Sehun dan Yoona tiba di depan rumah, kali ini Sehun yang membawa motor soalnya Yoona abis nangis bawang sampe jalanan jadi banjir (?). "Udah kak, jelek ah nangis terus." Sehun bukain helm Yoona terus kasih pukpuk. "Lo sih ga tau gimana rasanya ketemu mantan yang pernah selingkuh di depan mata lo sendiri."
"Ya gimana mau ngerasain, orang pacar aja gak pernah punya gimana mau diselingkuhin." Kata Sehun enteng. "Gak percaya, masa cowok macam lo gak pernah punya pacar?"
"Ya udah sih, bodo amat lo percaya apa enggak." Sehun sedikit sinis. "Iya sih boleh aja gak punya, tapi masa iya lo gak punya cewek yang lo taksir sih."Yoona mendekat menyenggol Sehun.
"Eeeh...itu...ada kok." Pertahanan kecuekan Sehun rapuh, tubuhnya memanas dan pipinya kini merah. "Waah...siapa tuh, ecieee...suka juga lo sama cewek." Yoona terus mendesaknya ini semakin membuat Sehun serba salah, "Siapa nih cewek yang lo suka?"
"Itu..." Sehun mengusap tengkuknya, sungguh ia tak bisa memandang Yoona. Sehun menghindari kontak mata dengan gadis di sampingnya takutnya ketawan kalo pipinya merah sekarang.
"Jangan-jangan lo suka sama gue lagi?" Yoona terus menggodanya walau sebenarnya ia bercanda tapi detak jantung Sehun sudah berdetak tak karuan seperti genderang mau perang.
"Hah apa? Suka sama cewek bar-bar kaya lo? Idih...kepedean banget lo." Sehun berkata sinis lalu pergi tanpa melirik Yoona, takut mimisan soalnya.
"Ada-ada itu bocah," Yoona geleng-geleng, "Tapi kalo dipikir-pikir itu bocah lucu juga ya tingkahnya." Gadis itu sedikit tersenyum kemudian.
***
"Kriing...kriing..." alarm dari jam beker terus berbunyi, "Hoamhh..." Yoona terbangun di pagi hari setelah alarm berbunyi untuk ke-20 kali. "Hoamh...?" Dengan rambut acak-acakan seperti singa, Yoona melirik jam di hapenya.
Jroot...
Tiba-tiba perutnya terasa melilit dan aroma tak sedap muncul di sekitar kamar. Ya... orang cantik aja kalo kentut bau, apalagi kalo mules kayak Yoona sekarang.
"Mak...gue mules!!!"
Buru-buru Yoona keluar dari kamar, mengambil handuk di jemuran, lalu berlari sampai pintu kamar mandi.
"Eits...eh...eh lo mau ngapain? Ngantri dong!" Sehun mencegah Yoona masuk ke kamar mandi. "Minggir lo gue di ujung tanduk bege!"
"Gak bisa! Gue harus berangkat ke sekolah, gue telat potong gajinya gede." Lengan Sehun menghalangi pintu kamar mandi agar Yoona tak bisa masuk ke sana.
"Yeu...itukan urusan lo, gue udah gak kuat woy. Mau gue boker di celana?"
"Gak mau pokoknya gue dulu!" Sehun dorong Yoona supaya mundur, tapi gadis yang lebih tua darinya itu belum mau menyerah.
Jroot...
Kembali suara kentut keluar darinya. "Buset bau!" Sehun menutup hidungnya tak tahan dengan bau busuk dari Yoona. "Makanya lo minggir! Lagian di kamar lo kan ada wc kenapa harus mandi di sini juga!?"
"Tanya adek lo tuh si Mark ngapain mandi di kamar gue seenaknya aja." Sehun bersuara bengek karena masih menjepit hidungnya.
Jroot...
"Kyaaah...minggir lo bisul biawak!" Yoona menarik Sehun kuat-kuat agar tak menghalangi pintu, buru-buru ia masuk kamar mandi dan menguncinya. "Woy jangan lama-lama kak!" Pesan Sehun dari balik pintu.
"SEHUN...YOONA JANGAN BERANTEM TERUS! LAMA-LAMA PAPIH NIKAHIN KALIAN KALO TERUS BERANTEM TIAP PAGI!!!" Dari jauh Bapak Yunho merasa terganggu dengan silat lidah antara Yoona dan Sehun yang hampir setiap pagi terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
BRONIS (Brondong Manis) (iya ✖ osh)
Fanficgue sayang sama lo kak -Sehun sorry, gak doyan brondong apalagi sepupu sendiri -Yoona Hidup Yoona berubah ketika Sehun, sepupunya numpang tinggal di keluarganya. +retjehh +bahasa non baku +lokal