eps.21

354 16 0
                                    

Playlist
Andmesh kamaleng- jangan rubah takdirku

***

Segalanya Berubah

"Hujan, kamu mengingatkan aku pada seseorang yang merubah hidupku sesaat. Tapi, dia kini telah pergi entah kemana."

**

Empat tahun telah berlalu, segalanya berubah. Duniaku pun ikut berubah, aku menjadi orang yang lebih banyak bicara dibandingkan sebelumnya.

Hari wisuda telah tiba, aku tidak tahu kenapa?aku takut meninggalkan fakultas ini. Seakan seluruhnya membuatku menjadi diriku yang baru, kedewasaan yang membawaku lebih mengenal tentang keikhlasan. Tapi, aku bersyukur setelah lulus aku sudah menemukan pekerjaan yang pas untukku yah, meskipun bukan di perusahaan ternama namun, itu sudah membuatku senang.

"Ngapain disini?udah kaya patung selamat datang aja."ucapan Reza hanya membuatku tersenyum simpul. "Eh tahu ndak, sejak tadi aku itu nyariin Tama. Eh tahunya disini."

Dia tidak pernah memanggil dengan lo-gue ataupun aku-kamu. Dia selalu saja memanggilku dengan namaku, dan bahasa Jawanya yang melekat jelas di dirinya terkadang membuatku tertawa.

"Lo bisa WhatsApp gue kan"ucapku yang membuat dia berfikir sedikit keras. "Udah, ayo."

"Tam, mas mu jadi datang to."

"Nggak tahu, kalau dia nggak sibuk dia pasti datang kok"ucapku yang berjalan menuju tempat duduk.

Seketika aku seperti mendengar teriak yang memanggil nama Kania. Membuatku berputar dan mencarinya. Aku melihat kesekeliling tempat itu namun, nama itu seolah tak ada disana.

"Tam, nyarik apa to?"tanyanya yang membuatku hanya menggeleng pelan. "Udah, ayo duduk mau dimulai itu."

"Ah iya"ucapku yang mengikutinya.

Apakah dia benar-benar ada disini atau kania yang lain. Aku tidak mengerti, kenapa akhir-akhir ini aku selalu kepikiran tentang dia?

🌿

Kania masih terdiam melihat ke acara wisuda itu. Hari ini dia datang hanya untuk melihat temannya Acha yang mengambil kuliah pendek dan hari ini juga dia wisuda. Dia datang bersama Dewi, Gadis dan Sisi serta, Vina yang datang belakangan.

"Lo kenapa?"tanya Gadis yang melihat Kania begitu khawatir. "Santai aja, lo nggak bakalan ketemu dia kok."

"Ketemu siapa?"tanya Dewi yang membuat Gadis hanya menatap kearah Sisi. "Ketemu siapa Si?"

Sisi hanya membulatkan matanya entah, apa yang harus dia jelaskan pada Dewi?pasti dia akan berteriak begitu kencang.

"Hai, kalian kok ninggalin aku sih"ucap Vina ngos-ngosan. "Kalian, nyuruh aku bawa bunga kan. Tapi, tadi bunganya jatuh jadinya rusak."dia memperlihatkan bunga yang sudah habis terinjak-injak dan patah.

"Astaga, ini pasti lho yang nyuruh dia. Aku kan bilang kemarin Wi, kamu aja yang beli. Gimana dong ini?"ucap Gadis panik.

"Yang wisuda itu Acha bukan pacar lo si Dimas, udah ah. Sekarang mendingan kita cari lagi, deket sini mungkin ada"ucap Sisi yang membuat Gadis memanyunkan bibirnya.

"Hai, aku telat ya. Maaf tadi aku nyarik bunga dulu buat Acha."Dimas membuat ke-5 wanita itu tersenyum.

"Hmm, makasih lo nyelamatin kita semua dari Omelan nya Acha."ucap Kania yang mengambil alih bunga itu. "Ah, iya aku ke sana dulu ya."

Dia berjalan pergi meninggalkan rombongannya. Hatinya mulai gelisah dengan jelas dia mendengar suara Tama tadi saat dia berada di kerumunan orang-orang. Dia kini berada cukup jauh dari tempat dan duduk di bangku taman yang membuat dia akan sedikit merasa tenang.

"Akankah, aku akan bertemu dia"gumamnya yang melihat kearah langit yang begitu hitam pekat. "Sepertinya hujan akan turun"

🌿

Aku hanya duduk terdiam di taman, keramaian membuatku sedikit pusing. Apalagi, banyak sekali bau minyak yang bercampur aduk disana. Dibandingkan berada dikeramaian aku lebih memilih berada di tempat yang tenang. Aku memandang langit siang ini, rasanya hujan akan turun begitu deras.

"Hujan, kamu mengingatkan aku pada seseorang yang merubah hidupku sesaat. Tapi, dia kini telah pergi entah kemana."

Aku sudah seperti orang gila berbicara pada sesuatu yang sama sekali tidak akan pernah menjawab ku. Aku ingin melihatnya walaupun sesaat saja.

"Kania ayo"suara itu membuatku langsung menoleh ke sumber suara. Aku melihat gadis dengan rambut yang terurai serta dress biru selutut yang dia gunakan. "Astaga, lo disini. Gue nyariin lo dari tadi"

"Sisi"aku tidak percaya dengan apa yang aku lihat dia berada di sini.

"Si-"

"Ayo ka, kita nanti ketinggalan acaranya."

Aku tidak tahu namun, sisi menariknya pergi padahal dia melihatku dengan jelas tadi. Aku merasa dia menjauhkan ku dari Kania.

***
Ok teman pembaca sekalian, ini adalah kelanjutan cerita dari Kita dan Waktu. Disini, akan aku jelaskan semuanya, tentang perasaan Kania terhadap Tama.

Jika ingin tahu ceritanya silahkan baca Kita dan Waktu yang pertama. Terima kasih. 😁

Visual dari

Bayu Candra Aditama #Tamasicowokkaku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bayu Candra Aditama
#Tamasicowokkaku

Kita dan waktu (Musim Ke-2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang