Sudah hampir dua minggu tapi Rius belum juga kembali dari tugasnya. Hal itu membuat Ruby merasa cemas takut terjadi sesuatu. Menghubungi pria itupun sudah Ruby coba namun tetap tidak ada jawaban sama sekali.
Siapa yang tidak akan khawatir bila orang yang di cintai tidak ada kabar sama sekali. Pria itu menghilang setelah empat hari memberikan Ruby kabar. Tapi setelah itu Rius menghilang, nomer handphonenya tidak dapat di hubungi lagi.
Ruby sudah mencoba untuk tenang, mau seperti apapun tetap saja rasa khawatir itu lebih besar. Ia tak akan tenang sebelum Rius memberi kabar. Sekarang apa yang harus Ruby lakukan? Datang ke bandara? Atau menunggu sampai Rius memberi kabar? Tapi sampai kapan. Ia mendengus rasa khawatir, cemas, kesal dan takut menyatu menjadi satu.
Ruby meraih tasnya berlari keluar kamar ketika tahu dirinya harus melakukan apa. Dia mencari-cari keberadaan Dominick, sedikit tergesa-gesa karena tidak menemukan Dominick di dapur maupun di belakang mansion.
"Nona Ruby?" panggil seseorang dari belakang, pria itu memegang pundak Ruby.
Ruby menoleh kebelakang, ia menatap Dominick dengan lega. "Dominick. Ya Tuhan, aku sejak tadi mencarimu." sahut Ruby.
"Ya saya tahu Nona. Kenapa Nona mencari saya?" tanya Dominick kebingungan.
"Dominick, Rius harusnya sudah pulang sejak minggu lalu. Tapi sampai sekarang Rius belum juga pulang. Aku khawatir Dominick!" jawab Ruby lirih.
"Lalu Nona mau melakukan apa?" tanya Dominick kembali. Wajah pria itu tampak tenang dan biasa saja.
"Aku... Tolong antarkan aku ke rumah Daddy Keenan, aku ingin minta tolong padanya." jawab Ruby seraya menyeka air mata yang tiba-tiba saja menetes.
Dominick tersenyum tanpa mengatakan apapun. Ia memberikan isyarat pada Ruby melalui lirikan matanya kearah belakang gadis itu.
"A-apa?" Ruby menatap Dominick heran seraya membalikkan tubuhnya ke belakang. Ia menangis berlari begitu melihat sosok Keshila lalu memeluk wanita itu.
"Hei. Kenapa menangis sayang?" tanya Keshila mengusap lembut rambut Ruby.
"Mommy, Rius belum kembali." jawab Ruby terisak.
Keshila tersenyum, melepaskan pelukannya. "Rius baik-baik saja, kau jangan khawatir." balas Keshila.
"Rius baik-baik saja?" ulang Ruby tersedu. "Kalau Rius baik-baik saja, kenapa dia tidak memberiku kabar?"
Keshila tidak menjawab, dia hanya menuntun Ruby untuk naik keatas di ikuti oleh dua orang wanita di belakangnya. Diam-diam Keshila tersenyum tidak sabar, menunggu hari ini.
Ruby di tuntun untuk duduk di depan cermin. Ia sendiri tidak paham akan di apakan oleh Keshila dan dua wanita itu. Padahal Ruby sangat ingin sekali bertanya mengenai Rius. Sungguh Ruby sangat khawatir.
"Mommy aku ingin bertemu Rius atau paling tidak izinkan aku mendengar suaranya." Ruby menatap Keshila lirih.
"Sebentar lagi kau akan bertemu dengan Rius." Keshila tersenyum mengusap wajah Ruby. Ia beralih menatap dua wanita di samping Ruby. "Mereka adalah perias, mereka berdua akan meriasmu secantik mungkin."
"Tapi kenapa aku harus di rias?"
"Kau ingin bertemu dengan Rius kan? Pokonya Mommy mau kau terlihat cantik. Karena hari ini adalah harimu!" Keshila tersenyum memperhatikan Ruby melalui cermin. "Mommy keluar ya. Nanti Mommy akan kesini lagi kalau kau sudah di rias,"
Ruby mengangguk patuh. Kalau memang ia akan bertemu dengan Rius hari ini maka Ruby siap di rias seperti apapun.
"Bisa kita mulai, Nona?" tanya wanita itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/176647941-288-k303729.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Protective's Pilot [SUDAH DIBUKUKAN]
RomanceKetika sepasang orang saling mencintai terpisah dan kembali di pertemukan. Bagaimana kelanjutannya? Silakan di baca 😊, semoga suka ya 🙏.