"Hazel?" panggil seorang wanita sambil membuka pintu kamar seseorang. "Hazel sudah siap belum? Ayo katanya mau menjemput Daddy di bandara."
"Hazel sangat siap Mommy!" Gadis kecil itu menyengir polos. Menatap sang Mommy dengan mata yang berbinar.
Ruby tersenyum geli seraya membenarkan topi yang di pakai oleh putri kecilnya itu. Ya, inilah kehidupan Ruby setelah Hazel berusia empat tahun. Gadis itu tumbuh menjadi gadis yang cantik dan cukup bawel jika akan menjemput sang Daddy pulang dari bertugas. Gadis kecil itu sangat dekat dengan sosok Daddynya.
Setelahnya mereka turun kebawah menuju garasi. Mobil telah siap untuk mengantarkan mereka sampai ke bandara, seperti biasa putrinya itu selalu meminta Dominick untuk melajukan mobil dengan kencang. Tapi tentunya hal itu tidak di lakukan karena memang Rius tidak pernah mengizinkan Dominick untuk membawa mobil kencang-kencang jika sedang membawa Ruby dan Hazel.
"Mommy I'm excited to meet Daddy." Hazel berucap sambil tersenyum lebar memperlihatkan gigi-gigi kecil putihnya.
"Yes, Mommy know you are very impatient to meet Daddy."
Hazel mengangguk seraya naik keatas pangkuan Ruby, ia memeluk tubuh sang Mommy erat.
Setibanya di bandara Hazel begitu bersemangat. Gadis kecil itu tidak sabar untuk bertemu dengan Rius yang memang seminggu ini menjalani tugas. "Mommy ayo!" pekik Hazel menarik tangan Ruby tidak sabaran.
Ruby tertawa mengikuti tarikan Hazel yang membawanya masuk ke bandara. Padahal ia belum tahu Rius sudah turun dari pesawat atau belum. Karena tadi pas Ruby mengirim pesan, pesan itu belum di balas oleh Rius.
"DADDY?" Hazel tiba-tiba saja berteriak, kedua matanya berbinar saat melihat Rius di ujung sana. Ia merentangkan tangan seraya berlari menghampiri Rius.
Rius menangkap tubuh mungil putrinya, menggendongnya dan menciumi wajah Hazel penuh rasa rindu. "Oh! Holla, My Princessa." ucap Rius mengecup pipi gembul Hazel dengan gemas.
Hazel tertawa, memeluk leher Rius. "Dad, I miss you so much." sahut Hazel lirih.
"Heum, I miss you more baby!" balas Rius mengecup samping kepala Hazel.
"Hazel sangat bersemangat untuk bertemu denganmu. Dia begitu merindukanmu, Rius." kata Ruby tersenyum. "Dan akupun juga merindukanmu."
Rius tersenyum, membawa kepala Ruby ke dadanya. Lalu di ciumnya kening Ruby dengan lembut, "Aku lebih merindukanmu, merindukan Hazel."
Ruby mengadah mengecup rahang Rius. "Aku senang kau sudah pulang. Kami berdua benar-benar merindukanmu!"
"Aku lebih merindukanmu dan Hazel, sayang."
"Mommy, Daddy. Let's come back to home!" rengek Hazel di ceruk leher Rius.
Rius dan Ruby tertawa, mereka bersama-sama mencium pipi gembul Hazel membuat gadis kecil itu tertawa terbahak. Sekarang ini mereka menjadi pusat perhatian banyak orang di bandara.
Rius membawa Ruby dan Hazel pulang ke mansion. Berkumpul dengan anak istri adalah sesuatu yang luar biasa bahagia, terlebih Rius begitu rindu akan kebawelan putrinya, Afsheeqa Hazel Ryford.
Selama di perjalanan Hazel terus saja berceloteh, menceritakan betapa ia merindukan sosok Rius yang seminggu ini bertugas. Gadis kecil itu terkadang memang protes akan pekerjaan Rius yang lama sekali pulang.
"Daddy jangan pergi lagi ya. Hazel dan Mommy kesepian tidak ada Daddy!" ujar Hazel sambil memainkan kancing kemeja Rius.
"Daddykan bekerja sayang," sahut Rius mengusap lembut kepala Hazel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Protective's Pilot [SUDAH DIBUKUKAN]
RomanceKetika sepasang orang saling mencintai terpisah dan kembali di pertemukan. Bagaimana kelanjutannya? Silakan di baca 😊, semoga suka ya 🙏.