Back To Jakarta

1.1K 169 34
                                    

Bandara Halim Perdana Kusuma.
30 Maret 2020.
10.54 WIB.

Para kru syuting sudah lebih dulu pulang, sementara staff perusahaan, personel Enam Hari dan juga Airin masih menunggu koper mereka.

Jae merasa ada yang aneh dengan Airin dan juga Brian. Mereka berdua belum terlihat saling menyapa hari ini, bahkan sepertinya saling acuh. Berbeda sekali dengan yang kemarin.

Airin mendapatkan kopernya lebih dulu, ia berpamitan dan segera pulang.

Brian menatap langkah kaki Airin yang semakin menjauh dari jangkauannya. Ia ingin sekali mengejar, lalu mengantarkan Airin pulang. Tapi di sini banyak Wartawan, Brian tidak bisa semena-mena dalam bertindak. Begitu mendapatkan kopernya, ia dan yang lain pun ikut pulang dengan mengambil jalur berbeda untuk menghindari keramaian dari Wartawan dan para Fans.

Bukannya tidak ingin menyapa, hanya saja mereka terlalu lelah jika harus berdesak-desakan demi keluar dari Bandara.

Sebelum terbang dari Bali tadi, Brian sudah menyuruh orang perusahaan untuk mengantar mobilnya ke Bandara, agar dirinya bisa langsung pulang tanpa harus mampir ke perusahaan.

"Eh, gue nebeng ya, Bri! " Kata Jae yang sudah bersiap untuk membuka pintu mobil, sementara Brian masih sibuk menarik ulur beranda Instagram-nya sembari menyenderkan badan di sisi kiri bagian depan mobil.

Brian mendengar suara Jae, tetapi ia sengaja tidak ingin menjawab. Hal itu membuat Jae mendengus kasar lalu menggebrak atap mobilnya Brian. "Nggak nyahut, gue hancurin mobil lo! " Lanjutnya mengancam si pemilik mobil.

Napas lelah mengawali respon Brian, ia membalikkan badan hingga saling bertatap wajah dengan Jae yang ada di sisi kanan bagian depan mobil. Wajah Brian kusut, ia berjalan menghampiri Jae.

"Lah? Kenapa wajah lo begitu? Nggak enak banget buat dilihat! Jual ke tukang loak aja sana, Bri! " Racau Jae tanpa memperdulikan keadaan sekitar. Lagi-lagi Brian hanya menghembuskan napas lelahnya, seakan ia tidak ingin berbicara untuk saat ini.

"Gue mau nebeng! "

"Lo nggak bareng anak-anak aja? Mobil lo juga masih di perusahaan, kan? " Tanya Brian dengan suara yang terdengar berat. Ini kali pertama Jae mendengar Brian berbicara hari ini.

Semalam setelah pesta selesai, Jae baru sadar kalau Airin dan Brian tidak ada. Dan sekitar jam sebelasan saat Brian kembali ke kamar, ia langsung tidur tanpa berbicara satu kata pun, padahal Jae masih terjaga di depan laptop sembari menunggunya. Tadi pagi juga, Brian menjadi orang yang terlambat bangun sehingga Jae kesulitan untuk berbicara dengan sahabatnya itu.

"Mobil gue nggak cuma satu, nanti gue suruh orang buat antar ke rumah. Lagian nebeng lo juga sama aja, kan? " Jawab Jae final. Tidak ingin dibantah, apalagi dipertanyakan kembali.

Tidak lama Sungjin, Wonpil dan Dowon keluar dari kantin Bandara sambil membawa beberapa gelas minuman di tangan mereka.

"Nih, punya lo berdua! " Si Bungsu memberikan dua gelas Americano hangat, masing-masing untuk Brian dan Jae.

"Jae, lo bareng kita atau bareng Brian? " Tanya Sungjin. Mereka sudah harus pulang sekarang untuk beristirahat.

Bukannya Jae, melainkan suara malas Brian yang terdengar menjawab. "Bareng kalian aja ni manusia satu! "

"Gue tadi udah bilang kalau nebeng lo ya, brengkes! "

"BRIAN! " Koreksi Brian, ia kesal dengan panggilan asal dari Jae tadi.

"Yaudah, Bang Jae ikut Bang Brian aja! Ayok pulang! " Kini Wonpil menyudahi pembicaraan lalu menggiring Sungjin dan juga Dowoon untuk masuk ke mobil yang sudah disiapkan.

Hai, Brian! | Day6 YoungK [completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang