eps. 41

26 4 0
                                    

Playlist
Auli'i Cravalho - How Far I'll Go

**

**Sikap"Kenapa lo tanya gue ?tanya orangnya sendiri gih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

**
Sikap
"Kenapa lo tanya gue ?tanya orangnya sendiri gih."

**

Kania menceritakan semuanya kepada Sisi, membuat Sisi hanya melihatnya yang asik bercerita. Dia mencoba meyakinkan dirinya untuk tidak jatuh lagi dalam cinta yang salah ini. Tetapi, hatinya terus memberontak.

"Lo masih suka sama dia, gue kira lo udah lupa sama dia."ucapnya dengan mulut yang penuh namun, masih terdengar jelas.

"Gue juga nggak tahu Si, haruskah gue ngelupain dia."

"Ka, kalau saran gue. Mendingan lo coba deh buka hati buat yang lainnya, pasti ada kok orang yang akan selalu ada buat lo."

"Dimas maksud lo?"ucapnya tertawa pelan, "lo gila pacar orang itu."

"Emang lo nggak ngerasa gitu?"

"Ngerasa apa?"

"Astaga, lo nggak peka banget sih jadi orang."

"Peka gimana?"

"Susah ngomong sama lo"ucapnya yang kembali memakan-makanannya tanpa memperdulikan Kania.

Kania masih mencerna kata-kata Sisi yang lebih rumit dari pada menghafalkan jenis obat-obatan.

🌿

Azmi terdiam di ruangannya, dia tidak memperdulikan jadwalnya yang padat hari ini. Dia hanya terus memikirkan Kania, wajahnya selalu berubah ketika dia melihat Tama.

"Segitu sukanya dia sama pria cafe itu"gumamnya yang terus menatap kearah pintu. Entah, apa yang dia harapkan saat ini?atau dia hanya ingin melihat kedatangannya untuk mengomeli dia.

Seketika pintu terbuka, dia terkejut melihat pintunya terbuka. Namun, apa yang dia harapkan tidak seperti pada kenyataannya?

"Kenapa lo?kaya lihat setan aja!"

"Iya setannya lo"ucapnya pada Danu yang hanya cengengesan nggak jelas. "Gue ada perlu nih, sama lo."pertanyaan itu seketika membuat dia mengerutkan dahinya.

"Gue cuma minta bantuan doang, nggak ngutang kok"

"Bantuan apa?"

"Nah, gitu kek dari tadi. Gue mau pinjam-"

"Ah ogah, susah buat nyari lo"potongnya yang mendapat jitakan mulus dari Danu.

"Enak aja, gue belum selesai ngomong main lo potong aja. Emang gue rumput apa?"

"Ya udah lo mau pinjem apa?"

"Gue pinjem kania boleh"

Dia terdiam sejenak. "Kenapa lo tanya gue?tanya orangnya sendiri gih."

"Kata om lo, dia dibawah pengawasan lo. Dan gue suruh bilang ke elo."

"Ya nggak pinjem juga, dia bukan barang kali Nu. Emang lo butuh Kania buat apa sih?nggak buat jadi pacar bohongan kan."

"Nggaklah, gue pinjem dia buat jadi asisten gue. Gue mau ke Bandung buat jadi sukarelawan di daerah sana."

"Bandung?berapa lama?"

"Sekitaran 3 minggu -lah"

"Nggak ada yang lain, selain Kania."tanya sedikit terkejut.

"Yaelah Az, nggak lama kok. Lho juga bisa calling gue. Lagian gue cuma di kota Bandung kali. Jakarta Bandung nggak sampai satu hari kan."

"Emang lo mau kemana aja?"

"Gue penyuluhan di beberapa sekolah, buat pelajaran edukasi. Agar mereka tahu pentingnya kesehatan."

"Hmm, ngomong-ngomong lo nggak butuh personil baru gitu."

"Buat apa?udah cukup"ucapnya terkekeh pelan.

"Ah nggak asik lo."

"Permisi"suara itu seketika membuat Azmi dan Danu saling melihat satu sama lain.

"Maaf pak, sejak tadi saya ketok nggak ada yang jawaban. Saya pikir bapak nggak ada"

"Kenapa lo jadi formal gitu?"tanya Danu yang membuat Kania menatapnya tajam. "Kalem, gue cuma tanya doang."

"Ini laporan obat kemarin, katanya anda ingin mengeceknya bukan. Dan ini data keuangan yang-"

"Stop, itu bagian administrasi."

"Kata- ah sudahlah. Kalau begitu saya permisi."ucapnya yang beranjak ingin pergi. "Ah satu lagi, tawaran ke Bandung saya ikut"ucapnya yang berlalu tanpa mendengar perkataan Azmi.

"Wah, dia luar biasa"gumam Danu yang membuat Azmi hanya menggeleng kepalanya pelan.

***

Kita dan waktu (Musim Ke-2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang