eps.55

18 4 0
                                    

Playlist
AKMU - How Can I Love The Heartbreak

**

**Tidak untuk cinta selain dia" Mungkin cinta lo sekarang buat dia tapi, kita nggak tahu kelak lo akan bersama siapa?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

**
Tidak untuk cinta selain dia
" Mungkin cinta lo sekarang buat dia tapi, kita nggak tahu kelak lo akan bersama siapa?"

**

Kania terdiam di kafe itu hampir 30 menitan. Sebenarnya dia bisa pergi dulu ke toko buku dekat rumah sakit tapi, rasanya malas jika dia harus berjalan lagi ke kafe.

"Hai mbak, lama nggak ketemu"tanya Boy yang membuat dia mengangkat alisnya. "Kenapa?"

"Nggak, perasaan tadi siang gue baru kesini deh"

"Ah benarkah, ku kira mas Danu sama cewek barunya."ujarnya. "Boleh duduk"

"Tentu, lagi pula kafe juga sepi kan."

"Baik banget, nanti kalau saya suka gimana?"

"Bisa banget, pasti banyak cewek yang kamu gituin."ujarnya yang tersenyum kecil.

"Hmm, hanya beberapa nggak semua. Aku nggak hafal, kecuali mbak."

"Bisa aja kamu ini"

"Nunggu Mas Tama ya mbak."tanya yang membuat Kania terdiam. "Sepertinya bukan"

"Kania, maaf telat"ujar Vina yang duduk di hadapannya. "Edo"ujarnya yang membuat Boy langsung terdiam.

"Edo?"Kania memperhatikannya kembali.

"Yah, bocah"teriak Vina yang membuat Edo lari kebelakang dan Vina hampir menabrak orang yang masuk ke kafe. "Maaf"

"Vina"

"Azmi"ujarnya yang berbalik melihat Kania. "Kamu mau ngapain, nyakitin Kania lagi."

"Nyakitin Kania?"

"Ah Vina, lo udah datang. Eh pak dokter di sini juga"ujar Dewi yang menariknya pergi. "Nggak usah lo perjelas, nanti dia tahu"bisiknya yang mengikuti arah Dewi.

"Ernando, dia kerja disini. Kok gue nggak ngeh ya."ujar Kania yang membuat Dewi menatapnya tak percaya.

"Lo fokusnya ke pemilik kafe sih"goda Dewi yang membuatnya hanya diam.

"Gue harus marahin dia dulu"ujar Vina yang membuat Dewi menariknya untuk duduk.

"Mau kamu marahin gimana? Kalau surat ijinnya lo tanda tangani."

"Hah!"

"Lo diakalin Edo berapa kali sih, kenapa nggak pinter-pinter heran aku?"ujarnya yang hanya geleng-geleng kepala.

"Hai, kalian udah pada datang."

"Lo berdua yang ngajak janjian malah telah"protes Vina.

"Astaga ini anak bisa protes juga."ujar Sisi yang membuat Vina hanya memanyunkan bibirnya.

"Emang kalian kenapa ngajak ngumpul? Ada yang asik buat di bahas ya."tanya Dewi penasaran.

"Dia jadian sama Danu"ujar Gadis yang membuat Dewi terkejut.

"Enak aja, nggak ya."ucap Kania yang mendapat sorotan tajam dari ke empat sahabatnya ini.

🌿

Mereka terdiam di sana cukup lama karena harus menunggu Vina yang mengomel pada adiknya itu. "Ah maaf"

"Udah puas marahin dia"ujar Gadis yang hanya di balas dengan anggukan. "Sekarang kamu jelaskan"ujar Gadis yang langsung membuat Kania gelagapan.

"Jelasin apa sih?"ujar Acha yang duduk diantara mereka.

"Lo kok di sini"ujar Sisi yang melihat kearah Kania. "Ah, ini akal-akal lo kan biar gue sama ni dua orang nggak nanya-nanya"

"Nggak"

"Kalian mau ngomongin apa? Gue kesini cuma mau ngasih undangan."ucapan itu seketika membuat tiga orang itu melihat kearah Acha. "Iya, kenapa sih?"

"Nggak, gue nggak nyangka aja lo nikah"ujar Gadis melihat Kania.

"Hmm, bener banget."

"Emang Acha mau nikah sama siapa?"ujar Vina.

"Yang pasti bukan sama Danu"seketika mereka menatap Kania tajam. "Bukan karena Kania"

"Terus"

"Aku merasa kalau cinta Danu bukan buat aku, sejak perpisahan waktu SMP itu. Aku tahu dari awal memang bukan aku."

"Hah!"

"Iya, bukan aku yang dia cintai. Melainkan orang lain, cinta bukan hanya turun dari mata lalu kehati tapi, cinta datang dari hati yang membuat kita memahaminya."ujar Acha yang membuat mereka menatap tak percaya.

"Lo udah putus dari SMP, jadi selama ini."tanya Gadis tak percaya.

"Ya kita teman, perpisahan kita juga baik-baik kok."

"Acha kita udah gede ya"ujar Sisi yang membuat mereka tersenyum.

"Cinta datang karena terbiasa, bukan karena di biasakan. Jadi, jangan salahkan cinta itu jika lo nggak menyukai dirinya."ucapan Vina membuat mereka menatap tak percaya. "Jangan ingkari hati lagi ya Cha, siapa tahu dia memang yang paling baik ?"

"Yahh, kirain nasehatin Kania"celetus Gadis yang membuat semua tertawa kecuali Vina yang kebingungan.

🌿

Kania masih terdiam kata Vina ada benarnya, mungkinkah selama ini dia hanya mengingkarinya. Atau dia hanya terus terjebak pada cinta yang salah.

"Lo masih kepikiran kata-kata Vina"tanya Sisi yang hanya dia beri anggukan pelan. "Gue nggak tahu isi hati orang tapi, emang lo nggak lelah apa? Mempertahankan cinta yang nggak mungkin lo miliki sama sekali."

Dia menghela nafasnya berat.

"Lo berhak menemukan bahagia lo, lo nggak akan pernah tahu kan. Mungkin cinta lo sekarang buat dia tapi, kita nggak tahu kelak lo akan bersama siapa?"

"Kalau gue sama-"

"Sama dia"potongnya. "Gue merasa itu adalah takdir dari Tuhan atas kesabaran lo. Tapi, Ka gue kasih tahu sama lo ya. Buah ke sabaran adalah cara lo mengikhlaskan dia yang bukan milik lo."

"Bener banget, lo pinter ya"ujar Pandu yang membuat mereka saling melihat tak percaya

***

Kita dan waktu (Musim Ke-2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang