; Lerai dalam Derita ;
.
.
.
.
.
.
.
.
.Seperti yang di katakan Willy sebelumnya, mereka kini tinggal di rumah Kerly untuk sementara waktu. Namun tetap saja Willy merasa gelisah saat ia pergi ke kampus, karena Marco minggu-minggu ini tidak pernah terlihat di area kampus dan itu membuat Willy semakin khawatir. Bisa saja Marco menemui Jezzy lagi saat dirinya di kampus.
Untungnya selama ini Jezzy baik-baik saja, hanya saja ada sedikit masalah yang harus Willy hadapi saat ini. Meskipun Jezzy mengatakan tidak apa-apa, mengatakan bahwa dia mengerti keadaan Willy, tapi sikap Jezzy yang dingin dan menanggapi ucapannya singkat-singkat membuat Willy frustrasi.
Seperti sekarang Jezzy sudah langsung tidur, tidur begitu nyenyaknya di atas tempat tidur dengan baju tidur tanpa lengan. Willy tahu kenapa istrinya seperti itu, karena ia mengingkar janjinya untuk pulang kampung minggu ini.
Willy juga sangat menyesal karena menggagalkan rencananya ke kampung Jezzy, tapi Willy harus mencari bahan skripsi dengan cepat agar ia bisa meyusun dan menyelesaikan skripsinya, dengan begitu ia bisa langsung terjun ke perusahaan Kerly.
Willy menghela napasnya panjang, memperbaiki letak selimut yang ada di tubuh Jezzy, kemudian melangkah ke teras kamarnya.
Menatap langit malam bulan purnama yang terasa dingin. Meskipun Jezzy merajuk seperti itu, Willy sangat gemas melihanya. Dimana Jezzy akan pura-pura baik-baik saja, tapi saat disuruh menatap mata suaminya ia akan memalingkan wajahnya. Lagi-lagi Willy menghela napasnya panjang, baru saja ia menikah , tapi masalah sudah mulai berdatangan dalam rumah tangganya.
Willy mengambil ponselnya yang ada di saku celana, menghubungi seseorang yang mungkin saja bisa menenangkan hatinya saat ini.
"Selamat malam, Ma. Maaf Willy mengganggu malam-malam." Suara tawa di sebrang sana terdengar mendengar ucapan Willy yang terlewat formal.
"Kamu tidak mengganggu, nak. Ada apa, heum?" Suara lembut menyapa Willy, membuat Willy tersenyum.
"Bagaimana keadaan Papa? Sudah baikan?" Tanya Willy, kemudian melihat istrinya sangat terlelap. Willy tahu Jezzy pasti sangat merindukan mereka. Di lihat dari wajah Jezzy yang murung saat menelpon Mama Desi, mengatakan kalau mereka tidak bisa pulang kampung.
"Sudah baik, kalian bagaimana?" Willy tertawa pelan, mengingat bagaimana istrinya itu sedang merajuk.
"Jezzy masih marah, Ma." Desi berdecik membuat Willy menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"Kenapa kamu tidak jujur saja kalau kamu mengirim uang untuk Mama dan mengirim anak sapi untuk Papa? Apa perlu Mama yang bilang langsung?" Willy menggeleng kuat meskipun ia tahu kalau Mama mertuanya itu tidak melihatnya.
"Jangan, Ma. Nanti Jezzy tambah marah sama aku. Aku memberikan itu untuk kalian tanda terimakasihku, karena kalian sudah merawat Jezzy selama ini." Desi tertawa keras mendengar apa yang di ucapkan oleh menantunya.
"Wil, kami sangat berterimakasih karena kamu mau menerima anak kami. Jezzy masih banyak kekurangan dan kamu mau menerimanya tanpa melihat kekurangan Jezzy. Kami tidak tahu harus membalasnya dengan apa." Willy diam mendengar apa yang di katakan Desi. Ia sudah berjanji akan membahagiakan Jezzy, namun di setiap keluarga itu pasti ada saja cobaan yang menguji mereka, Willy sangat tahu hal itu.
"Ma, maaf. Willy masih belum bisa menepati janji Willy. Willy masih membuat Jezzy menangis karena Willy." Lirih Willy, sambil melihat wajah lelap Jezzy dari luar.
"Willy, sayang. Jangan bicara seperti itu. Kamu sudah menjadi bagian keluarga kami, anak kami juga. Kami akan percaya sepenuhnya kepada kamu. Tegur dia kalau salah, ajarkan dia agar bisa menjadi lebih baik. Umur kalian berbeda hanya tiga tahun, Mama yakin kamu sudah cukup dewasa untuk menjaga Jezzy kami." Willy menghela napasnya berat sambil mengangguk.

KAMU SEDANG MEMBACA
Bahagiaku, Kamu! ✔ Re-up
Aktuelle LiteraturFINISH!! {Masih banyak typo} #11 romance on 270319 REVISI. UPLOAD ULANG . . . Warning 📢 21+ Anak yang di bawah umur dilarang MEMBACA ❌🔞 Terdapat konten dewasa, kekerasan dan kata-kata kasar!!! Dilarang War! Novel Dewasa, jadi pintar-pintar membaca...