Siapa Itu Bapak Kuncoro?

1.5K 224 50
                                    

"Musik dan Enam Hari adalah separuh nyawa gue, sementara Airin adalah nadi dan jantung gue. Tanpa musik dan Airin, hidup gue akan jadi apa? " - Brian.

Brian terus saja merubah arah tidurnya sedari tadi. Rasanya sangat membosankan berada di rumah tanpa aktivitas yang berarti. Hari ini jadwal Enam Hari kosong, jadi Brian tidak memiliki kegiatan dengan Band-nya. Pria itu kembali teringat kejadian kemarin saat Airin yang mengaku tidak sengaja melihat foto di lock screen ponselnya.

Masih dengan posisi tiduran, Brian mengambil ponselnya yang ada di atas meja nakas, lalu memandangi lock screen dengan foto Airin yang sangat menggemaskan itu, menurutnya. Brian seperti sedang dirasuki oleh sesuatu, pagi-pagi sudah menebar senyum tidak jelas hanya karena foto.

"Kenapa dulu gue milih cerai sama Airin ya? Nyesel banget sekarang kalau diingat-ingat. " Celetuk Brian mengundang kembali rasa bersalahnya kepada Airin.

Brian bangun dari posisi tiduran dengan tiba-tiba, ia mendapatkan sebuah ide cemerlang. Sosok itu pun beranjak dari kasurnya lalu meraih handuk dan masuk ke dalam kamar mandi.

-

Airin membukakan pintu pagar rumahnya saat mendengar suara bel yang ia pasang di sana berbunyi.

"Suho? Tumben kesini? Ada apa? "

Airin langsung meluncurkan tiga pertanyaannya, sementara Suho sedikit berpikir harus menjawab yang mana dulu.

Pria itu menggaruk tengkuknya, tidak lama tangan kirinya yang sedari tadi ia sembunyikan di belakang badan, mengulurkan satu buket bunga Tulip segar. Tentu saja Airin terkejut dengan bunga yang diberikan Suho kepadanya.

"Ini....? "

"Ah, itu cuma sebagai ucapan selamat aja kok karena lo berhasil debut jadi model mv! " Kata Suho dengan tersenyum.

Airin manggut-manggut, ia kemudian menerima bunga itu lalu mengucapkan terimakasih. Tapi Airin tidak mungkin menyuruh Suho untuk masuk ke dalam rumah, ia ingat bahwa statusnya adalah seorang Janda. Meskipun hanya dirinya yang tahu, tapi tetap saja akan terasa aneh bagi Airin. Karena itu Airin hanya berani mengajak Suho mengobrol di teras depan.

Dari kejauhan, sosok Brian sedang mengintai dari balik kaca hitam mobilnya. Awalnya Brian tidak yakin apakah Airin masih tinggal di rumah lamanya, setelah iseng datang ternyata hasilnya positif.

Positif masih di rumah yang lama maksudnya.

Tapi sayang sekali, Brian kalah cepat dari Suho. Dia masih ingat siapa pria itu. Suho adalah orang yang dulu menjadi rivalnya saat berjuang mendapatkan cinta Airin.

Di tangan Brian terlihat sedang membawa sebuket bunga, dan rupanya bunga itu sejenis dengan yang di bawa oleh Suho. Bibir Brian menyebik kesal, ia tidak rela kalau Suho akan mendekati Airin kembali.

Mereka berdua terlihat akrab satu sama lain hingga membuat Brian mendengus muak melihatnya, tapi dia sendiri tidak bisa berbuat apa-apa sekarang.

Brian hampir merasa putus asa karena Suho tak kunjung pulang, lalu beberapa saat kemudian pria itu terlihat keluar dari halaman rumah Airin. Ia masuk ke dalam mobil dan pergi. Brian bersemangat kembali, sekarang adalah gilirannya.

Brian keluar dari mobil lalu berjalan menghampiri Airin yang masih menatap mobil Suho dari kejauhan.

"Dia ngapain di sini? " Tanya Brian tiba-tiba, mengejutkan Airin hingga wanita itu hampir memukul Brian. "Kebiasaan ya kamu, kalau kaget sukanya mukul! " Lanjut Brian diselingi gelak tawa kecil saat berhasil menghindar dari pukulan reflek Airin.

Hai, Brian! | Day6 YoungK [completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang