eps.38

32 4 0
                                    

Playlist
Goodbye - Air Supply

**

**I can't touch your heart pertemuan pasti akan berujung perpisahan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

**
I can't touch your heart
pertemuan pasti akan berujung perpisahan. Begitulah hukum alam

**

Matahari kini berada di ufuk barat, memperlihatkan warna jingga yang begitu menyala. Seolah cakrawala menunjukkan keindahannya.

"Kania gue duluan ya, udah ada janji sama kak Hasan."ucapnya yang membuat Kania hanya mengangguk mengerti.

Dia melihat kepergian Sisi yang menujuh arah Hasan yang telah menunggunya diatas sekuter miliknya. "Kita duluan ya Kania, bye"ucapnya yang membuat Kania hanya membalas dengan senyuman.

"Bilang kek, hati-hati dijalan."suara itu hanya membuat Kania berjalan begitu cepat. "Yah, ditinggal lagi."

Dia mengikut Kania melangkah, dia tahu kemana jalannya pergi. Dia ingin pergi melewati kafe itu, sebenarnya tidak salah sih. Pulangpun dia juga akan melewatinya.

"Lo nggak bawa motor"teriak Azmi yang membuat Kania melirik tanpa memutar badannya.

"Nggak"ucapnya.

"Terus, lo mau jalan gitu"

"Menurut lo"

Kania tiba saja terlonjak kaget saat Azmi berdiri didepannya. Dia seperti hantu yang tiba saja muncul sesuka hatinya.

"Lo emang beneran sinting, minggir"

Dia mendorong tubuh Azmi dan melihat Tama dan Kharisma didepannya. Melihat wajah bahagia di wajah Tama membuat Kania menarik tubuh Azmi yang lebih tinggi darinya sedikit untuk menutupinya. Dia tidak mengerti, harusnya dia biarkan saja bukan bersembunyi seperti ini tetapi, dia hanyalah seorang wanita yang tak pernah bisa menyembunyikan perasaannya sendiri.

"Gue nggak papa."ucap Kania yang melihat kearah Azmi.

Azmi mengangguk mengerti, dia tidak akan banyak bertanya. Bahkan dia akan melupakan kejadian ini. Dia melihat wanita ini sangat rapuh, dia berharap pertemuan itu adalah takdir mereka. Namun, dia sadar. Tuhan mempertemukannya kembali hanya untuk belajar ikhlas dari pertemuan.

"Gue tahu kok, pertemuan pasti akan berujung perpisahan. Begitulah hukum alam"ucapnya yang berlalu pergi setelah mereka meninggalkan Kafe.

"Kita pergi sekarang"ucapnya yang menggandeng tangannya begitu saja.

"Emang kita mau kemana sih?"

"Udah ikut aja"

🌿

Mereka berada dipasar malam dipinggir kota, disana banyak wahana permainan yang bisa untuk dimainkan. Kania hanya melihat kearah bianglala yang berputar disana.

"Kita naik kora-kora, kamu mau"tanya Azmi yang membuat dia menggeleng cepat. "Atau mau naik wahana lain"

"Kembang kapas enak kali ya, ayo kita beli."ucapnya yang menarik Azmi mendatangi penjual kembang kapas dipasar malam itu.

Antrian yang cukup panjang membuat Azmi melirik kearah Kania. Wanita itu terus melihat tanpa menggeluh sama sekali.

"Lo nunggu disini sendiri nggak papakan, gue nanti balik lagi."

"Iya"

Azmi meninggalkan dia entah kemana?sebenarnya dia merasa canggung sih sendirian. Tapi, dia lebih baik seperti ini dibandingkan harus berjalan dikeramaian. Beberapa kali ada yang menyenggolanya, menginjak kakinya tapi, dia hanya terus menunggu. Jika dia mencari Azmi pun percuma, mereka akan saling mencari nanti.

Dia terus melihat kembang kapas yang berbentuk lucu itu. Cotton candy yang lagi hitz dikalangan remaja saat ini.

"Pak satu"ucap Kania yang sambil memilih.

"Yang mana mbak"

Dia berfikir sejenak hingga dia tertarik dengan karakter beruang itu,

"Yang ini pak"
"Yang ini"

Dia melihat kesuara itu, dia tidak menyangka bahwa mereka akan bertemu.

"Jadi, buat satu atau dua orang ini"ucapnya yang membuat mereka saling menjauh.

"Dua pak"ujar Azmi dari belakang.

"Lo darimana?"tanyanya.

"Gue dari beli tiket naik bilanglala"ucapnya yang menujukan tiket kearahnya.

"Mbaknya dulu atau masnya dulu ini"tanya penjual itu dengan mengarahkan ke mereka.

"Kita dulu pak"ucap Kharisma yang mengambilnya.

"Ini pak uangnya"ucap Tama yang memberikan selembar uang 50.000. "Buat dua orang"ucapnya yang bergegas pergi.

Kania melihat dia yang menjauh, saat Azmi ingin melangkah dia mencegahnya. "Biar aku saja"

Kania mengejar dia yang berjalan dengan Kharisma hatinya sebenarnya sakit tapi, dia memilih untuk diam saja. "Tunggu"teriaknya yang membuat mereka berhenti.

"Iya ada apa?"tanya Kharisma membuat Kania hanya menatapnya sekilas.

Dia mengambil tangan Tama dan memberikan uang satu lembar duapuluh ribu dan lima ribu untuknya. Membuat Tama menatap uang itu dengan tatapan kosong.

"Kok dibalikin"tanya Kharisma yang membuat Tama melihat kearah Kania.

"Saya rasa ini bukan hak saya, silahkan jika kamu mau memberikan pada orang lain."ucapnya yang membuat Tama masih terdiam melihatnya. "Saya permisi."ucapnya yang berlalu pergi.

"Kania"ucapnya yang membuat Kania memutar tubuhnya dan melihat kearah Tama. "Semoga bahagia"

Saat itu juga hati Kania seperti tertikam oleh pisau tumpul. Dia hanya terdiam melihat mereka berdua, dia tersenyum kemudian membalikan badannya. Dia melihat Azmi yang melihat Kania dengan tatapan tak percaya.

"Azmi, ayo kita pergi."ucapnya yang menarik tangan Azmi untuk menjauh dari sana.

Azmi hanya melihat kearah Kania yang sejak tadi terdiam, dia tidak tahu sesakit itukah. Dia hanya mendengar bahwa dia mencintainya sejak mereka berada dibangku SMP sampai sekarang.

"Gue baik-baik saja kok"

***

Kita dan waktu (Musim Ke-2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang