eps.27

37 7 0
                                    

Playlist
Fiersa Besari -april

**
Mohon maaf, bagi pembaca sekalian
Kita dan waktu 2 mulai minggu depan akan di update satu minggu sekali.

Terima kasih 😉

Terima kasih 😉

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

**

Lovesick

Dia hanya butuh sandaran, lo pun sama. Jangan menyakiti diri lo sendiri kaya gini

**

Aku selalu melihatnya seperti itu sibuk dengan pohon kaktus ditaman depan. Aku tidak tahu, kenapa dia bisa merawat kaktus itu?padahal, kaktus bisa hidup tanpa disiram bahkan disiram kalau ingat saja. Mungkin bonsai bisa saja dia rawat tapi, ini kaktus dengan penuh duri disekujur tubuhnya bungannya pun tak secantik bunga mawar.

"Mau sampai kapan lo rawat itu kaktus, udah banyak kali."ucapku yang membuat dia menatapku dengan senyuman. "Why?"

"Lo balik, gue merasa kesepian dirumah."

"Makannya cari istri biar lo nggak kesepian lagi, dokter kok jomblo."ucapnya yang membaut Rendy tertawa kecil.

"Lo lama nggak pulang kerumah, sampai rumah bawel juga ya."ucapnya yang menaruh peralatan kebun itu. Dia berjalan kearahku dengan asik membersihkan tangannya dari tanah. "Ayo masuk, gue masakin lo makanan sepesial."

"Lo bisa masak, sejak kapan?"

"Sejak lo pergi dari Rumah."ucapnya yang berjalan duluan masuk.

Sebenarnya aku juga merasa bersalah karena pergi begitu saja. Tapi, apa yang harus aku lalukan? Semua terasa salah sekarang.

"Lo sudah bertemu dengannya"tanyanya."Ah, gue rasa lo belum menemuinya."

"Gue sudah bertemu dengannya, dia lari, pergi gitu aja."

"Gue pernah lihat dia ke acara wisuda lo. Gue nggak tahu, dia kesana buat menemui siapa?"ucapnya yang masih asik menyiapkan bahan-bahan didapur. "Gue rasa dia kesana bersama sahabat-sahabatnya."

"Ah, benarkah. Kenapa gue nggak nyadar ya."ucapku berbohong.

Aku hanya tidak mau dia tahu bahwa aku melihatnya juga. Rasanya aku juga akan lari jika dia melihatku waktu itu. Mengapa aku jadi menyalahkannya?

"Sepadan,"teriakan itu membuatku menatap kearah pria dengan t-shirt hitam dan celana olahraga panjang masuk ngeloyor aja. "Eh, lo udah datang gue kira dia bakalan sendirian."

"Danu, lo datang hari ini. Gimana perjuangan Cinta lo mulus?"

"Wah, dia benar-benar membuat kepala gue hampir mau putus. Masak dia bilang, kalau gue cuma pengganggu terbaik dalam hidupnya."kesalnya.

"Lo nggak mau balik mengejar dia."tanyanya yang membuatku penasaran.

"Gue udah nggak perduli sama dia, ah gue lagi mau ngembangin bisnis gue dulu."

"Emang lo bisnis apa?"tanyaku penasaran.

"Gue bisnis kuliner gitu, lumayanlah Tam, duitnya buat gue beliin kuaci."ucapnya yang membuatku hanya tersenyum tipis.

"Gue rasa bisnis lo bisa join sama si kunyuk satu ini, dia keluar dari perusahaan buat bukan kafe didekat tempat kerjanya."ucap Rendy yang membawa sepanci mie rebus. "Nah, makanan sudah siapa?"

"Lo masak mie"tanyaku tak percaya.

"Hmm, ini rasa kari ayam. Ada irisan cabai, telurnya 3 dan sawi."ucapnya tanpa ekspresi. "Ini enak kok, halal juga."

"Wah, kau sudah nggak waras kali ya. Kenapa lo begini terus sih? Lo han-"

"Sepertinya enak nih"ucap Hasan yang berdiri disampingku tiba-tiba. "Wah, kalian makan-makan kok nggak bilang-bilang sih. Gue kan laper juga."

"Kok lo masuk ke rumah orang tanpa permisi sih"tanyaku menatapnya tak percaya.

"Gue udah bilang tadi, lo semua aja nggak denger. Udah, nggak usah banyak protes. Ayo kita makan."

Mereka akhirnya makan bersama membuatku hanya bisa menahan amarahku. Kukira dengan meninggalkan dia, dia mampu bangkit ternyata aku salah.

🌿

Aku duduk terdiam diteras rumah, seperti biasa rumah itu tetap akan sama. Bangku kayu didepan rumah membuatku mengingat saat mobil itu kembali pulang sekarang dia hanya terdiam digarasi tanpa pernah keluar sama sekali.

"Harusnya lo nggak ninggalin dia, lo lebih baik pulang. Lagipula, tidak jauh juga dadi tempat lo membuat kafe."ucap Hasan yang membuatku hanya menarik nafas berat. "Dia hanya butuh sandaran, lo pun sama. Jangan menyakiti diri lo sendiri kaya gini."

"Haruskah gue membawanya kembali, gue membawa dia untuk kembali bersamanya."

"Gue nggak yakin, dia-"

"Ah, lo berdua disini rupanya. Gue balik dulu ya, ada perlu."ucap Danu yang berjalan pergi menjauh.

"Dia tetap sama, meskipun sudah menjadi seorang pria yang luar biasa."

"Dia psikiater"

"Hmm!"

"Gue rasa cara dia berbicara dengan kak Rendy berbeda. Apa mungkin dia seorang dokter jiwa?"

"Memang kakak lo gila apa?"

"Atau dia juga seorang dokter spesialis penyakit dalam. Gue pernah dengar kalau kak Rain punya sedikit masalah dengan jan-"

"Kalian tidak masuk udah malam."perkataan Rendy membuatku bergegas bangkit dari dudukku.

"Gue balik aja kak, jaga kesehatan kakak ya."ucap Hasan pergi begitu saja.

"Lo nggak nyembunyiin sesuatu dari guekan."tanyaku penasaran.

"Nyembunyiin apa?"

"Sudahlah, aku bakalan balik ke rumah lagi."ucapku yang langsung masuk kedalam.

Aku tidak mengerti, ada apa dengannya?aku seperti terjebak pada situasi yang sulit. Kuharap tidak ada apapun diantara mereka.

"Sepertinya ada yang tidak beres"gumamku dalam hati.

🌿

"Gue tahu kok, lo pasti takut gue melakukan hal gila. Hanya karena gue dicampakan olehnya."ucapnya yang membuatku terdiam. "Gue nggak pernah membencinya, gue cuma takut dia akan terus berlari tanpa tahu cara berhenti."

Aku masih terdiam seolah segalanya memang sudah kesepakatan mereka.

"Bisakah, lo nggak beranggapan bahwa gue berpisah dengan Rain karena lo. Gue rasa dia juga nggak akan suka jika lo berfikir seperti itu."

"Lalu kenapa kalian berpisah?"

"Gue nggak tahu, keyakinanku dia kembali masih besar."

"Gue yakin dia bakalan kembali sama lo gue jamin"ucapku memastikan bahwa wanita itu akan kembali dalam pelukannya.

"Gue nggak mau lo terluka lagi, lo butuh sandaran untuk bertanah. Jangan pikirkan gue, pikirkan diri lo sendiri."ucapan itu membuatku terdiam.

Aku tidak tahu apa yang sekarang ada didalam fikir mereka.

"Temuilah Kania, dia pasti juga memilik rasa yang sama."

"Biarkan takdir yang mempertemukan gue dan dia kembali."ucapku yang bergegas masuk kekamar.

***

Kita dan waktu (Musim Ke-2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang