iKon - Im OK
Hope you like it ♥
***
"Mama!" Rindu berteriak nyaring ketika menuruni anak tangga dan langsung memeluk Mamanya yang sibuk membuat bekal dari belakang.
"Duh! Pagi-pagi kebiasaan banget, sih, kamu, Rin?" Sarah sampai memegangi dadanya karena terkejut dengan panggilan dan pelukan tiba-tiba dari putrinya ini.
Rindu hanya nyengir tanpa bersalah dan segera duduk cantik di meja makan. Ia mengoleskan selai nanas pada selembar roti kemudian melipatnya dan menyantapnya segera.
"Ma, jangan lupa buatin dua porsi, loh, ya."
Sarah berdehem dan menuangkan nasi goreng yang ada di penggorengan ke dalan dua wadah bekal.
"Kamu kalau Mama kayak kemaren nggak ada, siapa yang nyiapin sarapan sama bekalnya?"
"Kak Veri."
"Kamu, nih, ya anak cewek, udah kelas dua belas, jangan suka ngrepotin orang lain. Coba kamu hitung, berapa kali kamu ngrepotin Saveri?"
Rindu mendengus dan melanjutkan saja makannya. Ia sudah malas kalau membahas Saveri. Mood paginya langsung anjlok begitu saja.
Sarah menghela napas ketika melihat Rindu tetap cuek sambil meneruskan makan. Ia mendekat dan menyerahkan dua kotak bekal di samping putrinya ini. Mata Sarah meneliti penampilan Rindu dan mengernyit ketika menyadari ada yang salah.
"Kamu sakit, sayang?" Sarah menempelkan punggung tangannya pada dahi Rindu. "Anget. Nggak usah masuk aja, ya, nanti makin parah lo."
Rindu beringsut menjauh dan mengecek sendiri suhu tubuhnya dengan punggung tangan. "Nggak kok, Ma. Rindu sehat. Baik-baik aja, kok."
"Baik gimana maksud kamu? Kemarin habis kehujanan, pasti bentar lagi kamu demam, deh. Nggak usah masuk dulu, ya?"
Rindu tersenyum meyakinkan Mamanya sambil menggenggam kedua tangan Sarah. "Ma, Rindu nggak apa-apa, kok. Anget begini nanti pas di sekolah udah sembuh. Lagian, Rindu udah kelas dua belas, Ma. Sayang kalau nggak masuk."
Mendengar penuturan putrisnya, Sarah sepertinya harus mengalah. "Ya sudah, kamu buruan sarapannya. Biar Mama yang nganter."
Rindu mengangguk dan meneruskan memakan sisa roti yang masih tersisa kemudian meminum susunya. Mungkin Rindu adalah satu-satunya remaja sehat yang masih mementingkan minum susu untuk menu sarapan paginya.
***
Hari ini Rindu benar-bebar mencoba menghilangkan sosok Saveri dari hidupnya. Buktinya, ketika lelaki itu hendak berangkat mengantarkan Anya yang kebetulan bersamaan dengan dirinya yang hendak diantar juga oleh Mamanya ke sekolah, Rindu sama sekali tak melirik. Ia dengan tak acuh memasuki mobil Mamanya dan duduk memalingkan wajah ke arah lain.
Begitu pula ketika mereka sampai pada gerbang sekolah, Rindu buru-buru turun dan memasuki area sekolah. Ia bahkan tidak menggubris Anya yang kewalahan mengimbangi langkahnya.
"Buset! Gue invisible apa gimana, sampek nggak mau nungguin gue dulu, heh?" celoteh Anya ketika sampai di samping Rindu.
"Lagi males gue sama Abang lo."
Anya langsung mengalungkan sebelah lengannya pada bahu Rindu dan menyeretnya dengan riang menuju ruang kelas.
"Udah, jangan galau terus. Ujian bentar lagi, pikirin tuh masa depan, jangan cinta mulu!"
KAMU SEDANG MEMBACA
RINDU √ [SUDAH TERBIT]
Teen Fiction[FOLLOW DAHULU SEBELUM MEMBACA] [PART MASIH LENGKAP] Rindu percaya dengan pepatah yang mengatakan, "Usaha tidak pernah mengkhianati hasil." Maka dari itu dia tidak akan menyerah akan cintanya. Saveri, lelaki dingin, ketus, cuek juga kasar. Harusnya...