; Lerai dalam Derita ;
.
.
.
.
.
.
.
.Jezzy nampak gelisah karena ini perjalan pertamanya keluar negeri, apalagi naik pesawat. Jezzy tidak pernah membayangkan kalau dirinya akan menaiki pesawat.
"Jangan gugup gitu, dong. Wajahmu jelek, pingin aku terjang tahu enggak?"
Jezzy memutar bola matanya malas, Willy yang ada di sampingnya terlihat santai-santai saja.
"Wil, pengang tanganku coba," Jezzy memberikan tangannya, Willy langsung memgambil tangan Jezzy yang sangat dingin karena gugup, membuat Willy tertawa lepas.
"Kamu benar-benar gugup?" Jezzy mengerucutkan bibirnya sambil mengangguk.
"Sudah tahu nanya lagi," kesal Jezzy membuat Willy semakin tertawa dan itu mampu membuat rasa gugup Jezzy sedikit menghilang, tawa yang menghangatkan hati selalu Willy berikan akhir-akhir ini, membuat Jezzy semakin jatuh cinta.
"Sudah dong, ketawanya," Jezzy berujar sambil mengerucutkan bibirnya membuat Willy gemas dan langsung mengecup bibirnya.
"Sebentar lagi kita akan berangkat, kamu lapar? Haus?" Jezzy menggeleng dan mendekati wajah Willy.
"Aku ingin pipis," bisik Jezzy di samping telinga Willy membuat Willy kembali tertawa.
"Iyaudah, sini aku antar dulu," Jezzy mengangguk dan mengikuti langkah Willy yang memegang tangannya.
"Kenapa ikut masuk?" Jezzy heran kerena Willy ikut masuk ke bilik toilet.
"Sudah ah, jangan banyak nanya, cepet pipisnya," Jezzy mengangguk dan mulai melepas celananya untuk pipis.
Tidak lama, helaan napas lega keluar dari bibir Jezzy, namun tidak untuk Willy.
"Jezy, mau enggak sekali saja?" Tanya Willy membuat Jezzy bingung, ia pun segera menyelesaikan acara pipisnya dan memakai celananya kembali.
"Apanya yang sekaliㅡmmpphh" potong Willy dengan meraup bibir Jezzy dengan rakus namun lembut.
Jezzy yang belum siap, memukul bahu Willy karena ia sudah kehabisan napas.
"Kamu kenapa sih?" Tanya Jezzy heran karena Willy tidak bisa menahan hasratnya sampai seperti itu.
"Lihat ini," Willy menunjuk miliknya yang sudah menonjol di balik celananya, membuat Jezzy melebarkan kedua bola matanya.
"Nanti saja kalau sudah sampai, terserah kamu mau berapa kali, sekarang kita harus berangkat, tidak mau ketinggalan pesawat, kan?" Willy mendesah kecewa membuat Jezzy kini yang tertawa.
"Sudah, jangan di tekuk gitu mukaknya," Jezzy mengecup bibir Willy sebentar lalu menarik Willy keluar.
Jezzy memeluk erat tangan Willy karena banyak wanita yang melihat suaminya itu penuh minat saat keluar dari kamar mandi. Willy tersenyum lebar, ia paling suka kalau Jezzy sudah cemburu, karena itu membuat hati Willy berdebar karena ia tahu itu tanda Jezzy benar-benar mencintainya.
Tidak lama panggilan untuk keberangkatan indonesia ke paris berbunyi, Jezzy menarik napasnya dalam-dalam dan mengeluarkannya secara perlahan, kemudian akan tertawa melihat Willy menertawai dirinya.
Masih sama, kini Willy yang merangkul pinggang Jezzy dengan posesif menuju tempat duduk yang sudah ia pesan.
"Kalau kamu takut bisa pengang erat tanganku," pinta Willy merasa kasihan karena tangan Jezzy sangat dingin.
Jezzy mengangguk dan memjamkan kedua matanya, "Aku mencintaimu Wil," bisik Jezzy membuat Willy kembali terkekeh dan mengecup bibir manis istrinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bahagiaku, Kamu! ✔ Re-up
Ficción GeneralFINISH!! {Masih banyak typo} #11 romance on 270319 REVISI. UPLOAD ULANG . . . Warning 📢 21+ Anak yang di bawah umur dilarang MEMBACA ❌🔞 Terdapat konten dewasa, kekerasan dan kata-kata kasar!!! Dilarang War! Novel Dewasa, jadi pintar-pintar membaca...