• Protective's Pilot || Bagian 03 •

16.1K 846 7
                                    

⚠ Warning :
Tulisan ini penuh dengan Typo, sudah di revisi dan baca ulang. Tapi apabila masih ada Typo, mohon bantuannya untuk membenarkan typo ya 😊.

Semoga kalian suka dengan cerita baru dengan awalan yang baru 💞.

Jangan Lupa Tinggalkan Jejak Ya.
Vote & Commentnya.
Jangan sungkan untuk mengkritik karena aku menerima kritikan apapun dari kalian 😊.

🍃🍃

Ruby berlari sekencang mungkin sampai benar-benar jauh dari kawasan Club, sesekali Ruby menoleh kebelakang untuk melihat apa ada yang mengejarnya atau tidak, perlahan Ruby memelankan langkahnya saat di rasa kalau keadaan sudah lebih aman. Ia menghempaskan bokongnya di pinggiran jalan, untuk menghilangkan rasa lelah karena terus berlari.

Ruby kembali menangis merasa bingung harus pulang kemana, karena tidak ada saudara satupun di Spanyol. Atau Ruby kembali saja kerumah Ibu tirinya? Tapi itu tidak mungkin, jika Ruby kembali nanti bisa-bisa Ruby kembali di jual ke tempat tadi dan benar di jadikan jalang, lalu untuk apa ia kabur jika kembali ke Ibu tirinya dan berakhir menjadi wanita kotor? Ia menggelengkan kepalanya cepat, tidam Ruby tidak ingin menjadi wanita kotor. Dia ingin menjaga aset tubuhnya sebaik mungkin, untuk suaminya kelak.

Silau lampu dari arah berlawanan membuat Ruby dengan refleks menutup wajahnya dengan kedua tangan. Tubuhnya gemetar takut jika itu adalah orang yang mengejarnya tadi, tidak tahu kenapa bukannya berlari Ruby justru melihat melalui celah jarinya. Ia dapat melihat mobil yang berhenti di dekatnya.

Pintu mobil terbuka bersamaan dengan seorang wanita yang keluar dari dalam mobil, wanita itu begitu cantik bahkan sangat cantik. Tak selang berapa lama seorang Pria turun dan berdiri di dekat pintu, sementara wanita itu berjalan kearahnya.

"Hai, dari kejauhan aku melihatmu. Kenapa kau diam disini.." jeda wanita itu melihat sekeliling. "Padahal disini sangat gelap, tidak ada satupun orang disini. Selain dirimu?" sambungnya.

"Aku--"

"Sayang, ayo ini sudah malam." ucapan seorang yang berdiri di mobil membuat wanita itu dan Ruby menoleh secara bersamaan.

"Sebentar sayang, kau masuk saja duluan." ujar Wanita itu tersenyum, ia lalu beralih menatap Ruby. "Perkenalkan, namaku Lechia. Boleh aku tahu namamu?" tambah wanita bernama-Lechia itu.

"Aku Ruby!"

Lechia tersenyum seraya mendudukan tubuhnya di pinggir jalan. "Kenapa kau disini, di tempat gelap seperti ini?"

"Aku sedang lari dari orang-orang jahat!" lirih Ruby menundukan wajahnya.

"Maaf, tapi kenapa kau di kejar oleh mereka?" tanya Lechia menyentuh bahu Ruby.

Ruby mengadahkan kepalanya, melihat wajah Lechia yang begitu cantik. Walau keadaan gelap begini, tapi kecantikan Lechia tetap terpancar. Mendengar ucapan Lechia membuat Ruby bingung, apa ia harus bercerita pada wanita di hadapannya. Tapi tidak mungkinkan Ruby menceritakan apa yang baru saja ia alami pada seseorang yang baru di kenal.

"Ruby?" panggil Lechia memegang tangan Ruby. "Eum, ini sudah malam. Lebih baik sekarang kau kuantar pulang."

Ruby menggelengkan kepalanya cepat. "Tidak, aku tidak mau pulang." isak Ruby tersedu.

Lechia mengernyitkan dahinya, merasa bingung karena tiba-tiba saja Ruby menangis tersedu. Ia menoleh kearah mobil, melihat sang kekasih yang masih setia berdiri menunggunya.

"Bagaimana kalau kau ikut kerumahku?" tawar Lechia pelan.

Ruby terdiam dengan air mata yang terus berjatuhan, ia menatap dalam mata Lechia mencari kebohongan disana. Namun, yang Ruby lihat hanya sebuah ketulusan. Ruby tidak tahu harus bagaimana, apa dirinya harus ikut dengan Lechia? Atau justru tidak. Tapi tidak ada pilihan lagi, ia sendiri tidak memiliki uang untuk mencari tempat tinggal.

"Kebetulan aku tinggal di sebuah apartement, disana aku tinggal sendiri." lanjut Lechia tersenyum. "Kalau kau mau ikut denganku, aku merasa senang. Karena aku tidak akan kesepian lagi. Kekasihku hanya akan datang ketempatku jika dia sedang tidak sibuk bekerja." tambahnya.

