"Kamu mencariku untuk alasan yang sepele saja, itu sudah sangat membuatku senang."
♡♡♡
"Sya, ada yang manggil tuh."
"Siapa?" Sahutku tanpa menoleh, aku sibuk mencatat apa yang ada di papan tulis karena tadi terlalu asik mendengarkan guru menjelaskan.
"Gak tau, kakak kelas keknya deh."
Ha?
Sejak kapan aku punya urusan sama kakak kelas?
"Bentar..." aku cepat-cepat menyelesaikan catatanku lalu segera beranjak ke keluar kelas, menghampiri orang yang mencariku tadi.
Siapa, ya?
"Loh? Kakak?" sapaku terkejut saat melihat dia sedang berdiri di depan kelasku sambil memegang biola.
"Mau ikut?" katanya sambil tersenyum.
"Ngapain? Kemana?" sahutku cepat.
Eh, aku tidak terlihat seperti orang yang benar-benar senang, kan?
"Latihan biola."
"Berdua?"
"Bertiga. Tuh, sama si artisnya sekolah."
Aku mengerutkan keningku heran. Artis sekolah ini kan banyak.
Bukan, bukan artis yang gimana-gimana. Nyebutnya jadi artis karena mereka populer di sekolah ini. Itu aja.
Tak lama seseorang datang menghampiri kami dan menyapa kami dengan heboh.
Oh, dia.
Makhluk jejadian yang ngeselinnya minta ampun.
"Kok kamu sih?" Aku protes pelan tidak terima.
Dia berjalan lebih dulu di depan kami menuju ruang seni. Sedangkan aku dan makhluk jejadian ini berjalan bersisian.
Huh, dikira tadi berdua doang.
Kenapa pula orang ngeselin satu ini ikut juga. Nanti yang ada dia malah bully aku mulu.
"Berduaan tuh gak boleh tau."
Aku mendelik. "Emang dikira ngapain?"
Tapi, ada untungnya juga sih dia ikut. Aku gak bakal canggung di depan kakak.
♡♡♡
KAMU SEDANG MEMBACA
52 Reasons Why I Love You
Short Story[LENGKAP] Sebenarnya, 52 alasan itu tidak cukup untuk menjelaskan mengapa aku mencintainya. Lebih dari 52 alasan. Asal tahu saja, sih. Dan lagipula, ini sesuatu yang konyol. Apa dia akan peduli? Apa dia akan membaca ini? Ah, sudahlah. Anggap saja...