; Lerai Dalam Derita ;
.
.
.
.
.
.
.
.
.Willy menghela napasnya sambil menunduk,wajah Mommy yang menahan amarah membuatnya tak bisa berkata apa-apa lagi, kebahagiaan yang baru ia dapatkan seolah tak berarti. Ia tidak pernah menyangka Jezzy akan jujur pada semua orang tentang apa yang terjadi padanya. Selama ia bercerita tentang apa yang terjadi sebenarnya kepada Kerly, Mommy nya hanya diam dengan wajah memerah. Willy sangat takut kalau Mommy nya tidak menyukai Jezzy lagi atau sampai membenci Jezzy, Willy tidak bisa membayangkannya.
"Mom, Willy benar-benar minta maaf karena merahasiakan ini semua. Willy mohon, jangan marah sama Jezzy, jangan membencinya dan Wily sangat mohon sama Mommy, jangan buat Jezzy tertekan karena ini lagi, karena selama ini Jezzy sudah sungguh menderita. Willy tidak mau dia terluka lagi karena kebahagiaan Willy hanya Jezzyㅡ"
"Sudah cukup!"
Kalimat Willy langsung terpotong mendengar bentakan Kerly, Willy memberanikan diri untuk menatap mata Kerly yang sudah merah.
"Mom."
"Wil, Mommy mau kamu urus perusahaan yang ada di luar kota. Tanpa ada penolakan! Itu karena kamu merahasiakan hal penting ini kepada Mommymu sendiri. Mommy kecewa sama kamu!" marah Kerly membuat hati Willy seakan berhenti berdetak, napasnya tiba-tiba tak bisa mengalir dengan lancar.
"Mom, anak aku baru saja lahir, aku tidak mungkib meninggalakan mereka," ujar Willy lirih dengan mata mulai berkaca-kaca. Setega itukah Mommy memisahkan seorang Ayah dengan Anak-anaknya?
"Kamu sudah merahasiakan hal besar ini. Kalau Jezzy tidak jujur dari awal Mommy tidak akan semarah ini!" kata Kerly sedikit berteriak. Satu tetes air matanya keluar membuat tubuh Willy bergetar. Mommy menangis?
"Mommy enggak tahu bagaimana sakitnya Jezzy selama ini? Menahan semuanya sendiri. Wil, kamu anggap Mommy apa? Apa Mommynu ini sudah tidak berguna?!" teriaknya lagi dengan tangisnya yang tak bisa Kerly sembunyikan lagi.
"Mom," lirih Willy memanggil Mommy nya yang menangis sambil menundukkan kepalanya.
"Kalau kamu katakan apa yang sebenarnya terjadi saat pertama kali kamu membawa Jezzy pulang, Momny pasti sudah menuntut Marco, dan membuat Marco perjara. Sehingga Jezzy tidak akan kehilangan anaknya yang pertama, Momny kecewa sama kamu, Wil."
Willy diam, mencerna apa yang di katakan Kerly dengan baik-baik. Entah kenapa emosinya tak bisa ia kendalikan lagi sehingga ia ikut menangis dan langsung memeluk Mommy nya.
"Maafkan Willy, Mom. Maaf. Karena Willy takut Mommy tidak akan menyukai Jezzy. Bagaimanapun keadaan Jezzy Willy bersungguh-sungguh mencintainya, menyayanginya dan tak akan pernah meninggalkannya. Willy sangat menbutuhkan Jezzy. Willy tidak mau kehilangan Jezzy." ujar Willy sengan suara serak dan semakin erat memeluk tubuh Kerly.
"Apa yang sudah kamu berikan pada Jezzy? Bahkan kamu tidak bisa melindungi anak pertamamu!"
Willy melepas pelukannya dan melihat Mommy nya dengan sendu. " Anak itu milik Marco, dia sendiri yang membunuhnya. Willy tidak bisa melakukan apa-apa, itu semua sudah jalan takdir, Mom."
"Tapi Jezzy menderita!"
"Kita juga tidak bisa menyalahkan takdir. Willy berjanji akan selalu menjaga Jezzy, membahagiakannya dan juga membahagiakan anak-anakku, Mom."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bahagiaku, Kamu! ✔ Re-up
Aktuelle LiteraturFINISH!! {Masih banyak typo} #11 romance on 270319 REVISI. UPLOAD ULANG . . . Warning 📢 21+ Anak yang di bawah umur dilarang MEMBACA ❌🔞 Terdapat konten dewasa, kekerasan dan kata-kata kasar!!! Dilarang War! Novel Dewasa, jadi pintar-pintar membaca...