"Terima kasih untuk sepenggal kisah cinta di antara kita, itu sangat berharga walau hanya sebentar. I love you but let me go now, Andriana Yoona Kusuma." Sehun melepas tangannya dari genggaman tangan Yoona, pergi sebelum tangis semakin pecah dan hati semakin terluka.
Walau Sehun melepas genggamannya, Yoona tak ingin semuanya berakhir begitu saja, "Sehun, kenapa lo harus pergi ketika gue terpuruk? Bukannya lo janji bakal perjuangin gue? Bukannya lo sendiri yang bilang kalo lo cinta mati sama gue."
"Kak... gue selalu berusaha perjuangin lo tapi kalo gue nekat terus gue takut lo jadi anak durhaka, ini bukan karena gue nyerah Kak," Ibu jari lelaki itu menyeka setiap butiran air mata yang jatuh di pipi sang dewi yang harus ia relakan pergi, "Lagi pula relain lo adalah tanda ketulusan gue buat lo, inilah tanda cinta gue buat lo, let me go... Yoona!"
"Okay...I let you go." Sebuah perpisahn diakhiri sebuah pelukan dan genggaman yang hilang semakin buram dan menjauh dari pandangan mata Yoona.
Singkat namun sesak ketika Yoona merelakan sang tambatan hati pergi mengakhiri kisah cinta yang seharusnya tak berakhir tragis sesingkat ini. Bahkan jejaknya semakin hilang dalam pandangan, Sehun benar-benar pergi dari hatinya tanpa menoleh lagi ke belakang. Dua hati yang terpisah bukan karena keinginan, bukan kisah cinta seperti ini yang keduanya inginkan, tapi keadaan memaksa mereka berpisah.
Mencoba melupakan kesedihan, Yoona kembali ke ruang inap menemani Mamih yang terbaring di ranjang rumah sakit bersama Papih yang setia menemani istrinya. "H...hai..." Ichang muncul di tengah kepiluan, membawakan beberapa makanan dan minuman untuk Mamih, Yoona, dan Papih di rumah sakit.
"Ini hanya sekedar makanan kecil untuk kalian." Ichang memberikan sebuah tote bag putih berisi makanan yang disimpan di samping tempat Yoona duduk.
"Saya rasa kamu harus ikut saya sekarang!" Sesuatu yang tiba-tiba dilakukan Yoona adalah menggenggam tangan Ichang, mengajaknya bertemu dengan Mamih dan Papih di kamar inap. Sengaja gadis itu hadapkan dirinya dan Ichang dekat dengan ranjang Mamih dan juga Papih yang duduk di sisi kiri berdampingan dengan ranjang sakit Mamih.
"Mih..." Ucapnya lirih, mungkin ini satu-satunya yang bisa Yoona lakukan untuk Mamih. "Pih..." Tak lupa ia juga menyebut panggilan ayahnya untuk mendengarkan kalimatnya saat ini. "Yoona mau menikah dengan Ichang." Walau berat inilah yang terbaik untuk Mamih dan Papih, tersambut tangan Ichang dalam genggaman Yoona saat ini, senyum dan binar mata Mamih mengatakan ia bahagia mendengar keputusan putri sulungnya untuk menikah dengan lelaki pilihannya.
Memang tak ingin tapi perlahan lubuk hatinya mengerti, terkadang apa yang kita inginkan bukanlah yang terbaik dan yang terbaik terkadang bukan yang kita inginkan. Jalani saja dulu apa yang ada di depan mata apapun akhirnya itu adalah kisahmu sendiri, itu yang dikatakan Yoona dalam sanubarinya.
Kecewa itu pasti, tapi ini yang terbaik untuk dirinya dan keluarga yang dicintainya.***
"Na... kamu setuju kalau konsepnya kayak gini?" Setelah sepakat untuk menerima untuk dijodohkan, dua bulan kemudian Yoona dan Ichang sudah sampai ke tahap final persiapan pernikahan. Bahkan kali ini keduanya berada di cafè untuk mendiskusikan dekorasi pernikahannya yang tinggal menghitung hari. "Na..." Ichang memanggil calon istrinya yang terlihat tidak fokus pada layar laptop dimana Ichang sedang mencari gambar di internet.
"Na..."
"Iya Hun?"
Yoona menoleh tanpa tahu dia memanggil nama orang yang salah, "Oh sorry, maksud saya Mas Ichang. Maaf tadi saya sempet dapat kabar dari keluarganya Sehun, katanya dia bakal nginep di hotel deket rumah saya." Ia mencoba mencari alasan agar Ichang tidak tahu kalau diam dan tatapan kosongnya tadi karena dia teringat akan lelaki yang sempat mengisi hatinya walau hanya sekejap.
![](https://img.wattpad.com/cover/171481171-288-k855268.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
BRONIS (Brondong Manis) (iya ✖ osh)
Fiksi Penggemargue sayang sama lo kak -Sehun sorry, gak doyan brondong apalagi sepupu sendiri -Yoona Hidup Yoona berubah ketika Sehun, sepupunya numpang tinggal di keluarganya. +retjehh +bahasa non baku +lokal