"Karena kamu bukan opsi terakhir dari sekian banyak pilihan. Kamu utama untukku."
♡♡♡
Harusnya aku tahu, semua ini akan berakhir sia-sia.
Membiarkannya tahu perasaanku sama seperti membuka jalan untuk dia membenciku.
Aku menghela napas, menyadari tindakanku barusan yang terlalu gegabah.
Jemariku menekan balon chat yang ku kirim tadi lalu menarik pesan tersebut, membiarkannya seolah aku tak pernah mengirimkan pesan apapun.
Awalnya aku kira aku tak mendapat balasan lagi setelahnya, namun aku salah. Sedetik kemudian balasan pesan darinya muncul.
Batu
😶Batu
Kakak gak tau harus bilang apaIya, pasti kamu terkejut, 'kan?
Semuanya terlalu tiba-tiba.
Aku menghirup napas dalam, berusaha mengusir sesak yang tiba-tiba menyerang.
Kenapa rasanya sakit, ya?
Seperti penolakan tersirat.
Padahal ia tidak mengatakan apapun.
Anda
😊Anda
Gapapa,Anda
Sya cuma mau bilang aja kokPernyataan itu berakhir mengudara tanpa mendapat balasan.
Seperti sebuah pertanyaan yang dibiarkan kosong tanpa adanya sebuah jawaban.
♡♡♡
KAMU SEDANG MEMBACA
52 Reasons Why I Love You
Short Story[LENGKAP] Sebenarnya, 52 alasan itu tidak cukup untuk menjelaskan mengapa aku mencintainya. Lebih dari 52 alasan. Asal tahu saja, sih. Dan lagipula, ini sesuatu yang konyol. Apa dia akan peduli? Apa dia akan membaca ini? Ah, sudahlah. Anggap saja...