• Protective's Pilot || Bagian 04 •

16.9K 832 11
                                    

⚠ Warning :
Tulisan ini penuh dengan Typo, sudah di revisi dan baca ulang. Tapi apabila masih ada Typo, mohon bantuannya untuk membenarkan typo ya 😊.

Semoga kalian suka dengan cerita baru dengan awalan yang baru 💞.

Pict Visual Protective's Pilot ada di Mulmed ya ❤.
Soalnya muter terus, jadi aku taro di mulmed. Kalian bisa cek di atas☝☝.

Jangan Lupa Tinggalkan Jejak Ya.
Vote & Commentnya.
Jangan sungkan untuk mengkritik karena aku menerima kritikan apapun dari kalian 😊.

🍃🍃

Keesokan harinya jam 10.45 pagi Rius terbangun dari tidurnya. Saat ia terbangun kepalanya terasa sangat pusing, sesekali Rius memegangi kepalanya sambil beranjak dari kasur untuk membersihkan tubuhnya.

Setelah 1 jam merendam tubuhnya di bathup akhirnya rasa pusing di kepala Rius sedikit menghilang, ia keluar dari dalam kamar mandi dengan jubah hitam yang di kenakan olehnya.

Rius memakai celana panjangnya, setelahnya ia memakai kemeja dan mengancinginya satu persatu. Ia pikir dengan mabuk akan membuat dia melupakan kejadian semalam saat seorang gadis menangis di tengah keramaian orang, belum lagi saat di luar Club. Rius kembali di pertemukan dengan gadis itu, gadis yang memiliki mata dan tutur kata yang sama seperti seseorang di masalalunya. Mengingat itu, membuat sisi kemarahan Rius memuncak. Ia benci mengingat masalalunya itu.

Rius menekan dinding yang terdapat sebuah tombol bulat berwarna merah. Tidak hanya di kamarnya hampir setiap kamar terdapat tombol bulat merah. Hingga tak selang berapa menit suara ketukan di pintu kamarnya terdengar. Ia berjalan kearah pintu dan membukanya.

"Dominick, tolong hubungi Richter dan minta padanya untuk menemuiku di ruang kerja."

Dominick terdiam, mulutnya sedikit terbuka merasa kaget dengan ucapan Rius. Richter adalah seorang pencari data terbaik selama ini, Richter juga seseorang yang paling di percaya dalam keluarga Ryford.

"Apa ada masalah, Tuan?" tanya Dominick.

"Aku butuh kepastian untuk hal ini, aku merasa tidak yakin. Tapi apa yang kulihat semalam--entahlah, Dom. Hatiku merasa ragu." jawab Rius bersandar pada pintu.

"Apa yang membuat anda ragu? Apa semua baik-baik saja?" tanya Dominick menyentuh bahu Rius.

Rius memanggutkan kepalanya pelan, ia memegang tangan Dominick di bahunya. Bercerita mengenai apa saja pada Dominick sudah bukan hal biasa bagi Rius, karena bagi Rius. Dominick adalah seorang kakak kedua untuknya, setelah kakak kandungnya Athava.

"Saya akan menghubungi, Richter untuk datang menemui anda."

"Terima kasih, Dominick!" Rius menegakkan tubuhnya lalu menutup pintu kamar. Dan setelahnya Rius meraih MacBook yang terletak di atas nakas, membawanya ke sofa dan mulai mengotak-atikannya.

Rius menghela nafas kasar, tidak tahu kenapa perkataan dan wajah gadis itu selalu terlintas di benaknya. Ia tidak ingin mengingat tentang kejadian semalam saat dirinya mencium bibir gadis itu. Rius sendiri pada saat itu sedang di kuasai oleh amarah, hingga tanpa sadar mencium bibir gadis itu. Marah karena memang apa yang di katakan gadis itu semalam, sangat persis dengan yang di katakan seseorang di masalalunya.

Seseorang yang hanya memiliki usia terpaut 3 tahun saja dengan Rius. Jujur saja di waktu-waktu tertentu kadang Rius merasa rindu akan rengekkan manja seseorang, rindu dengan suaranya. Rius dan seseorang itu memang tidak mempunyai hubungan apapun, tapi setelah sekian lama menjalin persahabatan rasa itu mulai tumbuh. Tapi sayang pada saat itu Rius tidak sempat mengungkapkan perasaannya karena Rius yang pada saat itu terlanjur pergi, dan pada saat dirinya kembali, saat Rius ingin mengungkap isi hatinya. Tapi justru seseorang itu sudah pergi tidak tahu kemana. Mencaripun rasanya percuma, karena seseorang itu pergi tanpa jejak.

Protective's Pilot [SUDAH DIBUKUKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang