eps.35

22 5 0
                                    

Playlist
YANG YOSEOP(양요섭) _ On the road(길에서) (ost Seventeen web drama)

**

**

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

**

sepihak, Menyakitkan
Aku hanya ingin merasakan Cinta yang sesungguhnya.

**

"Ku kira dengan memendam perasaan bisa menyelesaikan banyak hal, ternyata tidak."ucapnya yang melihat kearah langit. "Om, om pernah nggak merasa jatuh cinta sepihak."

"Cinta sepihak"dia berusaha berfikir begitu keras. "Gue nggak tahu juga, gue kadang merasa mencintai seseorang tapi, gue juga nyaman sama orang lain."

"Wajarlah, lo seorang pria."

"Karena kodratnya wanita itu adalah menunggu, itukan maksud lo."ucapan itu hanya membuat Kania mengangguk pelan. "Terkadang wanita itu juga bisa memulai duluan tapi, kebanyakan wanita tidak akan pernah mau melakukan itu."ucapnya yang mengelus rambut Kania pelan.

"Tapi, om-"

"Lo nggak jatuh Cinta ketika ada pria yang mengelus pucuk kepala lo lembut."

"Nggak, emang kenapa?"

"Itu tandanya dia sayang sama lo, bahkan cinta mungkin."

"Semua orang melakukan itu, bahkan gue tidak tahu kalau itu adalah tanda dia cinta menurut gue semua pria melakukannya."

"Iya, hampir rata-rata mereka selalu mengelus kepala dan menciumnya."ucapnya yang membuat Kania sedikit menjauhkan tubuhnya."kenapa?"

"Gue agak ngeri sama lo"ucapnya yang mendapat jitakan mulus darinya.

"Emang gue cowok apaan, lagian lo itu ponakan gue. Gue denger lo suka sama pe-"dengan cepat dia menginjak kakinya dengan begitu keras. "Aaa...Kania"

"Ada apa?"tanya Tama yang melihat kearah mereka berdua.

"Nggak papa, dia emang suka begitu. Gue balik duluan ya, gue harus ngurusin dokumen. Lagian jam istirahat gue juga mau abis, nanti malam lo jemput gue ya. Gue males bawa motor."teriaknya yang berlari pergi.

Sebenarnya hatinya tak mampu dia kedalikan meski beberapa kali dia mencoba namun, dia masih saja takut untuk dengan perasaannya. Ternyata rasa yang dikiranya hilang hanya terkikis lalu tubuh kembali.

"Kukira aku bisa melupakanmu, ternyata aku hanya berusah menutupi perasaanku yang masih saja ada."gumamnya yang terus berjalan tanpa melihat kebelakang.

🌿

Aku terdiam melihat dia bersama dengan Wijaya, melihat dia sesekali tersenyum membuatku merasa sedikit bahagia. Namun, aku sadar bahwa aku tak akan pernah mampu membuat dia untuk tertawa. Alasan dia tertawa bukanlah diriku namun, orang lain.

"Kukira dengan memperhatikan dia dari jauh, dia akan menyadari perasaanku selama ini"ucapan itu membuat dia menatapnya tak percaya. "Kenapa?aku salah."

"Si, lo hari ini ada acara nggak."tanya Hasan yang membuatku melihat kearah Hasan penasaran. "Kenapa lo lihatin gue gitu amat?lo nggak naksirkan sama gue."ucapan itu seketika membuatku melihat kearah menu didepanku.

"Gue nggak ada acara sih kak, gimana kalau kita nonton film aja?"

"Nonton!"ucapku melihat mereka berdua lagi.

"Ok, nanti gue jemput lo."

Aku tidak mempedulikan ucapan mereka aku hanya melihat kearah luar. Melihat mereka saling bercerita, rasanya aku ingin berada disana.

"Berikan padanya, lo harus mengenalnya"ucapnya

"Kenap-"

"Lo banyak protes mulu, udah sekarang"

Entahlah, aku berjalan kearahnya. Aku kira aku benar-benar melupakan dia dengan mencintai orang lain tapi, aku malah menyiksa diriku sendiri dengan bertahan pada ketidak pastian ini. Haruskah aku katakan bahwa aku mencintainya, aku benar-benar tidak ingin melukainya. Tapi, ketakutanku makin membuatku tidak paham.

"Ada apa?"tanyaku yang melihat Wijaya tiba saja berteriak.

Dia berjalan pergi begitu saja, membuatku hanya melihat punggungnya yang semakin lama menjauh. Aku berharap dia berbalik tapi, nyatanya dia nggak berbalik sama sekali.

"Dia nggak bakalan hilang, itu buat gue kan"ucapnya yang membuatku menganggukkan kepala. "Lo nggak ada acara hari ini"

"Kafe lagi ramai mas, mungkin gue bakalan sibuk"ucapku yang membuat dia mengerti.

"Ah, gue balik ya. Makasih kopinya."

"Iya"

"Ah, gue tahu dia masih suka sama lo"

"Hah!"

"Gue pergi dulu, dah.."

Aku tidak mengerti dengan yang dia ucapkan namun, mampu membuatku hanya diam saja. Rasanya aku menjadi pengecut yang selalu lari dari perasaanku sendiri. Aku hanya ingin merasakan Cinta yang sesungguhnya.

Karena setiap aku mencintai seseorang aku selalu terluka hanya karena Cinta sepihak yang kurasakan.

***

Kita dan waktu (Musim Ke-2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang