; Lerai dalam Derita ;
.
.
.
.
.
.
.
.
.Jezzy berusaha untuk mengikuti langkah lebar suaminya yang berjalan tergesa-gesa menuju mobilnya. Mereka baru saja sampai di tanah indonesai. Namun situasinya semakin mencengkam saat mereka menyadari satu pesawat dengan Angel.
"Jangan sampai wanita itu tahu dimana kita tinggal," kata Willy dan segera masuk ke dalam mobil diikuti Jezzy.
"Tapi, aku yakin dia pasti sudah tahu semuanya tentang kita. Ini tentang Marco," khawatir Jezzy.
"Pura-pura saja kita tidak tahu kalau dia orang suruhan Marco, mengerti?"
Jezzy mengangguk, namun wajahnya masih khawatir dan juga hatinya gelisah. Willy mendekat dan mengecup kening Jezzy lama, mengelus pipi Jezzy lembut dan menatap kedua mata Jezzy lembut.
"Kamu percaya padaku?"
Jezzy mengangguk, lalu memaksakan untuk tersenyum, Willy tersenyum dan mendekatkan wajahnya untuk mengecup bibir Jezzy, memberikan lumatan kecil di bibir bawahnya.
"Kita pulang," kata Willy, Jezzy mengangguk dan mereka mulai melaju menuju rumah mereka.
"Wil, boleh mampir beli bakso, enggak? Aku ingin makan bakso," kata Gayatri pelan, Willy menaikkan satu alisnya curiga, karena ini kali pertama Jezzy menginginkan makan bakso.
"Kamu ngisi?" tanya Willy. Jezzy memutar bola matanya malam.
"Enggak, bulan ini aku enggak telat."
Willy mengangguk dan menjalankan mobilnya untuk mencari tempat penjual bakso yang ada di pinggir jalan.
Jezzy sangat senang karena apa yang ia inginkan selalu di kabulkan oleh suaminya, meskipun keinginannya tidak aneh-aneh.
"Nambah, boleh?"
Willy tertawa dan mengelus kepala Jezzy dengan lembut. Bakso Willy saja belum habis, tapi Jezzy sudah mau nambah untuk makan.
"Jez, dari kemarin kamu banyak sekali makan, apa kamu hamil?" tanya Willy lagi untuk meyakinkan.
"Enggak tahu, soalnya bulan ini aku enggak telat," jawab Jezzy dan mulai menerima satu mangkok lagi yang ia pesan.
"Oh begitu, iyaudah makan yang banyak," kata Willy sambil mengelus kepala Jezzy.
Tentu saja Jezzy mengangguk semangat dan menikmati bakso yang ia inginkan. Willy tertawa pelan sambil menggeleng melihat istrinya makan sengat lahap.
Hari semakin sore, Jezzy merasa sangat kenyang, tapi ia masih ingin makan makanan penutup, sehingga kini di tangannya berisi satu gelas es buah.
Sesekali ia akan menyuapi buah untuk Willy yang sedang fokus mengemudi.
"Perutku sudah penuh, sayang."
Jezzy menggeleng dan terus memaksa agar Willy membuka mulutnya, karena sekarang mulut Jezzy masih mengunyah.
Willy berdecih dan memilih mengalah untuk membuka mulutnya. Sebentar lagi mereka akan sampai di rumah.
"Mau mampir kemana lagi?" tanya Willy melihat Jezzy sebentar kemudian fokus lagi ke depan.
"Maunya aku mampir beli bra, tapi besok saja," jawab Jezzy dan merapikan bekas es buahnya yang sudah kosong.
"Kenapa? Branya sudah enggak ada yang muat lagi?" tanya Willy langsung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bahagiaku, Kamu! ✔ Re-up
Ficção GeralFINISH!! {Masih banyak typo} #11 romance on 270319 REVISI. UPLOAD ULANG . . . Warning 📢 21+ Anak yang di bawah umur dilarang MEMBACA ❌🔞 Terdapat konten dewasa, kekerasan dan kata-kata kasar!!! Dilarang War! Novel Dewasa, jadi pintar-pintar membaca...