; Lerai dalam Derita ;
.
.
.
.
.
.
.
.Flash back.....
"Jangan pernah katakan itu lagi, Jez. Aku sangat terkejut tadi."
Willy memeluk Jezzy dengan erat karena istrinya menangis setelah melempar makanan yang ia buat sampai membuat kamarnya berantakan.
"Sakit."
Willy memejamkan kedua matanya, awalnya ini akan menjadi rahasianya untuk mengenyahkan Angel, tapi karena Jezzy seperti ini, mau tidak mau Willy harus menjelaskannya.
"Aku akan berpura-pura mengenalnya, akan berpura-pura mau menikahnya sebelum ia mengaku siapa yang menyuruhnya datang ke hidupan kita. Aku akan membuat ia hancur. Teman-temanku juga ada yang akan membantu, jadi kamu jangan khawatir," kata Willy sambil mengelus punggung Jezzy dengan lembut agar sang istri merasa lebih baik.
"Apa? Hiks kenapa, Wil? Aku tidak suka kamu dekat-dekat dengannya, aku tidak mau dia menyentuhmu lagi, aku tidak mau, Wil hiks," lirih Jezzy sambil memukul beberapa kali punggung Willy.
"Dia itu gila uang, semua tentangnya sudah aku ketahui. Sedikit demi sedikit aku akan menghancurnya jika dia masih mengganggu kita," jawab Willy. Tapi rencana Willy tidak bisa Jezzy terima, tentu saja hatinya sakit jika Willy dekat dengannya.
"Percaya padaku," kata Willy, lalu melepas pelukannya dan melihat wajah Jezzy yang sudah penuh dengan air mata. Willy menyeka air mata Jezzy dengan lembut, kemudian mengecup keningnya lama, menyalurkan rasa cinta yang tulus.
"Jangan sampai terluka," parau Jezzy dengan suara bergetar.
"Tidak ada yang berani menyentuhku," Willy terkekeh di akhir kalimatnnya.
"Kamu percaya padaku?"
Jezzy mengangguk lalu kembali memeluk tubuh suaminya.
"Malam ini aku akan bertemu dengannya, tidak akan lama, hanya pencitraan saja, suapaya dia lebih percaya denganku," kata Willy, meskipun tidak rela, Jezzy tetap mengangguk dan merelakan Willy untuk menemui Angel.
"Sekarang kamu harus makan, nanti sakit."
Jezzy menggeleng, ia tidak merasa lapar lagi, meskipun perutnya terasa sedikit perih, ia lebih memilih untuk berbaring.
"Tadi dia menelepon, katanya cepat. Dia sudah menunggu."
Hati Willy terasa sakit mendengar suara Jezzy, Willy semakin benci dengan semuanya. Sebisa mungkin ia akan menyeselaikan ini semua, terutama ada Marco yang terus menerus membuat kekacauan.
"Aku mencintaimu, Jez."
Willy kembali mencium kening Jezzy lalu mengecup bibirnya dan meninggalkan istrinya yang sudah menahan sakit hati.
Flash back off....
.
.
.
.
.
.
.Hanya satu jalan Will yang tersisa, yaitu membuat Marco kapok dengan apa yang telah ia lakukan. Willy yakin Marco pasti bisa berubah, kecuali dirinya bertemu dengan orang yang mungkin menggantikan posisi Jezzy.
Tapi Willy masih bingung siapa yang akan menggantikannya.
Willy segera keluar dari mobilnya, Jezzy langsung menghambur ke pelukannya yang sejak tadi gelisah menunggu suaminya.
"Kenapa terlammmpphhh."
Kaliamat Jezzy langsung di telan oleh bibir Willy.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bahagiaku, Kamu! ✔ Re-up
General FictionFINISH!! {Masih banyak typo} #11 romance on 270319 REVISI. UPLOAD ULANG . . . Warning 📢 21+ Anak yang di bawah umur dilarang MEMBACA ❌🔞 Terdapat konten dewasa, kekerasan dan kata-kata kasar!!! Dilarang War! Novel Dewasa, jadi pintar-pintar membaca...