gaduwa

505 107 8
                                    

"Yeol malam ini gue nginep di rumah lo ya!"

"Maaf bro bukannya gue ga mau, tapi gue sama Wendy lagi di luar kota."

"Ya udah makasih ya Yeol."

Pulang ke rumah Tante Boa sama saja dengan mencoba untuk membunuh diri sendiri, di restoran saja Sehun kena sembur apalagi kalau pulang, bisa habis dia direndam air panas. Lagipula terlalu sakit untuk menginjakkan kaki di rumah malam ini.

"Eh cep Sehun kok sendirian di pos ronda? Gak pulang cep?" Pak Agus, satpam komplek yang biasa mendiami pos ronda melihat Sehun sendirian duduk di malam hari, dimana seharusnya semua orang sudah beristirahat di jam ini. "Hmmm...lagi kurang enak aja suasana di rumah Pak."

"Lagi ada masalah ya?"

"Hmm...ya gitulah Pak,"

"Aya aya wae atuh pake ada masalah segala."

"Saya boleh tidur di sini kan malam ini?"

"Dingin atuh di sini mah Cep."

"Gak apa-apa, saya pengen mendinginkan hati saya pak, di rumah sedang tidak mendukung."

Sampai larut malam Sehun memilih untuk tidur di pos ronda bahkan tanpa selimut dan bantal, padahal hujan sedang mengguyur kota dan malam sangat dingin untuk tidur. Memang terlalu dingin untuk diam di sana tapi pulang ke rumah hanya menambah luka dan masalah saja, sudahlah lebih baik tidur di sini saja pikir Sehun begitu.

Siapa yang tak khawatir kalau penghuni rumah malam ini tak lengkap semua? Mungkin seorang bisa tidur dimana saja sehingga orang rumah tidak terlalu khawatir soal keadaan Sehun, tapi Yoona mengerti kenapa malam ini Sehun tidak pulang. Gara-gara kena semprot Mamih, lelaki itu tak pulang ke rumah demi kebaikan dirinya juga kondisi kerukunan di rumah.

"Hun lo dimana?"

Sekejap Yoona mengintip kamar Sehun yang hampa tanpa dirinya yang pergi tanpa Yoona tahu dimana dia sekarang. "Gue jadi khawatir sama lo," Yoona mencoba menguhubunginya tapi sambungan mengatakan kalau ponselnya Sehun tidak aktif.

"Hujan gede gini lo dimana sih?" Tubuhnya mengekor langkah kakinya yang tertuju pada pintu keluar, tapi sebelumnya dia mengambil payung dari sebuah guci tinggi di dekat pintu.

***

Melihat ke kanan dan ke kiri siapa tahu Sehun ada di sana sampai akhirnya pos ronda depan komplek Yoona lewati, cukup lelah dan dingin memang keliling komplek malam hari. "Pak Agus...Pak Agus!!" Gadis itu hendak meminta izin untuk istirahat di pos ronda.

"Nggh?"

Bukan Pak Agus yang ada di sana tapi Sehun yang terbangun dari tidurnya, "Sehun? Ya ampun lo di sini, gue nyariin lo dari tadi gak pulang-pulang, gue khawatir tahu." Sebal merangkap rindu, Yoona mencubit pundak lebar Sehun. "Nghh...siapa nih? Ganggu gue tidur aja." Sehun belum bisa membuka lebar matanya karena belum sepenuhnya sadar.

"Iih lihat gue baik-baik!" Kedua telapak tangan Yoona memegang pipi Sehun, menggoyang kepalanya agar lelaki itu cepat sadar sepenuhnya. "Yoona?"

"Kuntilanak," Ujar Yoona ketus,

"Kuntilanak kok cantik dan napak kakinya?"

"Cabut aja pakunya kali aja serem."

"Hehehe kok gitu sih, tahu kok pasti kamu kan beb." Sehun menangkup telapak tangannya di pipi Yoona, "Sini duduk Beb!" Ditariknya lengan Yoona agar duduk di sampingnya.

BRONIS (Brondong Manis) (iya ✖ osh)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang