BTS - FAKE LOVE (Extended Version)
Hope you like it 😘
***
Hari minggu ini Rindu sama sekali tak memiliki jadwal berarti. Tadi petang, Mamanya baru saja pulang dan setelah beliau sarapan, beliau langsung menuju kamar dan beristirahat. Rindu memaklumi, karena ia tahu, Mamanya pasti kecapekan setelah dari luar kota.
Untuk itu, agar tidak mengganggu Mamanya yang sedang beristirahat, Rindu mengungsi ke rumah Anya. Beruntung sekali dirinya. Ketika ia ke kamar gadis itu, Anya sudah menghidupkan laptop dan siap menonton film ditemani setoples kripik.
"Anyaku sayang," panggil Rindu riang dengan memeluk Anya dan menciumi pipi gadis itu.
Anya beringsut menjauh dan mendorong wajah Rindu dari wajahnya. "Najisun lo! Kenapa ke sini?"
Rindu mengedip lucu. "Gue bosen di rumah. Mama lagi istirahat, nggak berani ganggu."
"Trus lo ngungsi ke sini buat ganti ngegangguin gue?"
"Ih, suka suudzon, deh, sahabatku ini." Rindu mencubit kedua pipi Anya gemas dan langsung mendapat pelototan dari empunya.
"Yaudah, gue mau nonton bird box. Lo cukup duduk anteng dan jangan banyak komen ya," peringat Anya sebelum menyetel filmnya.
Rindu mengangguk antusias. "Siap, bosku."
Anya memutar kedua bola matanya. Ia sudah sangat hafal bagaimana sahabatnya ini jika menonton sesuatu. Pasti mulutnya tidak akan diam dan akan selalu berkomentar mengenai banyak hal. Bahkan hal sepele pun tak luput dari celotehannya.
"Kok bisa ya, mereka mati kalau ngelihat?"
Tuh, kan.
"Nonton aja, Rin." Anya menyahut malas.
Beberapa menit kemudian, Rindu tidak tahan kalau tidak berkomentar. "Menurut lo, itu dedemit apa apa sih? Setan? Apa sihir?"
"Rin,"
"Okey, okey. Gue diem."
Film sudah berjalan beberapa menit, sampai kepada seisi rumah yang semula terisi beberapa orang kini tinggal dua orang saja dengan dua anak kecil yang baru saja lahir.
"Nya,"
Anya melirik sinis. "Apa? Awas kalau nggak penting."
Rindu mendengus sebentar sebelum menghadapkan tubuhnya ke arah Anya. "Kayaknya Abang lo mulai ngasih lampu hijau deh ke gue, Nya."
Alis Anya terangkat ketika mendengar topik yang ternyata bukan seputaran film ini. "Maksudnya?"
"Iya. Kayaknya nih ya, Kak Saveri mulai suka sama gue."
"Hilih, ngaco lo. Nggak mungkinlah, Rin. Lo kalau mau ngayal nanti-nanti aja. Ini film masih seru, loh."
"Ih, beneran, Nya. Masa nih, ya, semalem gue diajakin malem mingguan."
"Oh gitu, yaa. Jadi semalem malam mingguan gue nggak diajak. Bagus."
Rindu menggoyang-goyang lengan Anya supaya gadis itu tidak ngambek sekarang. "Duh, Nya. Denger dulu."
"Hm,"
"Kak Saveri masa dia manis banget ke gue. Nggak kayak dia yang biasanya banget."
"Manisnya gimana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
RINDU √ [SUDAH TERBIT]
Teen Fiction[FOLLOW DAHULU SEBELUM MEMBACA] [PART MASIH LENGKAP] Rindu percaya dengan pepatah yang mengatakan, "Usaha tidak pernah mengkhianati hasil." Maka dari itu dia tidak akan menyerah akan cintanya. Saveri, lelaki dingin, ketus, cuek juga kasar. Harusnya...