Bonus Chapter ; Kabar Gembira

1K 95 10
                                    

Airin terus saja mual sedari tadi, tapi tidak ada apa pun yang bisa ia muntahkan. Brian merasa kasihan dan juga tidak tega melihat Airin yang seperti itu. Ia terus memijat tengkuk sang Wanita, berharap itu bisa sedikit meringankan.

"Kamu beneran nggak sakit, Rin? " Tanya Brian kepada Airin, yang ditanya pun menggelengkan kepalanya. Wajah Airin pucat, menambah kekhawatiran Brian sekarang.

"Kita periksa ke Dokter gimana? "

"Kayaknya aku tuh memang nggak sakit, Bri. " Tangkas Airin.

"Periksanya ke Dokter kandungan, Rin. "

Mata Airin melebar terkejut. "Ha? "

Brian menatapnya dalam, tatapan penuh harap yang juga sangat-sangat menggemaskan. "Siapa tahu kamu memang lagi hamil..., kan? " Tebak Brian dengan sedikit menaruh ragu, tapi dia tetap terlihat bahagia.

*Sumpah pengen ngakuin Young K jadi anak gara-gara foto ini! *

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*Sumpah pengen ngakuin Young K jadi anak gara-gara foto ini! *

Mereka pun akhirnya berangkat untuk menemui Dokter kandungan. Yah, sebenarnya hari ini Brian ada urusan dengan pihak perusahaan, namun itu bisa diurus setelah selesai memeriksakan Airin nanti.

Rasa deg-degan kini menghantui Airin dan juga Brian yang baru saja tiba di tujuan. Kaki mereka sejujurnya berat untuk melangkah masuk. Tapi untuk menyambut calon kebahagiaan, tidak seharusnya ada rasa ragu bukan?

Brian menggenggam tangan Airin, menempatkan jemarinya di sela-sela jemari lentik sang Istri. Ia tersenyum, berharap agar Airin yang melihatnya dapat memiliki kepercayaan yang sama. Tak lama Brian mengangguk, tanda bahwa mereka harus masuk sekarang. Airin membalasnya dan mengikuti langkah Brian yang lebih dulu berjalan sembari menggandeng tangannya.

Pasangan yang satu ini sungguh.....,

Setelah melakukan beberapa prosedur, Airin mendapat nomor antrian untuk masuk ke dalam ruang pemeriksaan. Brian bisa melihatnya, melihat dengan jelas betapa gugupnya Airin saat ini. Kakinya bergetar, entah karena tidak sabar atau memang karena dirinya sedang cemas. Brian semakin mengeratkan genggamannya, seperti ingin memberikan separuh tenaganya untuk Airin. "Kalau pun hasilnya nggak seperti harapan kita, aku tetap sayang sama kamu kok. Jadi jangan terlalu gugup ya? " Ucap Brian yang langsung mendapatkan atensi penuh dari Airin. Wanita itu tersenyum, sedikit tenang karena dikuatkan oleh Brian.

"Nomor urut sebelas, Ibu Airin Dilnatari. "

Airin dan Brian menoleh ke sumber suara, terlihat seorang resepsionis Rumah Sakit tersenyum ramah. "Sekarang giliran Ibu untuk periksa, silahkan masuk ke dalam. " Ucapnya mempersilahkan Airin beserta dengan suaminya, siapa lagi kalau bukan Brian?

Mereka berdua pun masuk ke dalam ruangan untuk menemui Dokter. Di dalam sana sebelum Airin diperiksa, ia sempat ditanyai beberapa hal. Semuanya Airin jawab dengan semestinya.

Dokter mulai memeriksa menggunakan alat-alat canggih yang susah disebutkan oleh orang awam. Brian hanya melihat dari kejauhan, tidak jauh juga sih sebenarnya. Ia memperhatikan dari tempatnya duduk. Harap-harap cemas, Brian ingin hasilnya sesuai seperti apa yang sedang ia bayangkan saat ini.

Hai, Brian! | Day6 YoungK [completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang