Chap 5 ; Senyuman

14.3K 370 4
                                    

; Lerai dalam Derita ;
.
.
.
.
.
.
.

Willy sedikit berlari menuju ke dalam rumahnya setelah memakirkan mobilnya di garasi. Seharian di kampus membuatnya rindu dengan sang istri. Jezzy yang sedang menyiapkan makan malam pun sangat terkejut atas kedatangan Willy yang langsung memeluknya dari belakang.

"Apa yang kamu lakukan? Aku tidak bisa bernapas." Keluh Jezzy. Willy semakin erat memeluk tubuh istrinya itu, melampiaskan rasa rindunya yang menyesakkan dada.

Selama kuliahnya berlangsung ia tak henti-hentinya memikirkan Jezzy. Apalagi makan siang yang dibuatkan oleh istrinya itu sangat lezat dan itu membuat Willy sangat merindu.

"Aku merindukanmu," bisik Willy, Jezzy terkekeh dan membalikkan badannya.

"Mandi, sebentar lagi aku selesai."

Willy menghela napasnya cemberut dan melepaskan pelukannya, sedangankan Jezzy hanya menggelengkan kepalanya saja, kemudian melanjutkan acara masaknya.

Willy mengambil banyak kelas hari ini, karena ia sudah berjanji dengan Kerly bahwa nanti ia akan mengurus perusahaannya, jadi Willy harus bertanggung jawab atas semua janji itu.

Selesai menghidangkan makan malam, Jezzy menuju kamarnya untuk membersihkan badan terlebih dahulu.

"Wil, masih lama?" Teriak Jezzy dari luar, Jezzy sudah tidak bisa lagi menahan kebelet pipisnya.

"Sebentar." Willy langsung membuka pintu, handuk melingkar di pinggangnya, membuat dada bidangnya terlihat.

"Kenapa?" Tanya Willy, Jezzy menggelengkan kepalanya gugup.

"Aku mau pipis."

Willy hanya mengangguk dan membiarkan Jezzy masuk ke dalam kamar mandi. Jezzy segera masuk dan mengatur napasnya.

Tadi siang Kerly sang Mommy berkunjung ke rumahnya, memberikan hadiah yang tidak pernah terbayangkan oleh Jezzy yaitu baju tidur tembus pandang, dimana bahannya terbuat dari sutra yang sangat lembut. Dan satu lagi yang membuat hati Jezzy terasa sesak, Kerly memberikan buku panduan untuk membuat anak.

Tubuh Jezzy langsung lemas saat Kerly bercerita tentang sexs begitu semangatnya. Jezzy hanya bisa menanggapi dengan anggukan dan cengiran saja, entah apa yang di bicarakan ibu mertuanya itu.

Jezzy melepaskan semua bajunya, melihat pantulan bayangan dirinya di cermin. Tubuh yang kotor bekas sentuhan Marco membuatnya trauma melakukan hubungan intim, namun ia tidak bisa terus-terusan terpuruk dalam situasi ketakutan seperti itu.

Mempelajari buku itu setelah Kerly pergi membuatnya penasaran, apakah rasanya akan berbeda jika melakukannya dengan suami? Itulah yang Jezzy pikirkan selama membaca panduan itu.

Jezzy menggelengkan kepalanya, apa yang menarik darinya? Itulah yang membuat Jezzy minder bila bersama Willy.

Dengan cepat Jezzy menyelesaikan acara mandinya, ia tidak mau suaminya menunggu lama.

Melilitkan handuk di tubuhnya dan berjalan keluar kamar, ia sangat terkejut melihat Willy masih duduk di sisi ranjang.

"Wil, kenapa tidak tunggu di meja makan saja?" Tanya Jezzy menyembunyikan rasa gugupnya.

Bahagiaku, Kamu! ✔ Re-upTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang