Chap 11 ; Berjuang

9.2K 230 1
                                    

; Lerai dalam Derita ;
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Mama tidak bisa memenuhi keinginanmu itu."

Marco diam menatap Mamanya dengan jengah.

"Apa yang ada di pikiran kamu Marco? Jezzy itu sudah menikah, tidak mungkin dia bekerja disini lagi." Rere sudah frustrasi menghadapi anaknya ini, sedangkan Papanya masih sibuk mengurus perusahaannya yang ada di luar negeri.

"Aku enggak mau tahu, Mama harus bawa Jezzy kembali kesini."

Rere menghela napas, akhir-akhir ini Marco terus menerus memintanya untuk membawa Jezzy kembali bekerja di rumah ini dan sekarang Rere mulai curiga dengan anaknya, pasti ada sesuatu yang membuat Marco sampai gila seperti ini.

"Kamu menyukai Jezzy, sejak kapan?" Marco melebarkan bola matanya, nafsu makannya langsung hilang seketika.

"Menyukai Jezzy? Marco menyukai wanita seperti dia? Hahahhhah enggak level, Ma. Marco mau dia kembali agar Marco bisa memberinya pelajaran, dia yang membuat Marco batal tunangan dan sekarang dia enak-enak bersama Willy sialan itu."

Rere menggeleng, anaknya terlalu jujur saat ini. Terang-terangan mencurahkan hatinya.

"Terus saja kamu bilang tidak menyukainya. Sekarang baru menikah kamu nyuruh dia kembali lagi. Kamu benar-benar gila."

Marco mengepalkan kedua tangannya mendengar Mamanya sendiri mengataan bahwa anaknya gila. Marco langsung berdiri, meninggalkan sarapannya yang mendingin.

"Jangan bolos kuliah lagi kalau kamu tidak mau Mama pindahkan ke luar negeri!" Teriak Rere kemudian memijit pelipisnya yang berkedut.

Rere salah. Sudah salah sejak awal mendidik anaknya itu, sejak dulu ia selalu memanjakan Marco, membiarkan apa saja yang Marco inginkan dan dilakukannya, namun semakin dewasa Marco semakin semena-mena dengan orang tuanya sendiri, bahkan Mamanya mati-matian menyembunyikan masalah Marco yang ada di kampus tahun lalu dari Papanya.

Dimana tahun lalu Marco menghamili teman jurusannya, dan Rere berusaha sangat keras untuk menutupinya dengan cara memberikan uang tutup mulut yang setimpal.

Dan sekarang Rere tidak bisa lagi berbuat apa-apa, ia tidak mungkin menyeret Jezzy yang sudah bersuami kembali ke rumahnya.

Marco menjalankan mobilnya dengan cepat, menjalankan tanpa arah tujuan, tawa hambar kembali keluar dari celah bibirnya, kata-kata Mamanya terus berputar di kepalanya.

"Aku menyukai Jezzy? Hahahah hanya orang gila yang menyukai sampah seperti dia." Percuma Marco mengelak, karena setiap mengelak Marco akan ingat dengan ocehan Jezzy, wajah marah Jezzy, tawa khas Jezzy dan juga wajah ketakutannya malam itu. Marco ingin melihatnya lagi semua itu. Melihat semua yang ada pada Jezzy.

Entah kenapa mobil itu berhenti di tempat yang asing, namun ia sangat tahu dimana tempat ini. Mengambil satu batang rokok dan langsung menghidupkannya. Menyesap sedikit demi sedikit sambil menunggu seseorang yang mungkin saja akan keluar dari rumah itu.

Namun sudah rokok keempatnya habis, tak ada seorang pun yang keluar dari rumah itu.

"Sial, ngapain gue kesini?" Gerutunya bodoh. Namun baru saat ia ingin menjalankan mobilnya kembali, ia melihat sebuah mobil memasuki rumah dan Marco mengurungkan niatnya untuk kembali.

Bahagiaku, Kamu! ✔ Re-upTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang