eps.37

26 6 0
                                    

Playlist
Monday Kiz (먼데이 키즈) - The Person Within Me

**

**Berlarilah bersamaku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

**
Berlarilah bersamaku

"Kurasa memang cintanya hanya sepihak, wanita ini sungguh diluar dugaan."

**

Dia mensejajarkan langkahnya dengan Kania yang membuat Kania mendesis kesal. Dia menghentikan langkahnya dan melihat kearah pria itu dengan tatapan malas.

"Mau lo apa sih?"tanyanya dengan nada tak suka.

"Mau gue"tanyanya balik.

"Iya"

"Maunya gue itu, lo sendiri maunya apa?"

Bukan menjawab pertanyaannya dia langsung melangkah pergi begitu saja. Dia merasa pria itu memang punya kelainan, bagaimana bisa dokter bisa segila dan seresek itu?

"Lo belum jawab pertanyaan gue"ucap Azmi yang membuat Kania berputar 360 derajat kearah. "Wih, menakutkan."

"Lo sendiri emang menjawab pertanyaan gue, nggak kan."ucapnya dengan nada kesal.

"Yang gue mau apa?"dia mengulang pertanyaan itu

"Iya"

"Yang gue mau itu lo"

Seketika semua orang yang ada disana melihat kearah mereka berdua.

"Lo emang beneran sinting"kesalnya yang berjalan menjauh.

"Rikania, gue beneran."ucapnya yang berteriak membuat kania berlari dan menutupi wajahnya dari orang-orang.

Dia masuk kedalam ruangannya dan menutupi wajahnya dengan lengan yang dia taruh diatas meja.

"Lo kenapa?"tanya Sisi yang melihatnya aneh.

"Gue nggak papa."

Dia sama sekali tidak menujukan wajahnya. Dia merasa malu karena dokter gila itu. Mana ada dokter yang nggak memiliki Wibawa sama sekali kaya dia.

"Wah, dia dapat sangsi lagi."ucap Sisi membuat Kania mendongkrakkan kepalanya keatas. "Luar biasa, dia menembak salah satu staf di koridor."

"Hah!"

"Hmm, katanya wanita itu langsung lari. Dia juga sempat marah-marah gue rasa Dokter Azmi mengalami cinta sepihak"ucap suster baru itu membuat Kania hanya terdiam.

"Kurasa memang cintanya hanya sepihak, wanita ini sungguh diluar dugaan."

Kania hanya mendecak kesal, kali ini dia benar-benar dalam masalah karena ulahnya. Haruskah, dia membunuhnya atau membuangnya kelautan. Dia membuat hidupnya berantakan kali ini.

"Kania"teriakan dari luar membuat dia hanya menarik nafasnya berat.

"Ada apa La?"tanya Sisi yang bingung.

"Kania, lo dicari sama direktur."ucapnya yang membuat dia membuang nafas panjang.

"Kenapa?"tanya Sisi penasaran.

"Iya gue bakalan kesana, gue bisa dibunuh sama dia"gumamnya yang berjalan keluar.

Sisi hanya melihat kearahnya pergi dia merasa aneh dengan Kania. Apa ada sesuatu yang terjadi?

🌿

Azmi duduk santai di ruang itu, dia menatap kesegala arah dengan tatapan malas.

"Sekarang kamu buat ulah apalagi, kamu dipindah kesini bukan untuk main-main."ucap Herman yang membuat Azmi hanya memainkan kakinya yang diayun-ayunkan. "Az-"

"Permisi"suara Kania membuat mereka menatap kearah pintu.

"Hai pacar"teriak Azmi yang membuat Kania menatap dia tak percaya.

"Silahkan masuk bu Kania"ucap Herman sopan kepadanya.

"Terima kasih pak"dia berjalan dan duduk tidak jauh dari Azmi, yang membuat Azmi menggeser duduknya lebih dekat kearahnya.

"Akhirnya lo datang, gue takut disini. Gue berasa kaya tersangka yang sedang di investigasi."gumamnya yang membuat Kania hanya tersenyum canggung.

"Jangan dengarkan dia, maafkan dia yang sudah membuat masalah."ucapan itu membuat dia melirik kearah pria yang kini terus melihatnya dengan tatapan mata berbinar. "Dia memang sedikit gila"

"Ah, kurasa dia memang gila pak."

"Kenapa kalau aku gila? Lo tahu ada yang lebih gila dari gue"ucapnya yang membuat Kania mengangkat kedua alisnya. "Iyakan, Paman"

"Paman"ucap Kania yang melihat kearah Herman.

Seketika satu bantal kursi itu mendarat lurus dikepalanya.

"Dasar brandalan."

Dia tersenyum lebar kearahnya dan menggengam tangan kania begitu erat. "Paman, kurasa aku harus mempertegas. Tempat ini bukan ajang untuk bisnis tapi, untuk pengobatan. Permisi"

Dia membawa Kania keluar, semua mata melihat kearah mereka. Wajah yang selalu ceria tiba saja menjadi serius. Membuat Kania hanya terdiam dan mengikuti jejak langkahnya. Dia tidak tahu mau dibawa kemana?namun, arah itu menuju ke tengah taman.

Dia duduk dibangku taman tanpa melepas genggaman Kania sama sekali. "Haruskah lo terluka seperti ini"tanyanya yang membuat dia mengangkat senyum paksa.

"Lo beneran terluka"

"Luka gue nggak akan pernah bisa sembuh tetapi, gue rasa bisa"

"Tadi bilangnya nggak bisa sekarang bisa, gimana sih?"

"Iya bisa"ucapnya menatapnya serius.

"Caranya"

"Lo jadi pacar gue"

"Hahahahah"seketika tawa Kania pecah membuat dia ikut tersenyum melihatnya. "Modus lo"

"Ih gue serius kali, mau ya"

"Ogah"ucapnya.

Dia beranjak pergi meninggalkan Azmi begitu saja. Pria itu hanya memperhatikan kepergiannya yang semakin menjauh dan hilang.

"Seandainya gue lebih dulu kenal lo, mungkin gue nggak akan terjebak disana Ka."ucapnya yang tertunduk lesu.

***

Kita dan waktu (Musim Ke-2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang