Menyembunyikan Beban Sendirian

944 124 4
                                    

Brian akhirnya sampai di perusahaan. Ia sedikit terlambat, karena itu Brian masuk ke dalam gedung dengan berlari. Pria itu memencet tombol lift dengan angka 5.

Berkali-kali Brian melirik jam kecil di tangannya, ia menyerit panik.

Setelah lift sampai di lantai 5, Brian pun segera mencari ruangan yang akan ditujunya.

"Maaf, telat! " Kata Brian begitu ia membuka pintu dengan tiba-tiba, bahkan Brian sampai lupa mengatakan permisi.

Di dalam ruangan itu ada empat personel Enam Hari dan juga Manager mereka yang terlihat tak bersemangat dengan kedatangan Brian. Si Manager beranjak dari tempat duduknya, ia hendak keluar karena ada tugas lain.

"Lain kali belajar on time, Bri! " Ucap si Manager sebelum melenggangkan kaki keluar dari ruangan. Brian merasa tidak enak, tapi dia mempunyai alasan mengapa dirinya datang terlambat.

Brian berjalan, ia menduduki kursi yang sebelumnya menjadi tempat duduk Manager tadi. Hening, tidak ada yang ingin bersuara sedikit pun. Hal itu membuat Brian semakin tidak enak hati terhadap sahabat-sahabatnya.

"Eh, gimana album kita? Udah sampai mana pembicaraannya tadi? " Tanya Brian berusaha antusias, namun raut wajah Sungjin, Wonpil dan Dowoon justru seperti mengacuhkan.

Jae lebih memilih untuk diam. Dia sebenarnya juga kesal karena Brian hampir setiap saat telat, bahkan di pertemuan penting seperti ini. Tapi Jae tahu, Brian pasti memiliki alasan.

"Guys, maaf dong. Iya gue tahu gue telat. "

"Kalau tahu kenapa masih dilakuin, Bang? " Sahut Wonpil dengan cepat.

"Ah, udah ah! Gue jadi malas, mau keluar dulu! "

Dowoon meraih jaket yang ia letakkan di atas meja untuk kemudian dipakai. Terlihat Wonpil mengikuti apa yang Dowoon lakukan. Mereka berdua pergi tanpa berpamitan dengan baik, seperti ada rasa kecewa yang mereka tinggalkan di ruangan ini untuk Brian.

"Gue kayaknya harus ngejar mereka buat ngasih pengertian. " Usul Sungjin sembari menaruh gitarnya ke samping tempat duduk Jae. Ia kemudian beralih ke Brian. "Nanti lo tanya-tanya aja sama Jae, Bri! Kalian berdua kan kalau ngobrol selalu nyambung. Gue cabut duluan. " Pamit Sungjin. Pria itu terlalu buru-buru sampai lupa membawa tasnya.

Entah kenapa Jae dan Brian seakan merasa kurang nyaman dengan kalimat Sungjin tadi. Seperti mengandung sebuah sindiran yang kurang bisa dipahami oleh keduanya.

"Anak-anak pada kenapa sih? Mood mereka kayaknya lagi nggak baik. " Tanya Brian kepada Jae setelah Sungjin keluar dari ruangan menyusul dua personel muda tadi.

Jae menghela napas panasnya. Sejujurnya dirinya sendiri juga tidak tahu harus memberi jawaban apa kepada Brian. "Lo juga sih yang salah, Bri! " Kata Jae pada akhirnya.

"Iya, gue tahu gue salah. Tapi, mereka tuh nggak kayak biasanya gitu! "

"Nanti pasti juga pada baikan, mereka cuma lagi jenuh aja kali? "

Brian berusaha untuk berpikir positif dan mengiyakan tebakan Jae. Tak berselang lama, Jae yang sedari tadi fokus dengan ponselnya, tiba-tiba saja meletakkan benda itu ke atas meja.

"Bri! "

"Hm? "

"Lo sama Airin jadinya gimana? "

"Gimana apanya? " Balas Brian bertanya, pria itu tampak bingung dengan maksud Jae.

"Ya hubungan lo sama Airin lah! Udah resmi baikan? "

Hai, Brian! | Day6 YoungK [completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang