eps.45

19 3 0
                                    

Playlist
Maudy Ayunda - Aku Sedang Mencintaimu | Official
**

**Jawaban"Melepaskan dia nya sih nggak salah, cuma caranya aja yang salah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

**
Jawaban
"Melepaskan dia nya sih nggak salah, cuma caranya aja yang salah."

**

Enam tahun lalu...

Aku terdiam melihat kearah jalan di depan sekolah, aku hanya duduk di depan halte sambil melihat beberapa mobil, bis, truk lewat aku hanya menghitung beberapa saja, sebelum aku melemaskan tubuhku dan mulai memejamkan mataku.

Sesuatu menyentuh pipiku yang membuatku terkejut, aku melihat dengan jelas bahwa itu minuman dingin yang membuatku menatap orang itu dengan tatapan tak percaya.

Suara dari kaleng soda itu cukup jelas kulihat saat dia membukanya dan dia hanya duduk di sampingku.

"Ahhh...segarnya. Minum, gue beliin lo bukan cuma buat di pegangin doang."ujarnya yang membuatku hanya terdiam dan membukanya. "Tam, apa lo pernah berpikir buat datang padanya? Walau hanya sekadar mengatakan bahwa lo perduli padanya."

"Hmm,"aku melihat kearahnya tak mengerti

"Ah, bukan apa-apa"ujarnya. "Pertanyaanku tak akan pernah memberi jawaban."

Dia kembali meminum soda yang berada di tangannya. Dia hanya terdiam dan memutar-mutar kaleng minuman itu. Memperhatikan kearah jembatan layang di depan sekolah. Ada dua wanita yang tengah berjalan dengan tawa yang begitu riang. Dia menarik nafasnya dalam dia hanya melihat lurus ke depan entah kemana pandangannya.

"Gue merasa kalau dia tidak pernah mencintai gue sama sekali."ucapku yang membuat dia dengan cepat melihat kearah ku.

"Hah!"

"Sejak awal masuk, gue merasa dia selalu menjauh dari gue. Sampai akhirnya hari gue sadar, ada orang yang lebih perduli ketimbang gue."ucapku yang membuat dia terus melihat kearah ku. "Gue nggak tahu Nu, bisakah gue bilang padanya."

"Lo yakin, dia udah jadian sama yang lain"pertanyaan itu hanya ku jawab dengan gelengan kepala. "Bagaimana bisa lo bilang jadian?"

"Gue nggak bilang jadian Nu, tapi dia udah ada pelindungnya."ujarnya. "Waktu di UKS tadi, Dimas mengatakan bahwa dia mencintainya, bahkan dia rela melakukan apapun untuknya."

"Terus lo nyerah gitu"ujarnya yang melihat kearah ku.

Aku hanya terdiam, aku tidak tahu mengapa?namun, melepaskan dia demi orang lain itu mungkin lebih baik. Ada yang lebih perduli padanya, dan selalu diam-diam melindunginya.

Satu jam sebelumnya...

"Lo nggak usah main labrak orang sembarangan, kalau lo nggak tahu masalahnya"ujar Danu yang membuat Diana hanya menatapnya tak suka.

"Terus mau lo apa?"ujar salah satu wanita disana.

"Lo sentuh dia, jangan harap kalau bedak di wajah lo ini masih menempel"dia bergegas pergi tanpa memperdulikan mereka semua.

Seketika aku hanya tersenyum, kurasa dia akan terus melindunginya. Walaupun, dia milik orang lain sekalipun namun, matanya tak pernah bisa berbohong bahwa dia selalu ada untuknya. "Ngapain lo lihatin gue gitu amat, gue masih normal"

"Lo masih sama Acha"

"Acha!dia udah ninggalin gue, ngapain tanya Acha."ujarnya.

"Kurasa Acha lebih tahu lo ya"ucapku yang membuat dia tidak mengerti.

🌿

Aku hanya menghela nafas berat melihat Raina yang masih menatapku begitu dalam. Kadang, melepas sesuatu demi membahagiakan yang lainnya itu lebih menyiksa diri. Apa lagi dia adalah sahabat?

"Masih merasa bahwa aku jadi penghalang kalian. Mungkin, Kania akan berpikir seperti itu. Kamu meninggalkan dia begitu saja, atau dia-"

"Sudah menyadari cintanya."ujarku yang membuat Raina tersenyum. "Emang aku salah melepas dia sama temanku sendiri."

"Melepaskan dia nya sih nggak salah, cuma caranya aja yang salah."dia menatapku dengan mata penuh tanya. "Cinta bukan tentang dirimu saja, jika kamu terluka karena cinta itu mungkin saja ada yang terluka karena cinta lainnya."

"Ngomong apa sih kak"

"Aku, aku nggak ngomong apa-apa."ucapnya. "Kalau boleh jujur, aku tidak pernah menyukai kakakmu. Begitupun sebaliknya"

"Hah!"

"Rasa bersalah beda dengan cinta begitupun rasa kasihan kan. Aku ingin kamu tahu aja, mencintai itu butuh dua orang bukan sendiri sendiri."

"Mencintai diri sendiri lebih baik"

"Mencintai diri sendiri emang baik, asalkan positif dan tidak menentang Tuhan."ucapnya kali ini hanya membuatku terdiam.

🌿

Hasan masih melihat kearah Danu yang baru masuk ke rumah. "Astaga, ngapain di sini."ucapnya yang melempar jasnya ke sembarangan tempat.

"Lo nggak sedang pura-pura kan"pertanyaan itu membuat Danu tidak mengerti. "Lo tahu alasan dia melepas Kania kan"

"Iya gue tahu, emang kenapa?"tanyanya balik.

Satu pukulan mendarat mulus di pipinya, membuat pria itu merintih perih karena pukulan itu cukup keras. Hingga di ujung bibirnya berdarah.

"Lo kenapa?main pukul gue aja!salah gue apa?"

"Wah, emang lo nggak mikir perasaan dia apa?"

"Kok jadi gue yang salah, dia bilang sama gue bakalan melepas Kania."hampir satu tinju melayang lagi di wajahnya. Namun, Kania tiba saja berdiri di hadapannya.

"Mas Hasan, kenapa mukulin Danu? Dia salah apa?"tanya Kania yang membuat Hasan berdecak kesal.

"Tanya aja sama pacar lo ini"dia pergi begitu saja membuat mereka hanya saling bertatapan tidak mengerti. Pacar, kata itu yang membuat mereka hanya terdiam."Mereka benar-benar luar biasa"kesalnya.

Hasan berjalan tanpa arah dia melihat Raina yang tengah berjalan sendiri. Dengan cepat dia berlari dan mencengkram tangganya. "Hasan"

Dia terkejut melihat Hasan berantakan seperti orang bego. Dia hanya menyipitkan matanya memastikan bahwa tidak ada raut wajah kesedihan melainkan amarah yang telah meluap."kita bicara dulu, sebelum kamu mengomeli aku."

"Kak!"rengekan seperti anak kecil itu seketika membuat wajah marah itu berubah menjadi aneh.

"Hah!"

***

Kita dan waktu (Musim Ke-2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang