Yoona lari-lari ke kamar lalu loncat-loncat di kasur kesenangan apa gimana terlalu banyak rasa kaya permen nano-nano soalnya. Tadi seneng sekarang tiba-tiba malu sendiri gara-gara dia nyosorin pipinya Sehun, pake acara dicium segala lagi. Ya kan salah sendiri yang nyosor Yoona juga yang malu sendiri.
"Eh sumpah gue ngapain sih tadi pake acara nyosor cium pipinya Sehun huh demi apa gue malu sekarang akh!" Yoona memukul kepalanya sendiri sambil nendang-nendang selimut.
Gara-gara inget kejadian tadi, Yoona masuk ke selimut terus guling-guling ke kiri dan ke kanan. Lagi-lagi Yoona nyungsep ke bawah tempat tidur gara-gara guling-guling di kasur lupa batasan ranjang sampe mana sampe jatoh nyungsep lagi ke bawah.
"Kyaah, kenapa kasurnya kekecilan sih gue kan jatoh jadinya." Yoona asal menyalahkan, inget umur mbak kelakuan anda kayak ABG baru puber terus jadian sama cinta pertamanya saking kasmaran sampe gak kontrol diri.
Merasa sakit di kepala, Yoona meraba sendiri kepalanya hingga ditemukan benjol di dahi yang warnanya biru alias bencenur atuh, gara-gara makin pusing dan sakit Yoona keluar dari kamarnya bermaksud untuk mengompres dahinya.
***
Ketika ia menutup pintu kamar, Yoona bertemu dengan Sehun dari kamar sebelah yang dulu ditempati Yoona. "Mau kemana?" Tanya Sehun ketika melihat Yoona setelah menutup pintu kamar. "Nyari kompresan." Yoona berkata jaim sambil menutup benjol di jidatnya.
"Kompres? Lo sakit?" Sehun menyentuh dahi Yoona, langsung dihempas sama Yoona karena pas kena benjolnya. "Aw sakit jangan kena jidat gue dong!" Yoona sedikit marah akibat benjolnya kepegang Sehun.
"Wah benjol mana biru lagi, abis ngapain sampe benjol begitu?"
"Jatoh dari kasur."
"Makanya bidadari kalo ninggalin surga jangan jatuh disembarang tempat apalagi jatuh dari kasur benjol kan sekarang." Sehun mencubit hidung Yoona dengan kalimat gombalannya lagi.
"Sa ae rengginang kue kaleng ah."
"Gue kompresin mau ya?"
Yoona cuma diam kembali dengan wajah merah merona dan suhu tubuh yang tiba-tiba panas seperti air mendidih. "Kok diem?" Sehun menggenggam tangan Yoona, membawanya ke ruang tengah, "Tunggu di sini ok!" Sehun menyuruh Yoona menunggu di sofa ruang tengah, Yoona masih diam dengan wajah merahnya. Kenapa jadi Yoona yang malu-malu?
Sehun kembali, membawakan es dan handuk untuk mengompres benjol di kepala Yoona. Pelan tapi pasti Sehun mengompres dahi Yoona yang membiru dengan tenang, ini semakin membuat Yoona panas dan merah wajahnya. "Kok malu-malu gitu kayak ABG baru pacaran?" Sehun menggodanya di sela mengobati sang pacar yang baru resmi jadian.
"Hun..." Yoona mulai berani bicara,
"Hmmm?" Sehun menoleh langsung ke wajah Yoona.
"Soal yang tadi depan rumah..." Yoona langsung menunduk saking malunya kalau mengingat saat dia mencium pipi Sehun tiba-tiba tadi.
"Kok berhenti ngomongnya?"
"Gue..."
"Gue apa? Mau dicium juga?"
"Iih enak aja!" Yoona menjauhkan wajah Sehun dengan tangannya.
Tangan Sehun lebih cepat menangkap tangan Yoona, membuat Yoona terdorong ke bawah dan Sehun berada di atasnya. Hanya berjarak lima centi mereka saling berpandangan, "Mau apa?" Yoona memejamkan matanya dengan suasana yang masih malu-malu meong. Wajah Sehun juga semakin mendekat dan mendekat tapi bukannya mencium Sehun malah membisiki Yoona.
KAMU SEDANG MEMBACA
BRONIS (Brondong Manis) (iya ✖ osh)
Fanficgue sayang sama lo kak -Sehun sorry, gak doyan brondong apalagi sepupu sendiri -Yoona Hidup Yoona berubah ketika Sehun, sepupunya numpang tinggal di keluarganya. +retjehh +bahasa non baku +lokal