31. Genggaman Hangat

72 8 0
                                    

Untuk kita ada tempat yang tercipta di antara jemari hangat bertaut ruang.

♡♡♡

Hari ini adalah pelantikan pramuka kelas 10 di sekolahku.  Acaranya dilaksanakan dua hari satu malam.

Aku selaku anggota PMR di sekolah pun ikut berkemah untuk acara pelantikan ini.

Acaranya memang menyenangkan, tapi sekaligus melelahkan.

Selalu ada saja yang sakit ataupun pingsan. Aku bahkan bisa menghitung dengan jariku sendiri berapa kali aku dapat istirahat dengan tenang.

Kakak juga datang. Ia ikut mendampingi kami. Padahal, seingatku ia memiliki acara di kampusnya. Tapi ia lebih memilih mendampingi acara kami yang bahkan tak ada apa-apanya.

Aku harap, jika aku sudah lulus. Aku bisa seperti dia, yang tidak melupakan begitu saja kegiatan di SMA karena kesibukan kuliah kelak.

Kami memiliki banyak kesempatan untuk bertemu.

Tapi jangan berekspetasi yang macam-macam, nyatanya kami bahkan sama-sama sibuk. Sangat jarang kami bisa mengobrol dengan leluasa selama acara berlangsung.

Aku menghela napas sembari mengusap keringat yang ada di dahiku. Aku melirik ponsel untuk melihat jam berapa sekarang, sudah pukul 3 pagi ternyata.

Jerit malam yang diadakan sebagai salah satu acara sudah berakhir.

Teman-temanku yang lain pun sudah beranjak tidur. Aku masih di sekitar halaman sekolah sendirian. Tidak ada yang ku lakukan sebenarnya, aku hanya tidak mengantuk jadi berniat untuk mencari udara segar.

Dan sebenarnya, tadi aku tidak sendirian. Aku bersama kakak, dan entah kenapa ia merajuk padaku karena aku bersikeras tidak ingin masuk ke dalam ruangan untuk beristirahat dan berakhir meninggalkanku sendirian di sini.

Padahal aku benar-benar tidak lelah dan mengantuk.

Mataku bahkan masih terbuka segar.

Aih.

Lagi-lagi ia bertingkah menyebalkan.

"Masih belum mau masuk juga?"

Aku menoleh, lalu menggeleng pelan saat mendapatinya kembali. Ia mendudukkan diri di sebelahku sembali menekuk kedua lutut dan memeluknya sepertiku.

"Sya tuh keras kepala, ya." gumamnya membuatku mendengus geli.

"Iya," sahutku pelan. "Kok, kakak balik lagi ke sini?"

Ia tersenyum kecil. "Abis adiknya kakak masih aja betah duduk sendirian di sini. Kasihan."

Aku langsung memukul pelan lengannya sambil tertawa kecil. "Ngeselin."

Ia ikut tertawa.

Lucu, ya?

Padahal tidak ada hal yang benar-benar lucu untuk bisa kami tertawakan. Tapi rasanya menyenangkan sekali.

"Coba sini deh tangan kamu, Sya."

Aku mengernyit. "Buat apa?"

"Udah, sini dulu."

Aku mengulurkan tangan kananku ke arahnya, lalu tanpa ku duga sebelumnya ternyata ia malah menggenggam tanganku hangat.

"Sekarang tuh dingin, nanti Sya sakit tau."

Aku menunduk malu.

Dia belajar darimana sih bertingkah manis seperti itu?

Menyebalkan.

♡♡♡

52 Reasons Why I Love You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang