik Hendra tertembak dan membuat ia jatuh ke dalam hutan belantara.
*
500 tahun berlalu, kini Hendra sudah hidup dengan nyaman bersama Ahsan. Ia telah sukses menjadi pemain badminton kelas dunia, ia sudah memiliki pasangan yang manis dan setia pada dirinya. Hanya saja, ia belum bisa melupakan kejadian 500 tahun yang lalu. Sudah lama memang, namun bagi mereka hal itu seperti baru terjadi kemarin. Lagipula siapa yang bisa melupakan kejadian tragis dimana orang tuamu di bunuh secara brutal?
Terkadang Hendra masih mendapatkan mimpi buruk hari itu, terlebih ketika Ahsan tak ada di sisinya. Tak jarang pula Hendra tak bisa tidur ketika memori itu kembali lagi. Ia hanya bisa duduk di depan komputernya dan segelas wine di tangannya. Ia memang seorang atlit, tetapi dengan metabolisme dan kemampuan regenerasinya, segelas bahkan satu tong wine tak ada apa apanya bagi Hendra.
"Mimpi buruk lagi?" Ahsan mengusap punggung Hendra dengan halus ketika sang vampir kembali menegak wine yang ia pegang, sebelum meletakkan gelas tersebut di coffee table di hadapannya. Hendra hanya menghela napas dan mengangguk sebelum bersandar ke badan Ahsan yang kini berdiri di sampingnya. Ahsan tersenyum halus dan mengusap halus pucuk kepala Hendra, sebelum mengambil gelas yang Hendra gunakan sebelum menuangkan wine untuk dirinya sendiri dan meminumnya.
"Ahsan- kamu gak boleh minum itu," Hendra mengambil gelas kosong di tangan Ahsan sebelum meletakkannya di atas meja kembali.
"Memangnya kenapa? meminum wine sedikit tidak apa bukan?" Hendra merengut sebelum menarik Ahsan kepangkuannya, sebelum mengecup sang werecat kesayangannya yang kini terduduk di pangkuannya. Tangan Hendra kemudian mengelus perut Ahsan dengan halus sebelum kembali mengecup pipi sang werecat.
"Aku gak mau anak kita kenapa napa sayang," Ahsan tertawa halus melihat wajah Hendra yang tertekuk karena ia ikut meminum wine yang Hendra minum.
"Kalau gitu janji sama aku, kalau kamu mimpi buruk lagi, jangan minum wine lagi okay? Kamu punya aku sekarang yang selalu bersedia mendengar keluh kesah kamu, yang akan selalu ada disisi kamu apapun itu yang terjadi, mau susah atau senang, ketika kamu sakit maupun sehat, seperti janji kita di pernikahan kita," Ahsan menyodorkan jari kelingkingnya kepada Hendra, yang langsung disambut oleh kelingking sang vampir. Hendra hanya bisa mengangguk sebelum memeluk Ahsan dengan erat seolah ia takut kehilangan pujaan hatinya itu.
"I'll be here with you until the end of the line," ujar Ahsan halus dan memeluk Hendra sembari mengecup pucuk kepala Hendra.
Hey I'm officially back now! Mungkin saya gak bisa update setiap hari seperti dulu, tapi saya akan coba untuk update sesering mungkin :D
KAMU SEDANG MEMBACA
Shuttle F-ing Cock one shot! (BxB) [Very slow update]
FanfictionBxB Sekumpulan one shot- mungkin lebih tentang penyiksa bulu angsa demi olahraga. Rata rata mengandung unsur AU Bagi nama atlet ataupun orang yang namanya saya mention disini, tidak ada sangkut pautnya dengan yang di dunia nyata. Buku ini hanya sek...