; Lerai dalam Derita ;
.
.
.
.
.
.
.Jezzy sudah terlihat rapi, perutnya sudah sedikit membuncit dan semakin hari Jezzy terlihat semakin cantik di mata Willy.
"Kita tunda dulu, gimana?"
Willy memeluk pinggang Jezzy, membuat Jezzy bingung.
"Tunda? Bukannya tadi yang ngajak untuk keluar, kamu? Gimana sih?"
Willy tertawa, ia menggesekkan miliknya yang sudah menegang di bawah membuat Jezzy mengerti.
"Kenapa akhir-akhir ini kamu cepat tegang, sayang?" tanya Jezzy heran.
"Itu karena kamu, hanya melihat kamu saja aku sudah seperti ini, bagaimana dong?" kata Willy frustrasi, Jezzy tertawa tidak percaya.
"Aku tidak bermaksud menggodamu, sayang. Aku sudah bersikap biasa-biasa saja," kata Jezzy polos. Willy tersenyum lembut lalu mengangkat tubuh Jezzy yang sudah berbalut drees halus.
"Mata ini, hidung ini, bibir ini dan juga payudarah ini selalu membuatku gila, apalagi yang ini,"
Willy menyentuh satu persatu titik lemah Jezzy dan yang terakhir membuat Jezzy menggigit bibir bawahnya saat Willy tidak segan-segan memasukkan tangannya ke dalam celana Jezzy untuk mengelus bulu Jezzy.
"Hhaahh! Aku benar-benar gila, Jez."
Willy benar-benar frustrasi, sedangkan Jezzy bingung harus bersikap seperti apa, Jezzy memilih diam saja dan memperhatikan Willy seperti belut kepanasa.
"Nanti saja, kita pergi makan dulu!"
Akhirnya Jezzy mengeluarkan suaranya dan menarik tangan Wiily, di tatapnya mata Willy lama, kemudian mengalungkan tangannya di leher suaminya.
"Kalau sering melakukan itu, adanya nanti bosan," ujar Jezzy pelan.
"Ck. Mana ada bosannya coba, kalau itu sama kamu, Jez."
Willy berdecih lalu mengecup beberapa kali bibir istrinya sampai terkekeh. "Iya iya, nanti setelah makan."
Akhirnya Willy mengalah dan menggandeng Jezzy menuju mobilnya yang sudah siap di depan rumah.
"Kamu mau makan apa?" tanya Willy.
"Bakso!" Jezzy tanpa berpikir panjang langsung menjawab.
"Owh, jadi kamu waktu itu benar-benar ngidam?"
Jezzy menggeleng lalu melipat kedua tangannya di depan dada. "Aku cuma ingin makan bakso, sebenarnya sih masih banyak makanan yang aku inginkan." Willy menoleh, lalu tertawa pelan.
"Apa?"
"Bakso, ayam panggang taliwang, sup buntut, iga sapi, ikan bakar, pokoknya banyak! Aku mau makan banyak, Wil."
Willy benar-benar tertawa mendengar celoteh Jezzy, ia hanya mengangguk beberapa kali dan menambahkan sedikit kecepatannya menuju restoran yang menjual sup buntut, ayam bakar dan juga iga. Willy akan memenuhi semua keinginan Jezzy hari ini, supaya nanti dirinya mendapatkan upah yang setimpal, ia sudah tidak tahan lagi, biasanya ia bisa menahan nafsunya, sampai-sampai ia berpikir bahwa ini bawaan bayinya, sehingga dirinya bisa seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bahagiaku, Kamu! ✔ Re-up
Aktuelle LiteraturFINISH!! {Masih banyak typo} #11 romance on 270319 REVISI. UPLOAD ULANG . . . Warning 📢 21+ Anak yang di bawah umur dilarang MEMBACA ❌🔞 Terdapat konten dewasa, kekerasan dan kata-kata kasar!!! Dilarang War! Novel Dewasa, jadi pintar-pintar membaca...