BTS - Miss Right
(masih jadi salah satu lagu kaporit)Hope you like it ♥
***
Pagi itu, Rindu terbangun dengan perasaan yang membuncah. Masih dengan posisi telentang di kasur dan selimut menutupi sebagian tubuhnya, ia tidak bisa berhenti untuk tersenyum.
Malah pagi-pagi, kedua pipinya sudah terasa seperti dibakar.
Mata Rindu mengerjap beberapa kali untuk mengingatkan bahwa kejadian kemarin bukanlah sebuah mimpi.
Ia mengangkat tangan kirinya, dimana di jari manisnya tersemat cincin perak. Senyumnya masih belum memudar.
Wah, sungguh bahagianya Rindu pagi ini. Semuanya serba tanpa diduga. Bagaimana bisa Saveri merencanakan tunangan itu tanpa campur tangan Rindu? Bahkan saking terkejut dan bahagia dirinya kemarin, Rindu tidak sempat bertanya dan meminta penjelasan.
Buru-buru Rindu menyibak selimut dan bangkit berjalan menuju dapur. Ia harus menemukan jawabannya.
Masih dengan baju tidur biru langitnya, Rindu melangkah ringan menuruni anak tangga. Ia mengintip dari pintu yang menghubungkan ruang keluarga dengan dapur.
Di sana ada Sarah memakai celemek kesayangannya sedang berkutat dengan peralatan dapur. Seperti biasanya, Sarah juga sudah berpakaian rapi.
"Ma?" panggil Rindu dengan menyembunyikan sebagian tubuhnya di balik dinding.
Entahlah, saking bahagianya sampai-sampai Rindu tidak bisa menyembunyikan rona di pipinya. Hal itu tentu saja membuat ia sedikit malu menunjukkan wajah merah di hadapan semua orang.
"Hm?" Sarah tanpa membalikkan tubuhnya menjawab.
"Yang kemarin itu beneran kejadian, kan, Ma?"
"Kejadian apa?"
"Itu..." Rindu memainkan cincin di jari manisnya. "Rindu beneran udah tunangan," ujarnya dengan suara pelan.
Sarah membalikkan tubuhnya dan memandang wajah putrinya dengan geli.
"Coba kamu tanya sama orang yang di belakang kamu."
Rindu mengerutkan dahi tidak mengerti. Tapi ia memilih berbalik dan betapa terkejut dirinya melihat Saveri berdiri dengan posisi membungkuk sejajar tepat di depannya.
Mulut Rindu terbuka otomatis. Sejak kapan Saveri berdiri di belakangnya? Jangan bilang lelaki itu mendengar pa yang Rindu katakan tadi? Kalau iya, mau ditaruh mana ini wajah Rindu?
"Kak Saveri?"
Terlihat lelaki itu menahan senyum sambil menegakkan badannya.
"Pagi,"
Jantung Rindu hampir keluar dari tempatnya karena tiba-tiba saja Saveri mengacak puncak kepalanya. Apalagi menyadari bahwa dirinya masih dalam kondisi berantakan baru bangun tidur.
Bagimana jika Saveri ilfeel melihatnya? Mana Rindh tadi juga tidak sempat mencuci mukanya. Bisa dibayangkan sebarapa malu Rindu sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
RINDU √ [SUDAH TERBIT]
Teen Fiction[FOLLOW DAHULU SEBELUM MEMBACA] [PART MASIH LENGKAP] Rindu percaya dengan pepatah yang mengatakan, "Usaha tidak pernah mengkhianati hasil." Maka dari itu dia tidak akan menyerah akan cintanya. Saveri, lelaki dingin, ketus, cuek juga kasar. Harusnya...