BLACKPINK - STAY
Hope you like it ♥
***
Rindu terbangun dengan napas terengah. Entah apa yang baru saja ia alami, rasanya seperti ia baru saja bangun dari mimpi buruk.
Klian pernah merasakannya? Ketika demam terlalu tinggi membuat perasaan tidak nyaman dan terbangun dengan jantung berdegup keras, begitulah Rindu saat ini.
Ia begitu risau entah kenapa. Ia mengedarkan pandangan dan begitu pintu terbuka, ia menemukan Saveri di sana. Menatapnya dengan membawa baskom berisi air.
"Udah bangun?" Saveri berjalan mendekat dan memeriksa suhu tubuh gadis itu. "Masih panas."
Ia meletakkan baskom dan memasukkan kain untuk kompresan kemudian ia peras dan letakkan pada dahi Rindu.
"Gue ambilin makan dulu abis itu minum obat."
Ketika Saveri hendak pergi, tanpa diduga, Rindu meraih tangan lelaki itu. Ia menggapai kelingking Saveri, menatapnya memohon.
"Jangan pergi, Kak. Temenin Rindu bentar di sini."
Saveri melihat kelingkingnya yang dipegang Rindu. Telapak gadis itu hangat.
Saveri tersenyum kemudian menggenggam tangan Rindu. Ia memilih untuk duduk di lantai sambil memegangi sebelah tangan gadis itu.
"Aku nggak pergi. Kamu istarahat lagi aja. Aku temenin di sini," ucap Saveri lembut sambil membenahi rambut yang berceceran mengenai wajah gadis itu.
Entah kenapa, Rindu merasa nyaman. Ia bisa tidur kembali dengan perasan tenang karena Saveri mengusap lembut punggung tangannya.
Seperti mimpi, Saveri berkata, "Aku di sini. Kamu jangan khawatir."
Melihat Rindu terlelap, Saveri mengedarkan pandangan. Ia sudah dua kali masuk ke kamar Rindu. Pertama kali, ia tidak begitu memperhatikan detail karena saat itu malam hari.
Dan sekarang, ia bisa melihat jelas. Banyak potonya yang diambil candid terpajang di atas kepala ranjang. Ada juga poto pada saat pemotretan dan poto masa kecilnya tertata rapi pada pigura duduk yang diletakkan di meja belajar juga nakas gadis itu.
Orang lain mungkin akan risih dan mengira Rindu sama halnya seperti penguntit. Tapi Saveri tidak.
Ia sama sekali tidak risih ataupun merasa terganggu. Ia malah merasa ini adalah hal menarik yang baru ia temukan dari sosok Rindu.
Setelah memastikan Rindu benar-bebar terlelap, Saveri bangkit dan berjalan menuju meja belajar Rindu.
Ia mendengus kala mendapati beberapa poto aibnya juga ada di sana.
"Dasar! Ini pasti Anya yang kasih."
Ketika ia membalik pigura itu, ia menemukan tulisan di sana. Senyum merekah terbit dari bibir Saveri. Ia mengambil pulpen dan menuliskan sesuatu di sana.
***
Rindu bangun dari tidurnya dengan perut keroncongan.
Pusing di kepalanya sudah banyak berkurang. Tiba-tiba saja ia teringat sesuatu.
Bagaimana bisa ia berakhir di sini? Seingatnya, tadi ia masih di sekolah dan saat pusing itu datang, semuanya gelap. Hanya itu yang bisa Rindu ingat.
KAMU SEDANG MEMBACA
RINDU √ [SUDAH TERBIT]
Teen Fiction[FOLLOW DAHULU SEBELUM MEMBACA] [PART MASIH LENGKAP] Rindu percaya dengan pepatah yang mengatakan, "Usaha tidak pernah mengkhianati hasil." Maka dari itu dia tidak akan menyerah akan cintanya. Saveri, lelaki dingin, ketus, cuek juga kasar. Harusnya...