• Protective's Pilot || Bagian 34 •

8.4K 680 158
                                        

12 Hari Kemudian.

Keenan memohon pada sang Dokter untuk tetap mempertahankan alat bantu pada Ruby. Ini pertama kalinya seorang Keenan Ryford memohon pada seorang dokter demi istri dan anak tercinta. Saat di gudang tua itu Keshila mendiamkan Keenan, baru tadi Keshila berbicara kepadanya itupun hanya karena Dokter datang untuk melepaskan alat bantu Ruby.

"Saya mohon jangan dulu di lepas. Setidaknya sampai putraku datang." pinta Keenan pada dokter.

"Tuan ini sudah dua belas hari tapi belum ada tanda-tanda dari Nona Ruby untuk sadar. Kami semua sudah angkat tangan Tuan." Dokter itu menatap Keenan. "Kami harus melepasnya. Karena pasien sudah tidak mempunyai tanda-tanda kehidup–"

"Sekali kagi kau berbicara saya akan memastikan kedokteranmu di cabut." sela Rius yang sedari tadi berdiri di ambang pintu. Melihat orang tuanya memohon pada dokter, dan pastinya mendengar ucapan sang dokter yang ingin melepaskan alat bantu pada Ruby.

"Rius?" gumam Keenan pelan.

Rius berjalan menghampiri sang dokter lalu mendorongnya agar menjauh dari blankar Ruby. Ia kemudian memasangkan kembali selang pada hidung Ruby dan juga memasang oksigen pada mulut Ruby. Setelahnya Rius menunduk mencium kening Ruby, ada kesedihan di dalam matanya karena tahu kalau Ruby masih sama seperti beberapa hari lalu.

"Aku kembali sayang, bangunlah pastikan pada dokter kalau kau masih bertahan untukku." bisik Rius di telinga Ruby. "Ayo bangun sayang. Aku sudah kembali untuk menemanimu."

Rius kembali mencium kening Ruby, setetes air jatuh mengenai kening gadisnya. "AYO BANGUN SAYANG, BANGUN BY BANGUN. BUKTIKAN PADA MEREKA KALAU KAU MASIH BERTAHAN UNTUKKU." tambahnya mengguncang tubuh Ruby. "Kalau kau tidak bangun juga aku bersumpah, aku bersumpah akan membencimu seumur hidupku. Aku bersumpah tidak akan ada wanita lagi dalam hidupku jika kau berani-beraninya pergi meninggalkanku."

"Rius sudahlah!" Keenan meraih tangan Rius, namun tangannya di tepis kasar oleh Rius.

"Sayang bangun ya, kalau kau bangun aku janji akan mengajakmu mengelilingi dunia. Kemanapun kau mau aku akan membawamu. Tapi–" jeda Rius mengusap kasar air matanya. "Tapi sebelum itu kau harus bangun dulu." sambungnya.

Rius menarik tangannya seraya menjauh dari blankar Ruby. Ia melangkah mundur sampai punggungnya membentur dinding, menyandarkan tubuhnya disana namun tidak melepaskan pandangannya dari Ruby.

Rius menghela nafas kasar. "Aku harus pergi, nanti aku akan kembali." ucap Rius dingin. "Jangan pernah menyentuh gadisku." tambahnya memperingati.

"Kau mau kemana Rius?" tanya Keenan.

"Membalas luka!" jawab Rius sambil membuka pintu ruang ICU, meninggalkan rumah sakit dengan amarah yang sudah sangat menggebu.

"Keenan kejar Rius, aku yakin dia akan menemui Helena dan anaknya." ujar Keshila mendorong Keenan agar mengejar putranya itu.

Keenan menganggukkan kepalanya. Mencium kening Keshila dan setelahnya berlari mengejar Rius yang sudah tidak terlihat lagi.

"Nyonya kami–"

"Putraku sudah bilang jangan menyentuh gadisnya. Jadi kau tidak perlu melakukan apapun," sela Keshila pada Dokter. "Aku tahu kau sudah angkat tangan, tapi biarlah tetap seperti ini sampai anakku kembali."

"Baiklah!" sang dokterpun akhirnya berpamitan pergi bersama suster. Mengurung niat untuk mencabut alat bantu pada Ruby.

Keshila melangkah mendekat pada blankar Ruby. Berdiri di sisi gadis itu, "Jangan khawatir nak. Rius akan membalas kesakitanmu." gumam Keshila mengusap kening Ruby. "Bahkan Rius akan membalasnya melebihi kesakitanmu, jadi nanti kau tidak perlu lagi takut akan manusia iblis itu." tambahnya.

Protective's Pilot [SUDAH DIBUKUKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang