Athava dan Keenan sedang bersiap-siap hendak meninggalkan rumah sakit mereka baru saja mendapati telfon dari Benicno. Lebih tepatnya Athava yang mendapatkan telfon dari Benicno, pria itu memberitahu tentang keberadaan ibu dan kakak tiri Ruby. Ya, karena Benicno juga turut andil membantu dalam hal ini.
Keshila dia merengek ingin ikut dengan suami dan juga putranya. Namun Keenan melarang karena tidak ada yang menjaga Ruby di rumah sakit, karena Lechia sudah lebih dulu pulang ke apartement itupun atas perintah Athava. Karena terus merengek akhirnya Keenan mengalah, dia meminta penjaganya yang ada di Mansion untuk datang dan berjaga di luar ruangan. Sebelum pergi Keenan juga meminta Dokter untuk terus memeriksa keadaan Ruby.
Keshila bersorak girang karena di izinkan untuk ikut. Tangannya sudah terasa gatal ingin mencakar wajah-wajah iblis itu. Tentunya untuk memberikan pelajaran sebelum Rius tahu dan menghabisi mereka semua. Jadi sebelum putranya Keshila sudah harus lebih dulu menyiksa manusia iblis itu.
Keenan menggeleng-gelengkan kepala melihat kegirangan sang istri. Tapi Keenan juga senang karena akhirnya istrinya itu bisa tersenyum lagi. Ia tidak akan menahan Keshila jika memang ingin melakukan sesuatu, asal nanti Keshila tidak mendahului untuk membunuh mereka karena Rius belum mengetahuinya.
Keenan juga sangat berterima kasih pada Benicno yang sudah menahan mereka untuk Rius. Para penjahat itu saat ini sudah di tangani oleh Max dan Dominick tentunya atas bantuan Benicno.
Setelah cukup lama di perjalanan akhirnya mobil Keenan berhenti di sebuah gedung tua yang sudah kosong cukup lama. Dan di gedung itulah mereka di tahan.
Keshila dia merasa sudah tidak sabar lagi dan langsung turun, menarik tangan Keenan dengan tidak sabaran.
"Sebentar sayang!" Keenan terkekeh melihat keantusiasan Keshila.
"Jangan lama aku sudah gatal ingin menggaruk wajah mereka, Keenan." Keshila memekik saat melihat Benicno, ia melepaskan tangan suaminya berlari kearah Benicno.
"Aku rasa mereka akan mati sebelum Rius datang." celetuk Athava terkekeh pelan.
"Dan aku berharap ibumu tidak menghabisinya." ujar Keenan kemudian menyusul Keshila bersama dengan Athava.
Keshila sudah masuk lebih dulu bersama Benicno. Ya, karena wanita itu terus menarik paksa tangan Benicno. Untungnya Pria itu tidak terjatuh karena terpaduk bebatuan.
"Ben, dimana mereka?" tanya Keshila.
"Di dalam pintu yang itu Tante, mereka disana bersama dengan Ma–" ucapan Benicno terhenti, kedua matanya melebar ketika Keshila berlari meninggalkan dirinya yang belum selesai bicara. "Ya Tuhan, dia persis seperti Rius." Benicno bergumam sambil mengusap dadanya.
Keshila masuk kedalam melihat Max dan Dominick yang sedang berjaga disana. Ia tersenyum puas ketika melihat dua orang wanita dalam keadaan tangan terborgol dengan besi yang ada disana.
"DASAR IBLIS!" teriak Keshila melepaskan heelsnya dan melemparkannya pada Helena.
Max dan Dominick menoleh, menatap kearah pintu. Kedua mata mereka terbelalak kaget memandang Keshila.
"RASAKAN INI!" Keshila kembali melemparkan heelsnya kini tepat mengenai hidung Caramella. "Ah sialan, seharusnya aku bawa heels yang banyak." tambahnya bergumam. Ia berlari kearah Helena mengambil heelsnya dan kembali melemparkannya pada Pria yang ada di samping Helena.
Helena dan Caramella mengaduh kesakitan. Darah mengalir dari dahi Helena dan juga hidung Caramella yang terkena lemparan heels Keshila.
"Nyonya?" panggil Dominick hendak menahan Keshila namun tidak jadi karena larangan Keshila.
KAMU SEDANG MEMBACA
Protective's Pilot [SUDAH DIBUKUKAN]
RomanceKetika sepasang orang saling mencintai terpisah dan kembali di pertemukan. Bagaimana kelanjutannya? Silakan di baca 😊, semoga suka ya 🙏.