"Apa kau yakin?"

Lechia menganggukan kepalanya penuh keyakinan. "Ya, aku yakin."

Ruby tersenyum seraya mengusap wajahnya yang basah. "Aku ikut denganmu, paling tidak sampai aku mendapatkan pekerjaan."

Lechia tersenyum sumbringah, ia berdiri dengan tangan yang terulur pada Ruby. "Kau bisa tinggal dan bekerja di tempatku." Lechia menyahut dengan senyum lebar.

Ruby membalas uluran tangan Lechia dan berdiri, dia memanggu-manggutkan kepalanya. "Terima kasih, Lechia." sahut Ruby tersenyum.

Lechia tersenyum lebar, lalu iapun bergegas menuju mobil dan segera pergi meninggalkan tempat gelap itu. Rasanya begitu menyenangkan karena akhirnya Lechia mendapatkan teman untuk menemaninya di Apartement. Bukan, bukan berarti Lechia tidak memiliki teman. Tapi karena kekasihnya itu yang tidak membolehkan Lechia untuk berteman dengan sembarang orang. Dan termasuk dengan Ruby, tapi nanti Lechia akan membujuknya dengan rayuan.

🍃🍃

Rius baru saja sampai di Mansion pukul 04 pagi dini hari, begitu keluar dari dalam mobil tubuh Rius langsung tersungkur ke aspal karena rasa pusing di kepalanya. Sebenarnya tadi di Club Rius tidak begitu banyak minum, ia hanya mabuk sedikit dan karena kesal pada gadis itu akhirnya Rius kembali mabuk dengan minuman yang tersimpan rapi di dalam mobilnya.

Dominick yang kebetulan sedang memantau keadaan sekitar Mansion, di buat terkejut dengan keadaan Rius yang tergeletak di aspal. Dengan cepat Dominick berlari menghampiri Rius.

"Tn. Ryford?" pekik Dominick membalikan tubuh Rius, ia menepuk-nepuk pipi Rius yang tidak sadarkan diri. "Tuan? Tuan, bangunlah." tambahnya.

Dominick berteriak kencang membuat beberapa penjaga berlarian kearahnya, dan segera membantu Dominick untuk membawa tubuh Rius ke dalam kamar.

Setelah sampai di kamar Dominick langsung membaringkan tubuh Rius, mungkin Dominick hanya seorang penjaga di Mansion ini. Tapi tentu Dominick mengerti dan paham dengan bau minum-minuman beralkohol. Dan hanya dengan melihat keadaan Rius saat ini, Dominick yakin kalau Rius sedang mabuk. Tidak hanya itu dari pernafasan Rius pun tercium aroma alkohol.

Dominick terdiam memandang wajah Rius yang terlelap, melihat Rius membuat Dominick merasa sedih. Karena bagaimanapun Rius sudah seperti adik untuk Dominick. Pria yang terbaring di hadapannya saat ini sudah berubah 180 derajat, semenjak kepergian seseorang di masalalu. Sebagai orang paling lama dan mengenal baik Rius, tentunya Dominick tahu betul bagaimana Rius dulunya. Sangat murah senyum dan hangat, tidak seperti sekarang ini. Ia jarang sekali melihat senyum di wajah Rius, dan kehangatan yang dulu ada kini sudah tidak pernah ada lagi.

Seperti yang Dominick ketahui kalau Rius memang sudah berubah 180 derajat dari sosok Rius yang dulu. Rius yang sekarang ini, tidak pernah senyum dan tidak pernah hangat. Rius sekarang, hanya sesosok Pria berwajah dingin dan jarang sekali tersenyum. Siapapun yang ada di posisi Dominick sekarang ini, pasti akan merasakan sama.

Tuan, kau seperti adikku. Aku berharap dia kembali untuk mengubahmu menjadi sosok Rius yang dulu. Sosok Rius yang penuh kelembutan dan kehangatan, juga sosok yang penuh senyuman. ucap Dominick dalam hati.

Dominick melangkah keluar kamar, tidak ingin mengganggu Rius. Melihat keadaan Rius sungguh membuat Dominick tidak tega. Kepergian seseorang itu benar-benar terpengaruh dengan kehidupan Rius sekarang ini. Karena itu, Dominick selalu berharap seseorang itu bisa kembali dan bisa mengembalikan kehidupan Rius yang dulu.

Sebenarnya ada banyak wanita yang ingin mencoba mengambil hati seorang Athanarius Ryford, akan tetapi banyak dari mereka yang menyerah karena sikap Rius yang begitu dingin terhadap wanita.

Rius itu tampan, sangat tampan. Namun, ketampanannya selalu tertutupi oleh sikap dingin Pria itu. Tapi walau dingin dan datar, ketampanan Rius tidak berkurang sedikitpun.

Protective's Pilot [SUDAH DIBUKUKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang