Tidak ada kabar bahagia sebahagia Rius hari ini. Bagaimana tidak baru lima bulan pernikahan tapi Tuhan sudah menitipkan malaikat kecil di dalam rahim Ruby. Sungguh ini adalah kabar yang sangat membahagiakan untuk Rius dan juga keluarga. Mendapati kabar kehamilan Ruby membuat Rius berubah semakin Protective saja. Selain itu Rius juga semakin melarang Ruby untuk berbuat sesuatu yang membahayakan kehamilan wanita itu. Tidak hanya itu Rius juga mewanti-wanti pada Pelayan untuk tidak melakukan pekerjaan disaat Ruby ada, terkecuali saat wanita itu dalam keadaan tidur.
Max dan Dominick juga tidak jauh dari perintah Rius. Kedua pria itu di beri perintah harus selalu memantau Ruby selagi Rius bertugas keluar.
Seperti saat ini Rius sangat marah melihat Ruby yang sedang berlari di gazebo bersama Riru. Tadi saat bangun dari tidur Rius tidak menemukan Ruby di sebelahnya, ia mencari tapi tidak menemukan Ruby. Tapi lihat wanita itu sekarang malah lari-lari di gazebo, mengejar Riru.
Rius berteriak ketika Ruby jatuh tersungkur ke rerumputan. Dia berlari menghampiri Ruby dengan khawatir. "Ruby?" Teriak Rius panik.
Ruby menoleh, ia menggigit bibir bawahnya saat Rius perlahan mendekat. "Rius-"
"Sayang kau tidak apa-apa? Apa ada yang terluka? Perutmu bagaimana, apa tadi terbentur sesuatu?" tanya Rius bertubi-tubi. Sangat jelas ada kekhawatiran di wajah suaminya itu.
"Aku tidak apa-apa Rius!" jawab Ruby menyengir.
Rius memicingkan matanya, menatap Ruby dengan tajam. "Siapa yang menyuruhmu lari-larian seperti itu?" tanya Rius kembali. "Apa kau lupa kalau saat ini ada janin di dalam rahimmu?" Tambahnya menggeram.
Ruby menunduk, mencabuti rerumputan. "Aku tidak mungkin lupa kalau saat ini ada janin di dalam rahimku. Tadi aku hanya bermain dengan Riru!"
"Bermain seperti apa, Heum? Kau tahu lari-larian seperti itu sangat membahayakan untukmu dan juga anak kita? Kalau kau jatuh dan terbentur sesuatu bagaimana?" Rius menatap Ruby lekat, atau lebih tepatnya adalah tatapan kemarahan. "Besok aku akan pindahkan Riru kerumah Daddy. Jauhi dulu Riru, aku tidak mau ada bahaya lagi."
Ruby mendongak, mengadahkan kepalanya menatap Rius. "Kau tidak bisa memindahkan Riru. Aku juga tidak mau menjauhi Riru!"
"Itu keputusanku." tegas Rius seraya membantu Ruby berdiri. "Cepat masuk kamar."
"Tidak mau, aku mau disini bersama Riru."
"Ruby!!" bentak Rius mengepalkan tangannya.
"Kau membentakku lagi?" Isak Ruby lalu berlari dari hadapan Rius. Sudah dua kali dalam sehari Rius membentak Ruby, barusan saja dan tadi pagi ketika Ruby akan makan pedas.
Rius sendiri tidak sadar dengan itu. Semua karena rasa khawatirnya terhadap sang istri juga janin yang ada di dalam rahim Ruby.
"Mommy tahu kekhawatiranmu terhadap Ruby dan juga anak kalian. Tapi Rius jangan terlalu melarang Ruby untuk melakukan apa yang dia inginkan." ucap Keshila tiba-tiba, tadi begitu sampai di sini ia sempat melihat Rius membentak Ruby.
"Aku tidak melarang selagi itu tidak membahayakan Ruby dan anak kita, Mom!" sahut Rius menoleh, menatap Keshila.
"Ruby pasti tahu mana yang membahayakan dan mana yang aman untuknya sendiri. Kau hanya perlu mengingatkan saja apabila itu memang membahayakan Ruby." balas Keshila. "Tadi dia menangis, kejarlah nak. Minta maaf pada Ruby!"
Rius terdiam sebentar, lalu mengangguk beringsut pergi dari gazebo menyusul Ruby. Ya Keshila memang benar, Ruby tahu mana yang membahayakan dan mana yang aman. Tapi tetap saja Rius khawatir dan takut Ruby kenapa-napa.
Rius membuka pintu kamar lebar-lebar. Menatap Ruby yang berbaring di atas ranjang, ada rasa bersalah dalam diri Rius saat mendengar suara isak tangis Ruby.

KAMU SEDANG MEMBACA
Protective's Pilot [SUDAH DIBUKUKAN]
RomanceKetika sepasang orang saling mencintai terpisah dan kembali di pertemukan. Bagaimana kelanjutannya? Silakan di baca 😊, semoga suka ya 🙏.