Chap 14 ; Pulang Kampung

8.7K 235 1
                                    

; Lerai dalam Derita ;
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Happy reading 💓

Butuh dua jam perjalanan menuju kampung halaman Jezzy, meskipun jauh, itu tidak membuat Jezzy maupun Willy merasa lelah, apalagi di suguhi pemandangan yang sangat indah di sisi jalan.

"Wil, itu ada supermarket. Mampir sebentar." Willy mengangguk dan menepikan mobilnya, minuman di dalam mobil habis karena Jezzy tak henti-hentinya mengoceh tentang kampung halamannya, sehingga tenggorokannya terus kering dan sekarang ia mengeluh haus lagi.

"Tunggu, Jez." Jezzy mengurungkan niatnya untuk membuka mobil.

"Pakai jaketnya." Pinta Willy, Jezzy bingung, namun ia mengikuti pandangan Willy yang tertuju pada buah dadanya.

"Kenapa kamu enggak memakainya, Ah?" Jezzy nyengir lalu mendekatkan tubuhnya pada suaminya.

"Ini juga gara-gara kamu tadi, coba saja kamu tidak bermain-main, aku tidak akan lupa. Lagian aku nyaman tidak memakainya."

Willy memutar bola matanya malas, "Biar aku saja yang turun, kamu tunggu disini." Willy mengelus kepala Jezzy sebelum turun.

Willy tersenyum, mengingat kejadian tadi sebelum mereka berangkat, tangannya sangat puas meremas payudarah istrinya itu, untung saja mereka tidak bercinta, bisa-bisa acara ke rumah mertuanya bisa gagal.

Selesai mengambil beberapa belanjaan, Willy berjalan menuju kasir, setelah membayar ia membawa belanjaan itu ke belakang mobil, hanya mengambil minum untuk istrinya.

"Kenapa beli banyak makanan?" Tanya Jezzy sambil melihat ke belakang.

"Untuk Mama dan Papa." Jawab Willy, kemudian menyadari satu hal, ponselnya di pegang oleh istrinya, ia segera merampas ponsel itu dengan cepat.

"Kenapa?" Tanya Jezzy bingung.

"Banyak hal penting di dalamnya, jadi jangan di pinjam dulu." Jezzy menatap curiga suaminya itu, ia kembali merebut ponselnya.

"Nanti saja kalau sudah sampai di rumah." Jezzy mengerucutkan bibirnya karena tidak berhasil merebut ponsel itu.

Memilih memejamkan kedua matanya, mengabaikan suaminya yang sedang menyetir di sampingnya, Willy terkekeh pelan melihat wajah Jezzy seperti itu.

Tangan Willy trangkat untuk mengelus kepala Jezzy dengan lembut, kemudian kembali melaju dengan kecepatan sedang.

"Sayang sekali, tidak bisa mampir." Willy melewatkan tempat berfoto yang menarik di sisi jalan, tempat berfoto para wisatawan dengan pemandangan yang cantik sebagai latar belakangnya. Melihat Jezzy yang terlelap membuat Willy tidak tega membangunkannya.

Willy memelankan laju mobilnya, melihat plang homestay yang lucu baginya di kiri jalan, ingin rasanya Willy menginap satu malam saja di sana bersama sang istri. Udara yang sejuk, namun penuh kehangatan bersama Jezzy. Pasti sangat menyenangkan.

Willy kembali menjalankan mobilnya sampai ia tiba di tempat tujuan, namun mereka harus berjalan beberapa meter menuju rumah Jezzy.

"Jez, bangun. Kita sudah sampai." Jezzy meregangkan tubuhnya lalu tersenyum melihat wajah Willy.

"Sudah sampai?" Willy mengangguk sambil mengacak rambut Jezzy.

"Jaketnya jangan lupa." Jezzy terkekeh lalu memperbaiki jeketnya agar tubuhnya lebih tertutup.

"Aku bantu bawa belanjaannya, kamu bawa tasnya." Willy mengangguk dan memberikan belanjaan yang ia beli kepada Jezzy sedangkan dirinya membawa satu tas yang berisi baju serta keperluan lainnya.

Bahagiaku, Kamu! ✔ Re-upTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang