⚠ Warning : Tulisan ini penuh dengan Typo, sudah di revisi dan baca ulang. Tapi apabila masih ada Typo, mohon bantuannya untuk membenarkan typo ya 😊.
Semoga kalian suka dengan cerita baru dengan awalan yang baru 💞.
Jangan Lupa Tinggalkan Jejak Ya. Vote & Commentnya. Jangan sungkan untuk mengkritik karena aku menerima kritikan apapun dari kalian 😊.
Happy Reading ❤️. Maaf telat Update ya, wkwk tadi pagi mau Update tapi keburu abis paketannya 😂.
🍃🍃
Keesokan harinya Ruby baru saja keluar dari kamar mandi. Dia sudah selesai mandi dan sudah berpakaian rapi siap untuk meninggalkan Mansion Keenan. Seperti yang Rius katakan kalau hari ini mereka akan kembali ke Mansion Rius.
Ruby terdiam berdiri di ambang pintu kamar mandi sambil menatap Rius yang ternyata sudah bangun dari tidurnya. Saat ini pria itu sedang terdiam duduk di kasur, rambut Rius tampak berantakan. Namun tetap terlihat tampan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Rius diam menutup hidungnya dengan tangan kanannya. Memperhatikan Ruby yang hanya diam saja. Semalam ia tidur duluan karena kesal di hatinya, padahal niat Rius semalam hanya untuk berpura-pura tidur saja. Tapi tidak tahu kenapa ia malah tidur beneran.
"Su-sudah ba-bangun?" tanya Ruby kikuk.
"Heum!" gumam Rius pelan.
Ruby bungkam. Menatap Rius dengan mata yang berkaca-kaca, "Rius soal semalam... Itu aku hanya bercanda saja. Aku tidak bermaksud membuatmu marah." ucap Ruby menunduk menatap jari-jari kakinya.
Rius beranjak dari kasur. Berjalan menghampiri Ruby lalu membawa tubuh mungil gadisnya ke dalam pelukannya. "Aku tidak marah, aku hanya... Heum, cemburu!" sahut Rius pelan.
"Kau cemburu?" tanya Ruby serak karena menahan tangis.
"Tentu saja aku cemburu, memangnya pria mana yang tidak cemburu saat kekasihnya di puji oleh pria lain." jawab Rius semakin erat memeluk Ruby.
"Tapikan dia sahabatmu!" balas Ruby mengadahkan kepalanya, menatap Rius.
"Ya, dia memang sahabatku. Tapi bagaimanapun dia itu seorang Pria." timpal Rius. "Sudahlah, tidak perlu di bahas lagi. Aku sedang tidak ingin membahasnya!"
"Baiklah, kau mau memaafkanku kan?"
Rius mengernyit, menunduk menatap Ruby yang mengadah. "Aku tidak marah. Tidak akan pernah bisa marah padamu."
"Bohong!" Ruby mengembungkan pipinya. "Buktinya semalam kau mendiamkan aku, kau juga meninggalkan aku di bawah."
"Jadi sayang sekarang kau tahu bukan? Di diamkan oleh orang yang sangat kita cintai itu sangatlah tidak enak? Begitupun aku, itulah yang aku rasakan saat kau mendiamkan aku." Rius tersenyum mencubit pipi Ruby yang mengembung. "Ini bukan balasan untukmu. Tapi apa yang aku lakukan semalam memang murni karena aku cemburu, aku juga tidak mendiamkanmu. Sebenarnya aku hanya ingin lihat kau akan membujukku atau tidak, tapi ternyata aku malah ketiduran." tambahnya seraya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.