Chap 28 ; Sampah

5.9K 192 0
                                    

; Larai dalam Derita ;
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Tubuh Jezzy terasa lemas karena mual yang ia rasakan, bekas aroma sperma yang melekat di bibirnya terus ia rasa, Willy yang melihat itu merasa bersalah karena menyuruh Jezzy melakukan itu.

"Jez, maafkan aku," kata Willy parau.

Jezzy menggeleng dan mengambil tangan Willy. "Enggak apa, aku baik-baik saja, mungkin belum terbiasa." Jezzy mencoba untuk menghibur? Entahlah kata itu membuat Willy tertawa.

"Baiklah, mau makan apa?" tanya Willy karena baru saja Jezzy kembali memuntahkan isi perutnya.

"Aku pingin yang pedas-pedas, biar enggak mual."

Willy mengangguk dan mengelus pipi Jezzy lembut, wajahnya terlihat pucat namun kecantikannya yang natural masih bisa di lihat oleh Willy,membuatnya semakin jatuh cinta.

"Kamu istirahat saja dulu," kata Willy lalu mencium kening Jezzy.

Jezzy mengangguk dan membiarkan Willy menyelimutinya, matahari sudah berada di atas lagit. Willy rela tidak ke kampus hari ini untuk persiapan wisudanya demi sang istri yang lagi sakit.

Wisuda Willy akan berlangsung satu minggu lagi, dengan begitu ia akan mengurus perusahaan Mommy nya.

Ponsel Willy terus saja berbunyi membuat Jezzy benar-benar terganggu, ia pun mengambil ponsel suaminya dan melihat siapa yang menghubunginya.

Hatinya kembali berdetak tak karuan, dunianya terasa berputar dengan cepat membuatnya merasa pening. Nama Angel tertera jelas di layar ponselnya.

Dengan tangan begetar Jezzy mengangkat panggilan itu sambil mengatur napasnya yang memburu namun terasa sesak.

"Wil, kamu dimana, kenapa enggak datang? Aku sudah menunggumu di hotel yang kemarin kita janjikan," kata wanita di sebrang sana membuat tubuh Jezzy bergetar hebat.

"Apa istrimu dekat denganmu sampai kamu tidak mau bicara? Astaga Wil! Apa yang kamu lihat dari dia? Buang saja sampah bekas Marco itu dan pilih aku untuk menjadi pemuas malammu."

Jezzy meremas ponsel suaminya dengan kuat, bibirnya bergetar ingin mencoba membalas ucapan Angel di sebrang sana, namun air matanya lebih dulu untuk terjatuh.

"Aku pikir kamu lebih buruk dari sampah," kata Jezzy mencoba untuk terlihat kuat, meremas letak dadanya kuat-kuat agar ia bisa berbicara dengan baik dan terlihat lebih kuat.

"Ups! Kamu si sampah itu? Oh dimana Willy, tolong berikan padanya aku mau bicara dengan calon suamiku. Mengganggu saja sampah sialan. "

Air mata Jezzy kembali jatuh ia bertanya-tanya sebenarnya apa yang terjadi dengan Willy dan Angel?

"Sampah? Iya benarㅡ"

"Sadar juga kamu kalau kamu itu sampah, kamu tidak berhak menjadi istri Willy, kamu berhak menjadi pasangan si bajingan Marco. Jezzy, itukan nama kamu. Lebih baik kamu tinggalakan Willy sebelum aku turun tangan sendiri membuat hidup kamu hancur. Oya, suamimu itu adalah rubah. Jadi jangan percaya padanya. Kalau sekarang kita tidak bertemu mungkin nanti malam kita akan bertemu dan melakukan sesuatu yang membuat tubuh berkeringat."

Bahagiaku, Kamu! ✔ Re-upTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang