Hal Yang Sulit Dipercaya

747 114 9
                                    

Tenaga yang hampir mencapai titik habis, membuat Brian pun Airin diam. Untuk bergerak saja sedikit dirasa mustahil.

Airin menatap lurus ke depan, di mana terlihat sosok Brian, pria yang sangat ia cintai seumur hidupnya. Bukan Brian yang menjadi beban di hidup Airin, tetapi justru sebaliknya. Begitulah isi pikiran Airin saat ini. Ia kembali teringat dengan kalimatnya saat di depan rumah Brian waktu itu. Begitu menyakitkan saat menyadari ia telah membunuh perasaan Brian yang juga sangat mencintainya.

Hongjoong melirik jam kecil yang ada di pergelangan tangannya, bibirnya mendecih dengan keras hingga semua orang yang ada di ruangan itu mendengar. "Si Bos lama banget! " Gerutunya.

Tak lama, sosok Suho masuk ke dalam ruangan. Airin terkejut, sangat-sangat terkejut melihatnya. "Suho? Lo di sini juga? Ho, tolongin Brian! Dia dihajar sama orang itu! " Pinta Airin dengan antusias, tidak tahu saja kalau Hongjoong itu adalah anak buahnya Suho.

Sang Fotografer terdiam. Wajahnya begitu datar ketika beradu pandang dengan Airin. Tak ada jawaban yang dilontarkan oleh Suho, membuat Airin terheran-heran.

"Ho? Telfon Polisi sekarang kalau memang lo takut sama dia! Cepat! Kasihan Brian! " Pinta Airin sekali lagi, dan Suho masih saja diam tak merespon.

"Rin! " Kali ini Brian yang membuka suara, membuat Airin mengalihkan pandangannya dari Suho. "Jangan nyuruh Suho buat lapor Polisi, karena memang dia yang seharusnya dilaporin ke Polisi-akkkkk! " Brian berhenti bicara saat Hongjoong menginjak jemari tangannya agar pria itu tidak bicara terlalu jauh lagi.

Airin semakin bingung. Kenapa Brian berbicara seperti itu?

"Brian benar, Rin. " Untuk kali pertamanya Suho membuka suara di sana. Ia berjalan dan menyuruh Hongjoong untuk menyingkir dari Brian. Tentu saja Hongjoong langsung menuruti perintah Bosnya.

Suho membantu Brian untuk berdiri, namun setelah itu Suho menghantam wajah Brian dengan tinju kerasnya hingga Brian kembali jatuh tersungkur.

Siapa pun, tolong hentikan hal ini!

"BRIANNN! " Airin hanya mampu berteriak dengan mata yang melebar. Keningnya mengerut dan memberikan tatapan tajam untuk Suho. "Apa-apaan sih lo, Ho? Kenapa Brian malah dihajar? "

"Dia memang pantas buat dihajar, Rin! BANCI KAYAK DIA MEMANG PANTAS BUAT DAPETIN ITU! " Jawab Suho dengan lantang. Matanya memerah, menandakan bahwa Suho sudah mulai emosi.

"Nggak, Ho! Brian sama sekali nggak pantas dapat kekerasan dari lo! Lagipula kenapa lo ada di sini? "

"Menurut lo, kenapa orang ini bisa nurut sama gue? " Balas Suho memberikan pertanyaan sembari melirik ke arah Hongjoong.

Airin tidak percaya dengan tebakannya. Orang seperti Suho melakukan hal ini? Padahal beberapa hari yang lalu Suho bahkan sudah merelakannya kembali dengan Brian, lalu kenapa lagi?

"Lo pasti bertanya-tanya kenapa gue beraksi sejauh ini, padahal sebelumnya gue udah menyadari perasaan gue. Tapi lo ingat kan, Rin? Gue pernah bilang, kalau sampai Brian bikin lo sakit hati lagi, gue bakal kirim dia ke Rumah Sakit? Atau, mungkin enaknya langsung ke peristirahatan terakhir aja? "

"Lo nggak tahu apa-apa, Suho! "

"Lo yang nggak tahu apa-apa, Rin! Lo bahkan nggak tahu apa yang udah dilakuin agensinya Brian, kan? Lo nggak tahu kalau nama lo dikotorin sama mereka! Iya kan, Rin?! "

Wanita itu diam, tidak lagi bisa menjawab emosi Suho yang sedang berbicara.

Suho menghela napas lelahnya. Ini sudah jam 10 malam, sudah saatnya semuanya diakhiri, termasuk dendamnya kepada Brian. Namun, tiba-tiba Brian berteriak saat melihat Bapak Kuncoro hendak menyentuh Airin. Suho merotasikan matanya, sama-sama tidak terima jika Airin disentuh oleh orang lain. Ia segera menyuruh Hongjoong untuk mengurus Bapak Kuncoro.

Hai, Brian! | Day6 YoungK [completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang