52. Akhir

151 10 1
                                    

Pada akhirnya, kita harus mencintai diri kita sendiri terlebih dahulu dengan benar, untuk bisa mencintai orang lain dengan benar pula.

♡♡♡

Sejak hari itu, kami benar-benar tak lagi berbicara. Kami kembali menjadi orang asing.

Namun entah kenapa aku merasa lega sekarang, meski ada sedikit sakit saat sadar bahwa semuanya tak lagi sama. Tapi pertanyaan mengapa ia berubah sudah terjawab, membuatku tak perlu lagi menerka.

Kami juga sudah sama-sama berdamai, menjalani kehidupan masing-masing seolah tak pernah mengenal satu sama lain sebelumnya.

Mungkin terlihat aneh, tapi ya, memang begitu adanya.

Aku tidak tahu apakah ini benar-benar akhir atau kami hanya berpisah sementara.

Hariku berjalan seperti biasanya, tidak ada yang terlalu spesial. Walaupun hidupku mengalami perubahan yang cukup signifikan sebenarnya sejak ia pergi.

Aku kembali menutup diri, mulai asik dengan diriku sendiri. Itu tidak baik, aku tahu, tapi ini caraku untuk melindungi diri. Sejak ia pergi, seperti menimbulkan trauma tersendiri untukku, aku tak lagi mudah percaya dengan orang lain.

Tapi harus juga kuakui, karenanya aku jadi belajar bersikap dewasa. Bagaimana menahan kalimat yang mungkin saja akan menyakiti lawan bicara jika diucapkan.

Jadi, aku tidak pernah menyesal telah mengenalnya.

Yang kusesalkan hanya mengapa aku gagal mempertahankannya di sisiku.

Ah ya, kabar terakhir yang kudengar tentangnya adalah ia putus dengan pacarnya lalu kembali berpacaran dengan salah satu teman di kampusnya.

Ingat perempuan kedua yang ia bawa ke sekolahku?

Ya, itu orangnya.

Aku tidak mengenal perempuan itu, tapi aku harap ia bisa membahagiakan orang yang ku sayang.

Tidak mengecewakannya seperti aku membuatnya kecewa.

Aku harap mereka bahagia.

Ini bukan tentang happy ending atau sad ending.

Ini kisah tentang penerimaan.

Semoga kalian belajar dari kisahku.

Sampai jumpa.

♡♡♡

52 Reasons Why I Love You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang